Sepertinya update blog akan sedikit jadi melambat lagi. Kesibukan yang berbeda lagi.
Dan, aku juga akhirnya pergi. Dan, kau juga pergi. Menurut prespektifku, walaupun kamu g kemana-mana tapi tetap saja aku anggap kau pergi. Karena aku sekarang ada diarah yang tidak kau tuju. Ya.. uis kan.
Aku sudah mulai bosan lagi dengan hal yang tak usai usai. Masalah hati. Rasanya udah pengen sampai ujungnya. Sampai endingnya. Padahal orang kayak kamu aja masa bodo. Bodo amat. Ya.. bukannya mau masa bodo sih. Mungkin karena banyak hal yang belum siap menurutmu.
Dan, mau kayak gimanapun semua ini memang harus segera disudahi. Dengan cara aku pergi dan kau juga pergi. Mencari bahagianya masing masing.
Ini kayak tulisan orang patah hati ya. Hha. Memang iya sih. Patah hati dengan sesuatu yang sudah tahu akan patah juga. Tapi masih saja diusahakan atau dipaksakan untuk tidak patah. Dan endingnya adalah salah satu harus merasa patah tanpa yang lain merasakan apa apa. Hambar.
Jadi hal yang sederhana bagiku untuk menerima keberadaan orang lain. Sungguh terlalu mudah memang. Yang penting dia peduli dan menepati janji.
Pembicaraan di blog ini semakin absurd. Dan aku merasa bodo amat. Ini hanya pemikiran yang keluar begitu saja. Pikiran yang tak berani menyapa. Sial. Kalau tidak ada yang mengalah diantara kita, bagaimana semua ini akan terus berjalan. Kalau tidak ada yang mau menyapa dahulu dan malah mementingkan ego masing masing. Bagaimana aku bisa sekedar menyapa? Atau mulai lagi bercerita tentang kita atau tentang gumintang dilangit atau tentang tingginya gunung yang kau daki.
Bagaimana bisa?
Tapi dari prespektifku, maka kau harus pergi sebelum semua ini semakin dalam tertanam. Dan aku juga harus pergi sebelum tak mampu lagi mengucap kata perpisahan.
Kau pergi besok lusa akan datang. Dulu. Aku datang akan pergi. Dulu. Kita pergi entah kapan datang untuk bertemu lagi. Sekarang.
Sial. Aku sudah tak bisa menunggu lagi. Menunggu kau datang. Dan melihatmu pergi saat esok kau datang kembali. Aku tak bisa menanti.
Tak bisa merasakan degupan aneh di dada. Tak bisa.
Pergilah. Maka kau pergi.
Datanglah. Jika kau ingin datang.
Sampai kapan kita bertemu lagi.
Sedihku bukan karena mereka. Tapi kamu.
Kau bilang, yang penting orang lain bahagia. Tapi kau buat aku sedih. Dan bagiku yang penting kau bahagia.
Tamat.
0 komentar:
Posting Komentar