Hei.
Minggu. 15 Mei 2017. Pukul 06.17 WIB.
Aku sekarang sedang duduk di salah satu bukit di gunung Merbabu. Pergi nekat kayak nikah lari. Hha. Gila. Aku sedang menikmati terpaan mentari. Oh tapi sayang, aku bangun terlambat. Mentari sudah mulai meninggi dengan sinar hangatnya.
Aku pergi kesini tidak sendiri. Aku pergi bersama mas standup. Yang akhir akhir ini sudah tidak lucuk lagi. Bahkan terlalu serius.
Dia orang asing.
Dan mungkin kalau bukan aku pasti mereka akan berfikir lagi dan lagi. Ah, tapi dia baik kog. Mengetik, membaca dan lagu indie. Bukankah itu sesuatu yang sering lelaki melow lakukan. Wkwkwk.
Karena percakapan semalam, hingga terbawa mimpi. Kezel sih nih bagian ini. Dan tema bubariah dalam chat dengan teman SMP pun sampai masuk mimpi.
Sekarang trainer naik gunung itu masih terlelap. Sengaja sepertinya bangun siang. Aku kabur saja mencari bahagiaku sendiri. Karena mungkin ini adalah perjalanan kesekiannya ke Merbabu. Rumah kedua mungkin bagi dia. Dan.. aku sepertinya berhasil memecahkan rekor mendaki terlambatnya. Thanks for me, to mas.
Mendaki dengan anak cerewet banyak ngeluh. Harap bersabar saya ujian bagi anda. Sebenarnya aku penasaran apa yang anda pikirkan setelah ini. Tapi yah masa bodoh wahai lelaki gapyak sejawabali.
Kami hanya sampai pos 3 saja. Aku g tau kalau sampai puncak rasanya aku bakal ditinggal sendirian di tengah jalan. Aku dengan muka memelas. Kemudian mase berhasil muncak kesekian kali. Aku cuma bisa bilang harap bersabar ini ujian buat saya. Haha.
Aku masih menikmati terpaan mentari. Mungkin kalau aku balik tenda makanan sudah siap dilahap. Jangan berharap terlalu banyak pada gadis amatiran ini. Karena sebenarnya aku lelaki. Wkwkwk.
Mase kebingungan g ya, aku hilang dari tenda. Ahlah. Masa bodo, untuk orang yang pertama kali naik merbabu kan harus ada moment yang diabadikan. Bukannya jadi tour guide mengarahkan spot terbaik malah molor aja terus gitu. Sampai aku udah turun duluan. Hha. Aku g berani sih. Ya udah kan aku mencari vitamin D sendiri. D yang satu molor aja. Dede yang ini bikin sehat.
Aku kebelet nih. Tapi hari sudah mulai ramai. Aku g tau harus melampiaskan hasrat ini dimana. Balik semak semak mana. Kalian tau kan apa yang aku khawatirkan. Yap. Itu dia. Hha. Apa hayo.
Aku lagi duduk nih. Dari tenda g bakal kelihatan. Sebenarnya aku mau liat keadaan. Ah tapi males. Biar aja. Semua siap dan aku baru akan pergi.
Bodohnya saya adalah g bawa uang sepeserpun. No cash money. Mau gesek dimana kalau disini ya mas. Lagi lagi gagal lah aku jadi patner. 😔 beralasan apapun tetap g akan termaafkan.
Nanti kalau udah sampai bawah mampir atm ya bang. Aku bayar semua hutang hutangku.
*Backsound: bandaneira - mentari pagi.
--matahari pagi hangat dan menerangi dunia yg gelap. Hati yg dingin. Berlahan berganti menjadi behagia---
06.57 WIB
Aku balik ke tenda dan he still sleeping not beauty.
Harap bersabar ini ujian bagi saya.
😭😭 Buk, aku kebelet.
0 komentar:
Posting Komentar