RSS

Senin, 29 Mei 2017

From upon the hill to the beach

Minggu.
08.05 wib
Pantai watu kodok.

Aku sedang duduk dengan posisi tidak begitu nyaman diatas batang pohon pandan laut. Matahari sudah mulai meninggi. Pun begitu dengan tingginya deburan ombak. Suaranya bersaut-sautan. Merdu. Semilir angin pelan pelan menelisik dedaunan. Menerpa wajahku. Panas sinar matahari masih terasa hangat di punggung. Suasana yang begitu damai.

Di tenda ada lelaki diatas bukit yang sekarang berubah menjadi lelaki pantai. Terlelap kelelahan. Tidur. Dia telah menyiapkan segala hal untukku dan adikku. Menu berbuka dan yang paling penting adalah menu santap sahur kami hari ini. Eksperimen menanak nasinya berhasil. Jauh dari apa yang aku masak pas kita ke Merbabu. Ini sungguh lebih nikmat. Daebak.
Aku tak pernah bisa menyainginya dalam segala hal urusan perempuan. Memasak, beberes tempat tidur dan tangan halusnya. Tangan bak pantat bayinya. Mungkin tangan itu yang membuat masakanmu enak, mas. Terus apa aku malu? Tidak. Aku sudah mencoba menjadi diri saya sendiri. Gadis yang tidak pandai memasak. Tidak pandai berbenah. Tidak pandai... ah sudahlah. Aku kalah.
Perjalanan kami kali ini bersama adikku. Dia sedang diatas bukit mencoba mengeringkan diri. Bocah kecil yang ternyata sekarang sudah hampir menjadi lelaki dewasa. Tapi ya masih sama seperti dulu kan, cengenngnya. Hha. Kurasa kau harus mulai belajar dan berusaha untuk bertahan hidup sendiri, boy. Karena kau lelaki. Bertanggungjawab atas keluargamu kelak.
Ombak mulai meninggi lagi dan lagi. Lelaki itu masih terlelap dengan mimpinya. Adikku masih gagah menantang sinar matahari demi baju keringnya. Aku? Masih duduk diatas pohon pandan laut, mencoba melanjutnya tulisan ini.

Hey boy, aku dapat 1 judul tulisan. Seperti kesepakatan kita kan? Tulisan tentang kita. Yeeaaayy.

-----------------
Kemana kita pergi.

Kau bawa aku ke atas bukit.
Tinggi.
Kau ajari aku menikmati dingin malam.
Kau ajari aku untuk tidak menyerah.
Hingga sampai kita diatas bukit.
Wahai man upon the hill.

Kau bawa aku ke laut.
Sepi.
Kau ajari aku mendengar deburan ombak.
Kau ajari aku menghargai sunyi.
Hingga matahari menyapa lagi.
Wahai man on the beach.
------------------

Aku selalu sedih saat mungkin kita tak bisa bersua lagi. Ah apaan sih ya. Bahkan orang dijalan yang lagi naik motor aja kamu sapa dan ngobrol asyik sekali. Ish. Lelaki gapyak sejawabali.
Hei, Mas
Saat kau temukan rumah barumu.
Biarkan aku berhenti disini.
Menatapmu bahagia.
Dan aku akan berusaha bahagia.

Backsound:
--Star and rabbit--
Hei man upon the hill up here. I used to write you, you loved the way i wacth the sun through my finger. We spent sometime to the day we meet. Can i fall in to your contelation arm....
... i stop right there. You found a new home. And i should be happy......

0 komentar:

Posting Komentar