RSS

Selasa, 27 Desember 2016

Menghitung mundur dari 4

Aku sudah tak tahu lagi ini cutoff ter apa. Sudah 8 kali cuttof aku lalui dengan suka dimana-mana. Karena duka cuttoff terlebur jika ada kalian.
Hem... entah lah aku bicara soal apa.
Aku bahkan sudah tak mampu lagi mendeskripsikan cuttoff bulan ini. Sungguh bergulatan fisik dan batin yang amat sangat menguras tenaga dan kesehatan. Di penghujung tahun ini saat kita masih saja mencoba menghitung dimana hari itu akan datang. Masih mencoba tertawa dan melupakan apa yang akan terjadi di esok hari. Mencoba menertawakan nasib yang akan datang.
Hey.. mungkin kadang ini terdengar dan terlihat sungguh menyedihkan. Kalian meninggalkanku sendirian. Benar benar meninggalkanku sendirian. Boleh aku bilang, kejam kali kau bang. Tapi apalah daya semua sudah diputuskan sebelum disambungkan. Kita putus sampai disini.

Intro yang lagi-lagi g jelas. Ah tapi itu lah yang awak ni rasakan. Rasa-rasanya aku ingin teriak sekencang-kencangkan agar semua ruangan mendengar.
Hey. Kalian tahu g? Aku terlalu lelah u tuk menulis blog. Dengan segala rutinitas yang semakin alahembuh ini. Dari pagi hingga malam berjibakuhibiniu dengan berkas sak hohah. Dan akhirnya badanku tumbang di gerus radang tenggorokan. Tapi saat kalian mulai membaca dan menerka-nerka momen yang sudah kita lalui. Kalian menertawakan kita dengan bahagia. Di situ kadang aku merasa bahagia juga. Maka dari itu agar kita bisa mengenangnya bersama, ini cerita kesekian yang kita lalui bersama.

Jadi lah, hari ini tadi kita berangkat kerja setelah libur panjang yang melenakan. Ah tapi aku bahkan berasa g ada libur sama sekali. Jumat ngecamp di kantor cus dolan Bantul sampai sabtu sore baru sampai rumah. Minggu dipaksa lembur karena g tenang terus cus ketemu teman kkn yang cuma tinggal 2 biji. Senin yang katanya libur bersama jadinya malah lembur bersama juga. Dari pagi pulang malam lagi. Bangun-bangun selasa pagi, badan sudah lungkrah. Adek sakit bang.

Hari ini menghabiskan waktu dengan mengerjakan email dan pendingan yang kog g selesai-selesai ya?
Gama sama Dani di bawah jadi pahlawan bangsa. Ah paling cuma pada duduk makan ngobrol aja tuh. Wkwkwkwk. Aku sama Bayu pelayanan seperti biasa. Bersyukur lah lagi g fit gini pesertanya dikit. Sempat ada pendingan peserta, mau aku sms ehlah.. aku g ada pulsa. Adek minta pulsa bang.
Setelah peserta benar-benar clear, dengan keadaan tenggorokan yang tidak nyaman maka tetap saya paksakan makan nasi goreng catering. Abis gitu Bayu ikut makan. 
Jam 14.00 aku pamit ke Bayu mau urus atm yang ke blokir akibat kebodohan saya sendiri. Oke fine. Kalian bahagia kali ini? Gegara even atm keblokir ini, waktu belanja di mitora sampai g bisa bayar. Duh malu, udah mau dibatalin tuh belanjaan tapi kog ya udah diitung juga. Sampai pinjem atm temen.
Jam 15.00 aku sampai kantor. Ya ampun bahagia bangt bisa keluar kantor. Bisa liat matahari, awal yang kayak kapas, langit cerah biru merona, dan gunung merapi yang elok menjulang. Pemandangannya bagus banget. Beneran deh, aku g boong. Aku udah kayak manusia purba keluar gua, terlalu excited liat keadaan disiang bolong. Secara kan ya saya berangkat pagi nyar pulang malam. Seharian g keluar ruangan. Hanya meratap di balik jendela melihat sunset yang g keliatan juga.
Aku dan Bayu lagi asik ngerjain berkas cuttoff. Sorry aku g pernah merasa seasyik ini. Aku bahkan bosan. Apalagi tambah sama badan yang lagi g temenan. Mau ngerjain sambil gila aja susah. Jadinya ngerjain sambil waras, bosen deh. Lagi g ada tenaga dan daya upaya buat gila-gilaan bersama teman-teman.
Di belakang masih ada Angga yang rajin banget gentiin Yodhi rekan berkas lamaran kerja. Sendiko dawuh mami sih dia. Tak lama kemudia bala bantuannua Angga datang. Ada Timo, Suryo, Kiki dan Eve. Pada ribut-ribut g jelas. Dan disitu saya tersadarkan untuk merasa bersyukur sudah bisa masuk diantara mereka dengan merdeka. Hha.
Dari briefin pagi tadi sudah di wanti-wanti sama Maminya Yodhi untuk berkumpul bersama. Wah ada apa ya. Nah kan tiba-tiba mas Joko muncul. Kirain mau ambil kartu eh iya kan kita ngumpul ya hari ini. Mami sudah lewat di depan kita, sesaat aku sama Bayu masih asyik ngerjain. Sedangkan Dani dan yang lainnya embuh dimana.
Aku sudah naik ke lantai tiga. Ada Alfi, Ima, Eve dan aku. Menunggu yang lainnya. Asyik mainan hapeh. Terus makbedunduk toktoktok, ada Afi, mbak Dita, Dila, mas Joko, Dani, Bayu dan Jojo. Kami sudah duduk rapi melingkar dipimpin Mami. Kami membicarakan nasib masa depan yang kami pilih untuk dijalani tahun depan. Dengan kerelaan atau paksaan. Kami sudah memutuskan hal yang dirasa terbaik untuk masa depan kelangsungan hidup sampai ada yang dilamar sebelum melamar.
Eaaa mbak Dita, anggota terdewasa kita yang sudah siap mengesahkan masa depannya bersama mas Tomy. Dan kami-kami yang masih keasyikan menggalauni hal-hal yang tak perlu di galauni. Seperti berkas cuttoff yang seperti amoeba, kayaknya sih membelah diri.
Sedikit canda tawa dan senyum senyum manja karena ada kabat gembira untuk kehidupan perkantongan kita. Tapi juga duka yang sebenernya belum begitu terasa. Ini kan masih h-4. Ih apaan sih ya. Dan kalian benar-benar meninggalkan aku sendirian. Kog kejam gitu ya. Dani, Bayu. Jadi aku harus cari kenyamanan lagi. Aku harus berdebat lelah dengan siapa lagi? Aku cuma bisa mengeluh pada Gama.
Afi. Teman yang paling bisa mengembalikan kenangan dimana aku harusnya berada. Mengenang masa-masa bahagia di RSUP. Teman curhat seprofesi.
Mbak Dita, Dilla. Walau kita beda lantai dan g begitu akrab. Karena keakraban kita dilihat dari seberapa sering kamu ngeluh sama temenmu. Hha. Mbak Dita kalem dewasa idaman mas Tomy. Dilla dengan cerita lucunya dan aksen cirikhasnya. Iya kan kak?
Mas Joko. Jauh beda kabupaten kita. Embuh kayak gimana. Tapi aku berharap tahun depan kamu bisa meringankan bebanku mas. Pliss lah. Woyyy.. tak warahi nek perlu. Jadi biar kamu dan peserta tak usah jauh-jauh menyebrang kali progo untuk menemuiku. Makasih atas perjuangan kalian. Aku terharu. Plak.
Jojo. Aku belum bisa bikin satu postingan buat kamu. Karena kamu terlalu absurd. Bisa buat ketawa dengan tingkah konyolnya yang sudah mulai bisa kuhapali. Tapi ya anda berhasil menghibur saya. Hiyyeayy. Jangan php.in ya Jo. Wkwkwk.
Eve, Ima, Alfi. Trio kwek.kwek. penjelajah kota. Pejuang matahari haha. Kerjaan kita berlainan banget ya. Kalian keluar kemana-mana aku di dalem terus. Berkat kalian aku tinggal kasih nomer salah satu dari kalian aja kalau ada BU baru. Sungguh mulia sekali apa yang kalian lakukan pada saya. Toss girls.

Selesai berkumpul yang bahkan susah terealisasi setahun sekali, akhirnya kita memutuskan untuk melakukan sesi poto. Dengan fotografer dadakan kita, Timo. Yah ikhlas g ikhlas ya, Tim. Udahlah demi kebahagiaan kami yang entah sampai kapan ini. Posisi berjajar. Cewe cewe berdiri cowo cowo duduk rapi. Cekrek cekrek. Udah dipoto berulang ulang tetep g krasa. Sama, aku yang dari tadi udah g enak badan jadi fit lagi kalau menyangkut hal dokumentasi.
Katanya sih mau foto studio. Tapi karena gelar belakang kami "wacana" jadi ya gitu. Wacana aja pokoknya.
Puas dengan segala hal yang telah kita lakukan. Kami kembali bergegas pada posisi masing-masing. Tolong ya harap bersabar ini ujian. Ujian akhir tahun dengan kerjaan g abis-abis. Aku selesaikan email. Bayu pegang pendingan. Email selesai aku nemuin berkasnya Dani. Ya udah aku garap aja. Ya siapa lagi jal yang mau ngerjain kalau kita sudah sibuk dengan diri sendiri. Terus tiba-tiba suasananya melow banget. Aku nyetel spotify playlist tokyo hits. Terus kan aku tele Dani konfirmasi berkas dia. G lupa pake stiker nangisnya chibi maruko chan. Abis itu Dhani langsung telpon. Sebelum Dani telpon juga aku udah mrebes mili. Abis itu milinya lebih deres. Aku palingkan tubuhku dari Bayu. Terus ngelap mata. Mbuh g tahu, pada ngeh apa enggak. Tapi kalau idungku merah yo uis, mataku berkaca-kaca yo uis. Adek lelah bang, sungguh. Sampai pengen nangis.
Kita udah ketawa bareng. Gila bareng. Kita kurang nangis bareng lho. Nangis sampai umbelen.

Eh. Setelah beberapa saat Dani naik. Bayu ngajakin baca blog. Kalian baca bareng-bareng. Tapi pliss jangan di loudspeaker bacanya. Kalian mengidentifikasi setiap cerita. Kalian ketawa entah dibagian mana. Makasih lho. Aku ikut seneng melihat kalian seneng. Beneran deh.
Kau yang ini kurang detail. Ya uis lah, boy. Aku bukan pengingat yang baik soalnya. Biar kalian menerka-nerka apa yang sudah kita lalui bersama waktu itu.

Radang tenggorokanku, batuk-batukku, panas tubuhku, pegel-pegel badanku. Ayo baikan. Kan kita mau naik gunung ceritanya. Biar aku bisa cerita pernah naik gunung sama mereka. 😊

Beberapa hari lagi ketika duka dan bahagia berbaur menjadi satu. Biarkan aku menangis dan tertawa bersamaan. Atau biarkan aku menangis untuk merelakan dengan paksa mengakhiri cerita kita.

Sabtu, 24 Desember 2016

Piknik Bantul #libur berkedok lembur

Dududududu~~~
Weekend tiba. Ups tipu-tipu nih. Pendingan dan email masih tak tersentuh setelah kita berjibakuhibiniu dengan yang kemarin. Dhani sudah selow. Gama sudah selow. Akhirnya aku g cuma sama Bayu lagi. Eh, kog tapi. Gama pergi keluar kota. Dhani ya gitu lah. Hha.
Jumat lembur, tapi kita udah pulang ontime ajah. Soalnya kita bakal camping sesi kedua. Aku sih oke.
Jadi begini ceritanya.
Aku seperti camping sesi pertama, pulang mandi tidur bangun jam 9 malam. Tak ada kabar apapun dari anak-anak. Pulsa udah enol. Paketan tinggal dikit. Alhamdulillah telegram nyantol juga. Langsung tele Dhani. Lama amit g di read apalagi di bales. Tele Bayu malah masih mau mandi. Woy, dari tadi ngapain aja pak. Tele Jojo masih mau makan dulu dia, minta jemput Jojo tapi bakal lama apalagi Srumbung tidak ada di peta. Ketidak jelasan bertahan 30 menit. Sampai Jojo bilang udah sampai di kantor. Nah, aku siap-siap cus juga.
Sampai kantor pas juga Bayu sampai. Parkir motor naik ke atas. Sudah ada Jojo nongkrong depan komputer. Baru juga aku ngidupin komputer. Download berkas mau di proses. Di telpon sama Mas Ricky suruh ke bawah. Makan malam. Kemudian kita cus cari makan hampir tengah malam. Voting menu menyusuri jalan magelang. Nyampe di lesehan nasgor capcay. Dan kita nungguinnya sejam sendiri. Sudah yang lainnya pada tiduran saking lamanya. Jam mendekati tengah malam pesanan bar
u datang. Langsung makan habis. Gimana perut g pada mlendung kalau makannya malam-malam gini langsung tidur. Kita benar-benar selesai dan sampai kantor kira kira jam 00.30. Sempat cerita horor pas nunggu pesanan makan tadi membuat saya dan mereka mengurungkan niat lembur. Sampai kantor langsung posisi pindang di mushola. Kita tidur berjajar berbaris rapi. Kenyamanan kita nomor duakan demi kebersamaan. Eciee.
Aku sulit tertidur lagi. Sampai mbuh tiba-tiba udah tidur aja. Shelly di lantai 3 masih ngerjain di temani mas satpam.
Jam nggak tau, kita masih merem dan masa bodoh. Terdengar suara Yodhi dan Shelly. Pengen ikut tidur tapi kuota sudah penuh. Berisik mereka berdua membuat aku nglilir tapi langsung tertidur lagi. Yodhi sama Shelly akhirnya tidur di mobil.
Jam 3.
Mas Ricky bangun. Otomatis kita bangun semua. Langsung gedor mobil Yodhi. "Pak bangun pak". Aku merasa baru juga tidur udah bangun lagi. Ah asemb, padahal g ada suara alarm yang berisik. Mbak Fenny yang niat ikut sudah ngantor jam 3 pagi. Saat semua sudah bangun dengan muka bantal masing-masing. Yuks cus. Naik mobil kita menembus jalanan jogjah jam 3 dini hari. Sepi. Sedari tadi Yodhi asyik cerita sama mbak Fenny. Bayu udah nerusin tidur. Aku pengen tidur tapi Dhani nyetir jadi aku ikut melek, nemenin. Sampai embuh sudah senyap, Yodhi tidur lagi. Aku masih melek diem aja. Dhani nyetir hati-hati.
Jam adzan subuh berkumandang.
Kita sampai di bukit Dlingo. Sudah ada beberapa anak hitz juga yang datang. Sholat subuh di surau. Langsung menapaki jalanan yang tanahnya lengket dimana-mana. Sendal jadi tebel banget. Kita berdiri ke arah sang timur menunggu matahari pagi. Eh tapi harus puas karena awan sedari tadi menutupi sang fajar.
Abis itu ada sisa uang 20ribu dari makan malam, kita buat beli tiket poto. Dua puluh lima menit untuk 9 orang. Eh malah mas Ricky sama Dhani kelamaan nyeting camera. Waktu kita terbuang sia-sia 15 menit. Ya uis lah. Kita terus gantian. Ngeri banget mak. Tinggi dan kita g pake pengaman. Cekrek sana sini kayak anak hitz atau alay. Hha. Cus lagi kita ke entahlah. Ngikut yang di depan.
Sampailah kita pada suatu tempat hitz Bantul. Hutan Pinus. Waaaaaahhhh... cantik banget tempatnya. Bersih. Dan saat angin berhembus, pohon pinus bergoyang-goyang kurang burung kutilangnya aja nih.

Selasa, 20 Desember 2016

Menghitung mundur dari 10

Sebenarnya aku tak pernah sempat menulis disini. Tapi aku selalu bersemangat menyempatkan waktu ketika kalian mulai bercerita dan memintaku menuliskannya.

Hari bersejarah bagi negara ini baru saja kita mulai. Sebagian kecil negara ini maksudku. Dengan segala upaya yang kita miliki. Dengan paksaan dan kerelaan yang berbaur jadi satu. Sambil terus menghitung hari yang tak terasa telah terlampaui.

Stop. Bahasaku terlalu mendayu dayu dan puitis nanggung banget. Hha
Jadi hari ini kita berasa gathering sarser. Yuhu. Demi kemaslahatan bersama hari ini kita berjuang demi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan seni melipat kertas kita berjuang. Dan dengan ketahanan pikiran dan fisik yang mulai lunglai kita terus maju.
Cutoff kebahagiaan kesekian. Begitulah aku selalu bahagia saat cutoff tiba. Kenapa? Karena disitu kadang formasi kami dipaksa untuk lengkap. Horeeee. Aku punya temen. Iya dibalik frustasi itu aku masih mencoba menikmatinya. Kan aku tau kalian pasti bakal kangen sama momen cutoff ini kan? Iya kan?
Emailku mleduk mencapai angka 170an. Dalam sejarah 9 bulan, mungkin ini email terbanyak sepanjang masa. Dimana teman teman yang aku andalkan berpaling ke kerjaan lain. Dhani yang lagi sibuk ngotak atik data bareng Gama. Aku tinggal sendiri sama Bayu. Yang artinya aku harus lebih sabar lagi plus tenaga ekstra. Tapi apalah aku ini yang abis pelayanan larinya ke Gama juga. Ngeluh dan cerita tentang apa yang sudah terjadi selama seharian. Pun begitu dengan Gama juga curhat ke aku. Sorry ya Gam aku jadiin tempat sampah unek-unek. Eh yang kadang saking emosinya suaraku bisa nembus langit ke tujuh terus ditegur sama yang lagi rapat disana. Hha. Aku mau jadi pendiem ah. Bener.
Cutoff hari pertama masih ditemenin Dhani dari pagi. Bersyukur banget aku. Eh tapi sepagi tadi aku harus berjuang sendirian sebelum Bayu datang. Walau sedih tapi tetap senyumin ajah. Senyum sapa salam. Sampe siang akhirnya cuma sama Bayu sebelun pemain lama kita kembali. Andita sebagai bala bantuan. Jadilah formasi lama kembali lagi. Eh kangen juga ya.
Pelayanan selesai di pas jam pulang tiba. Yah sudah bisa diduga sih kan ini cutoff. Bu datangnya keroyokan. Mereka udah tahu bakal sampe sore tapi tetep aja nggak kapok datangnya pas mepet mepet gini. Kalau udah gitu ajak ngobrol aja pesertanya. Masa bodoh. Pesera diajak curhat juga akhirnya. Hha. Kalau aku udah g disini mohon bimbingannya untuk yang lain. Hha. Apaan sih. Tapi jangan di 'plekotho' seperti mengatakan "yang dulu aja boleh", " tahun kemarin syaratnya g pake itu". Seandainya kalian tahu kami juga berproses dengan pengalaman sehingga memang ada kalanya kebijakan itu harus dirubah demi kebaikan bersama. Jangan terpaku pada masa lalu. Kita harus terus berproses. Yang tahun lalu biarlah berlalu tahun ini ya ikutin kebijakan tahun ini dong ah. Hha. Maaf, menegakkan peraturan memang kadang berat jika dilawan sama yang malas. Begitulah.

Seharian pelayanan, Langsun turun nyamperin Gama sambil nglurusin badan. Rebahan di kursi. Malah dapet cie.cie. haha.

Setelah itu dimulai tugas negara. Kami harus origami. Jadi formasinya seperti ini. Lantai satu ada Gama dan Dani sebagai eksekutor data. Sedangkan yang lainnya sebagai tim origami. Di lantai dua ada angga sebagai eksekutor data. Aku, Bayu dan Jojo sebagai tim origami. Lantai tiga kayaknya sih ada Timoty dan Suryo sebagai eksekutor data.
Setelah naik turun tangga melakukan hal hal g jelas, aku duduk di depan Jojo. Jojo menghadap komputer jadi operator musik dan koor tim origami. Haha. Bayu malem malem masih pelayanan. Dia mungkin kurang. Aku sama Jojo udah ketawa kemana-mana sambil meratapi nasib, curhat. Bayu masih stay cool cerita sambil pelayanan sama mas Adi.
Beberapa saat, peserta udah pulang. Bayu udah selow, eh bukannya bantuin origami malah telpon telponan. Wkwkwk. Menyisakan aku sama Jojo. Lagi-lagi Jojo menantang lomba melipat. Aku udah semangat banget. Tangan udah otomatis, kecepatan meningkat. Bak buk bak buk. Kita udah kayak tukang potokopian kesekian kalinya. Bayu udah selesai telpon bantuin kita, tapi kecepatannya ya gitu lah. Haha. Lomba dicurangi Jojo, magnum tak bisa direalisasikan. Huh. Sudahlah, tak usah dipercaya Jojo tu. Dimana-mana PHP dia. Ups. Piss ya Jo.

Kita keasyikan nglipet sampai hampir jam 10. Capek. Tapi bahagia. Masak sih iya bahagia. Iya beneran. Apasih yang g bahagia kalau bareng-bareng sama kalian. Mau pulang pagi lagi juga tak jabani kalau harus qtime sama kalian. Yang memang mbuh kapan lagi bisa kita lakuin. Kan, bakal datang suatu masa ketika duka dan bahagia berbaur menjadi satu. Nah, itu artinya kesenangan yang sudah kita lalui mungkin tak akan bisa terulang dengan formasi orang yang sama.
Dan, kamu pergi dia datang.

Rabu, 14 Desember 2016

Menghitung mundur dari 13

Tgl 13. Dan 13 hari kerja lagi. Pertemuan duka dan bahagia akan terulang lagi. Tiba-tiba kita melow tapi tiba-tiba kita terbahak lagi, gila. Rasanya waktu 3 bulan yang ternyata sudah terlampau hingga 9 bulan bahkan 12 bulan. Kita bertemu dengan suka dan duka. Kita bertemu dengan rasa bahagia, benci, marah, gembira, dan segala hal yang sulit untuk di ungkapkan dengan kata dan juga tingkah kita.
Aku tentu tak ingin lupa dengan apa siapa dan bagaimana kita telah lalui bersama. Namun, sayangnya kita cuma manusia biasa yang pada suatu ketika kita telah menemukan hal gembira lain mungkin ia akan mengalihkan kita dengan kesedihan. Mengalihkan kita dengan apa yang sudah kita lakukan. Kegilaan yang terlah berganti dengan kegilaan lain. Tak mungkin kita terjebak pada hal yang sama yang sekarang malah membuat sedih kan. Tentu saja sedih karena sudah tak mampu lagi membagi tawa dan gila bersama.
13 hari kerja lagi duka dan tawa membaur. Antara ia yang pergi dan ia yang datang. Sama sepertiku dulu. Menggantikan posisi ia yang sedih berpisah dengan aku yang bahagia bergabung bersama. Dan awal ada akhir. Dan jumpa ada pisah. Dan duka ada tawa. Dan semua itu akan berulang menjadi siklus kehidupan. Dan karena semua itu hidup kita lebih berwarna.
Aku benci harus menghitung mundur. Seperti apa yang kau ulangi beberapa kali hari ini. Terus gimana? Aku benci. Tapi aku juga akan mulai terbiasa.
Semua momen bunga bunga yang sudah aku alami. Semua momen gunung laut langit dan karang yang sudah kita lalui. Semua momen dingin hangat panas terik yang kita rasakan. Hah.... aku membencinya jika itu tanpamu. Tapi aku akan terbiasa. Begitulah aku mencoba membesarkan hatiku.
Jika hari canda tawa dan duka berbaur bersama. Biarkan aku menguras isi kantung mataku dan menggantinya dengan senyuman bahagia. Ingin aku kau buat janji bersama. Tapi tak mampulah jika kita harus memikul hutang bahkan saat kita setengah setengah tertawa atau menangis. Tak bisa ku paksakan. Terbanglah yang jauh. Sejauh kau dulu ingin pergi. Sejauh dulu kau ingin terbang. Gapai mimpi yang perlahan menyentuh realitamu. Teruslah terbang dan jangan lupa melihat daratan.

H-13 saat canda dan duka akan berbaur bersama.

Kamis, 08 Desember 2016

Life like robot

Duduk di pojok ruangan perpustakaan mungkin bukan hal yang istimewa. Bahkan disana bukan baca buku, ya cuman duduk. Mendengar rintik hujan. Melihat tetes berjatuhan. Kemudian menulis. Hal sepele banget.
Hal seperti itu jadi istimewa, saat aku merasa jenuh menjalani rutinitas robotku sekarang ini. Lelah. Begitu yang aku rasakan. Apalagi kesehatan yang sekarang sedikit sulit aku jaga. Musim pancaroba, gaya hidup yang tak tertata, pekerjaan yang tidak ada habisnya dan kurang istirahat. Semua berkumpul jadi satu. Somatoform. Entah aku memang sedang sakit atau hanya pura puraku saja. Sekedar duduk saja aku tak nyaman. Begah dan pusing rasanya.

Menangis semalaman mengadu pada Tuhan. Melepas segala perasaan. Mungkin hal yang tidak istimewa. Malah membuat mata bengkak di pagi hari. Tapi  aku ingin menangis sesenggukan hingga aku lelah dan tertidur. Biar hilang semua yang tertahan. Aku sedang ingin melow drama. Tak semudah itu. Aku terlalu lelah untuk terbangun kemudian duduk tepekur sambil meratap. Kehidupan robotku telah tersetting sedemikian rupa sehingga selama hampir 9 bulan ini. On off otomatis. Aku hidup di pagi menjelang petang kemudian terbaring lelah di petang menjelang fajar.

Menjadi lelah setiap hari bukanlah bencana. Aku tahu itu. Itu bahkan lebih dari anugerah yang masih bisa aku rasakan. Soalnya aku mah orangnya gampang rindu. Tak luput dengan rindu momen melelahkan seperti ini. Bersama orang orang yang kadang bikin lupa. Dan lama lama juga harus terlupakan.

Aku terlalu sering ingin menyendiri saat ini. Aku sedang lelah bertemu banyak orang. Harus memasang muka bahagia bahkan aku sedang ingin cemberut seharian.
Duduk sendirian di pojok ruangan. Memegang pulpen hitam. Membuka note atau buku. Kemudian mendeskripsikan sekitar. Iya. Aku menyukainya. Iya. Aku merindukannya. Iya. Seperti itu.

Saat momen bersama kalian sekarang terasa hambar. Hambar.

Selasa, 06 Desember 2016

Hujan di sabtu


Hari ini hujan turun dari aku belum bangun tidur sampai aku mau tidur lagi. Pagi mendung kelabu. Diluar semua warna abu-abu.
Chat anak-anak pada males lembur karena hujan. Me too. Males banget. Adem banget juga. Aku masih leyeh-leyeh, mager. Momentnya pas banget kalau kamu balik lagi selimutan.
Aku tele Gama. Ternyata anak itu sudah siap berangkat. Sungguh teladan sekali ya dari dulu. Hha. Gama sudah sampai kantor. Aku masih mau mandi, itupun masih pake mager sana sini.
Aku cus kantor jam 9an. Menerjang hujan. Kemarin-kemarin dulu aku g begitu suka hujan. Soalnya jauh harus ke kampus. Sekarang aku suka hujan. Berharap antrian sepi. Wkwkwk. Dan aku memang menunggu musim hujan sesungguhnya. Dan sampailah pada masanya. Desember. Gede-gedene sumber. Tapi sayang, kali samping rumah g lagi menperdengarkan gemericik air.
Aku sampai kantor udah ada motornya Gama di depan garasi. Aku parkir sampingnya terus masuk. Dan hei Gama. Kita berdua. Mampir angkringan dulu haha. Beli guddei sama gorengan. Eh tapi lama-lama aku malah mules.
Sampai agak siangan mbak Dita datang sama mas Tomi. Akhirnya aku curhat atm ketelen kemarin. Yah oke aku udah telat ngurusnya. Oke. Semoga isinya baik-baik saja ya.
Gama udah siap-siap pergi. Aku baru mau ngerjain kirim email. Haha, chargernya Gama ketinggalan soalnya tak pake. Ah, abis ni adikmu punya charger baru kan. Pinjem ajah.
Mak bedunduk. Terdengar suara "mbung", para lelaki absurd itu datang jugah. Akhirnya kakak. Dhani sama Bayu. Bayu migrasi ke klok seberang jalan. Dhani di ruang sebelah. Eh. Kirain ya udah mulai ngerjain tapi ternyata belum. Malah jadi operator yutub lagi dia.
Setelah tadi hujan reda terus turun lumayan deres lagi. Aku selesaikan tugas terus cus mau bisnis meza. Ketemu Mei. Yang akhirnya kita mager. Neduh di mie Aceh. Dan aku kenyang banget. Ngobrolin kerjaan dan lain-lain. Kerjaan formal (kantor) dan nonformal (meza). Karena kita satu instansi cuma beda cabang aja, terus curhat.
Kita harus semangat ya mei. Gimana ya. Pokoknya ntar abis pensiun dari sini beberapa bulan lagi, setidaknya meza bisa menghidupi kegalauan kita. Kalau g dapet kerja lagi aku mau nikah aja lah. Hahaha. Jadi ibu rumah tangga. Udah bayangin. Terus melakukan hobi berhastakarya. Then make money from it. Aku pengen wirausaha aja. Sekolah lagi juga. Meza goes to Japan. Seri hijab empat musim. Hijab gaya harajuku. Haha. Pengen les Jepang lagi kan aku. Tapi kalau alay di kelas udah malu sama adek-adek. Dulu mah paling alay, bodo amat.
Sampai sore banget kita pulang. Kehujanan lagi. Sampai rumah udah g enak badan. Semoga g tumbang ya. Masih banyak yang dilembur lho. Kuat-kuat.

Jumat, 02 Desember 2016

Keliling jogjah #kedoknya

Ini perjalanan diam-diam. Ngilangin gejala kewarasan yang mulai menipis. Di bumbui sedikit drama.
Bukan sekumpulan orang romantis. Tapi lagi -lagi egois. Sesekali tertawa sesekali apatis. Menertawakan diri sendiri bahkan orang tak dikenal.

Sebulan ini, aku berusaha untuk ngeblog entah cuma berapa baris. Pokoknya harus ada cerita hari ini. Biar kalau ada yang kangen bisa nostalgia. Spesial edisi buletin akhir tahun. Sepertinya akan ada banyak momen indah sebulan ini. Jangan bayangkan indah itu dalam arti sesungguhnya ya. Indah versi kita itu adalah masih bisa bertahan di dalam lingkungan yang kadang hampir membuat kami gila. Hahaha. Yang terkadang rasanya ingin tertawa terguling-guling terus lupa sama beban. Gitu kan kak?

Dua hari lalu Kagrub ngajak meeting. Disini ada kanit Ptt yang g pantas sama sekali jadi kanit. Kanit checker yang anak buahnya mulai nambah. Kanit driver yang sudah mulai merambah ke kanit lain. Hha. Apasih.
Rapat ini bertujuan untuk menghilangkan semuanya. Hahaha. Pertemuan rahasia gitu ceritanya. Eh g dink. Pertemuan privat antara anak-anak rentan. Aku sih cuma pengen qtime lebih lama sama kalian. Bener-bener memanfaatkan waktu yang ada untuk saling olok dan menertawakan satu sama lain. Padahal aku sudah mulai terbiasa dengan tingkah aneh kalian lho.

Jadilah kita pergi di pimpin oleh kagrub. Makan bareng di salah satu kenalan BU. Harap gratisdikasi. Haha. Pake voucher sudah cukup kog.
Sebenernya aku g begitu menikmati pertemuan hari ini karena harus membagi pikiran sama bisnis keluarga. Sebagai wanita karier memang kadang kita harus pandai membagi waktu. Wkwkwk. Gila beneran kan. Meza ada katalog baru, jadi rada ribet. Aku malah sibuk sendiri ngetik detail produk yang bakal di launching. Bahasaku hem. Iya jadi jangan lupa check ig kita ya kak di @mezahijab. Follow terus.
Mbuh kelaparan atau memang mbuh itu, kita makan-makan aja takjim. Ini nih kagrub always pesen menu komplit. Yang lainnya cuma menu sederhana. Hha.
Oiya, kita pergi berempat, ups berlima sama anak divisi lain haha. Piss. Kanit depcollector.

Pulangnya udah mau nonton lah mau kemana lah. Akhirnya kita keliling jogja. Dari gejayan lurus ke selatan belok kanan jl solo kiri stadion muter kiri menuju malioboro keselatan terus menuju sekaten yang padat merayap. Bingug kanan apa kiri akhirnya kiri lagi muterin jl mataram kiri sarkem kanan menuju perempatan pingit terus jalan magelang ke utara sampai murangan lagi. Hop.
Sepanjang jalan asyik ngomongin BU. Yang entah hotel, tempat makan, toko bahkan sampai bus yang berlalu lalang. Haha. Sekarang kita jadi agak care ya sama lingkungan sekitar.

Jadi besok kita lembur bareng ya. Qtime lagi ya. Walau cuma diem terus focus sama kerjaan masing-masing. Yang penting deketan. Feel the moment. Sebelum kita nggak bisa ngulangin lagi moment 9 bulan kebersamaan ini. Sembilan bulan sudah kita mengandung kerinduan yang lama-lama akan membiasa lagi. Dan mungkin lupa siapa kamu.
Jadi.... kapan kita piknik ke tempat yang jauh lagi. Dan.. masih sempatkah kita?

Nb. G pake dokumentasi karena ini rapat rahasia.
Salam buat Abi dari Umi dan anak2mu. Selamat Bi, dapet baju kotak kotak merah kecil baru dari undian berhadiah haha. Undangan ya Bi.

Rabu, 30 November 2016

Super zuper cutoff #camping

Di luar lagi hujan. Backsound rintik hujan dan alunan lagu aditya sofyan adeleide sky. Syahdu banget.
Ini udah tgl 30 November ajah. Besok tanggal kebahagiaan kita semua. Saku kembali terisi.
Tulisan ini untuk si boy yang baca blog sambil nunggu aplikasi offline balik lagi. Yang suka ngabisin waktu berjam-jam ngobrol sama mbak cantik kedok offline. Hahaha. Yang dapat tunjangan kegantengan. Hha.
Bulan ini mungkin menjadi cutoff terindah dan terbahagia kita, nggak cuma aku yang ngrasain. Iyakan, boy? Dari sekian cutoff selama aku hidup berdampingan sama kalian, inilah gong cutoff. Sangat luar binasah.
Harapanku semula aku pergi berlibur, eh diklat. Pulang kerjaan sudah kelar tinggal kipas kipas (ac.nya padahal udah dingin banget). Tapi apalah OTI ini, seneng ya liat aku harus bergabung bersama mereka mengerjakan semua ini. Puas kamu?
Jadi beberapa hari dari aku nggak di kantor seminggu sampai aku balik lagi ke kantor, aplikasi sedang tidak bersahabat sama kita. Perjuangan mereka. Hah. Kalian laskar cutoff. Makasih ya, boy. Kalian zuper banget.
Kerjaan menumpuk dan tidak bisa dikerjakan. Setiap hari hanya uap dan air mata yang menemani (read: ngantuk banget). Menunggu keajaiban ketika tiba-tiba kerjaan selesai gitu aja dengan cara cuma dipandangi.
Senin. 28 November 2016. Kami sudah berdoa pusat tidak akan tega membiarkan kami krucil-krucil ini menderita karena tidak bisa menyelesaikan kerjaan. Tapi oh tapi, kesabaran kita sedang diuji. Kami belum bisa mengerjakan lagi. Dari pagi hingga menjelang petang hari. Frustasi mungkin iya. Eh. Nggak. Kita nggak sefrustasi itu terus mager aja. No. Kita putuskan untuk tetap berjuang di detik-detik terakhir. Karena memang tanggal 29 adalah hari terakhir semua tumpukan ini segera dimusnahkan.
Aku dan Gama sudah sepakat banget bakalan nginep. Camping di kantor. Bawa baju ganti buat besoknya juga. Pokoknya harus kita selesaikan. Walau sering di php sama estimasi waktu offline. Kita tak pantang menyerah. Haha.
Aku pulang jam 18.30 wib. Pulang mandi terus tidur. Alarm jam 21.00 wib. Sesuai kesepakatan kita bakal berangkat ke kantor lagi jam 21.00 wib. Bayu sama Dhani, mbuh lah.
Jam 21.00 wib. Aku dibangunin mbak Ida suruh masukin motor. Di luar gerimis. Gama telpon, dan kita dapat jawaban bahwa aplikasi sementara akan baik-baik saja sampai waktu yang tidak ditentukan. Aku pun bergegas masukin peralatan ke tas. Sragam buat selasa. Handuk. Sabun. Selimut. Bantal. Setrikaan, sragamku belum di gosok.
Dhani mengirim pesan lewat telegram. Ups. Cuma tanya hujan apa enggak aja kog. Toh aku kalau nungguin dia mendarat di srumbung pasti bakal lama. Buang waktu. Aku putuskan berangkat menerjang gerimis sendirian. Dan sampai kantor pertama kali.
Sampai kantor sontak mas satpam kaget. Haha. Tidak biasanya kami menjadi gila kerja seperti ini. Hati ini kami akan bekerja shift malam. Setelah aku sekian lama tak pernah shift malam lagi.  Shift malam paling berkesan adalah jaga terakhir di IGD RSUP, semalaman nggak tidur dan malah tidur di kursi depan radiologi. Nggak dibangunin sampai subuh lagi. Hesh.
Sampai bukannya langsung pegang komputer ngerjain tapi ngemil dulu. Haha. Makin bengkak masa bodoh. Beberapa saat kemudian datanglah rombongan laskar cutoff. Absen. Master Gama, pemimpin rombongan. Kita selamat jika Dia ada di dekat kita. Dhani, abang ganteng. Aku nggak bisa deskripsiin dia, abisnya gitu sih. Bayu, the gentong bell. Paling rajin kalau sudah deadline. Jojo. Master of Joke. Salah satu anggota trio kepret. Kiki. Depcollector terhitz masa kini. Yang rela ikut camping demi si abang ganteng.
Semalaman itu kami cetak cetuk di depan komputer mengerjakan pendingan sak hohah. Pertamanya tuh ya enak banget. Lancar jaya maju makmur. Telolettelolet. Lah. Lama-lama mulai prossessing lagi. Mungkin aplikasi juga mengantuk kayak kita. Kiki udah tidur duluan. Abis itu si Bayu ikutan tumbang nemplok di kursi. Aku sih masih bertahan udah nggak ngantuj juga. Jam 2 dini hari Gama dan Jojo merapat di kursi masing-masing. Tinggal aku dan Dhani. Bertahan. Mungkin sebenernya tuh Dhani udah ngantuk banget tapi karena aku masih asyik dia nemenin aja. Mas Dhani baik deh. Haha. Nanguung juga, aku hampir bisa nyelesein. Walau kudu sabar karena aplikasi memang moodyan juga.
Kita bertahan dengan posisi yang sudah embuh. Aku udah mules mules kedinginan. Dan ini memang jamnya pencernaan bekerja.
Jam 3 dini hari. Aku selesai. Dhani sudah pengen tidur. Haha. Kita matikan komputer masing-masing. Aku nggak dapet kursi untuk tidur. Dhani masih sempet dan mau natain empat buah kursi buat aku tidur. Makasih,boy. Pasang alarm jam 5 ya, Dhan. Siph. Kami tertidur bagai pindang di jemur. Tidur diatas kursi tunggu peserta. Haha. Aku sih dulu udah biasa tidur di kursi waktu masih jaga di RSUP. Tapi sekarang susah juga ambil posisi tidur biar nyaman.
Aku coba merem tapi nggak tidur-tidur juga. Woladalah. Aku gek mak ler udah ada alarm bunyi kenceng banget dan paling deket aku. Hesh jian. Aku nggak bisa tidur batinku. Sampai mbuh siapa yang matiin tu alarm. Sampai jam 5 alarm ke dua bunyi. Ya Allah, aku berasa belum tidur lho, kog alarmnya udah bunyi lagi. Sampai alahembuh. Gama udah bangun udah cetak cetuk lagi. Kiki udah pulang. Dhani kebangun nggak tidur lagi. Tinggal aku sama Bayu masih molor. Jojo udah pulang juga. Aku baru benar-benar bisa bangun jam setengah 6 pagi.
Aku bangun langsung nata selimut siap nyolokin setrikaan. Tapi colokannya nggak ada yang pas. Haha. Dhani aku minta buat nurunin printer biar mejanya bisa buat nyetrika. Hem. Itu anak 1.1 nyetor baju. Duh, udah kayak tukang laundry aja aku. Selesai setrika mandi. Selesai semuanya. Kita sarapan bareng di gudeg deoan kantor.
Kita sok bangga bisa masuk pagi. Iyalah dari malam udah standby nemenin mas satpam. Menu sarapan kita bubur gudeg. Yummy. Hem. Nikmat ya sarapan sama kian. Tersisa aku, Gama, Dhani dan Bayu. Abis itu kita udah ngantuk lagi.
Hari kedua kita pulang jam 9 malam. Sampai rumah aku langsung bruk tidur bangun jam set6 pagi lagi. Ngantuk lagi. Lebih dari 24 jam kita habiskan waktu bersama ya genks. Para laskar cutoff.
Bersenang senanglah karena hari ini akan kita rindukan dihari nanti. Oooouuooo.
Ayo buat kenangan indah lagi.
Jadi bisa nggak kalau kalian nggak ninggalin aku cutoff sendirian tahun depan.? Bisa nggak kalian datang nemenin aku pas cutoff datang lagi.
Ya, boy.? Pliss.
Kalau kangen kita baca blog ini pas sempet ya. Toss.
Dokumentasi pre lembur
selfie expert
Ini dokumentasi anak KC sebelah adoh banget
Add caption
Add caption
Pindang tiduran tinggal dibumbui

Senin, 28 November 2016

Saat Lelah Terdistraksi Oleh Mereka #1

Ah... ini masih tengah bulan aja belum ada lho. Tapi kog capek banget rasanya. Pundakku pegel. Butuh dipijitin. Kamu mau?

Jadi begini ceritanya suntuk banget gegara antrian bulan ini amazing gila. Saat cutoff kini hanya mitos belaka. Jadi kan ini masih tanggal segini tapi antriannya nggak sahabatan sama kita. Eh terus kan coba diantara antrian itu ada Bapak, mas hrd standupindogondokusuman, mas hrd anak 2, mas ah sudahlah. Hahaha aku mulai gila lagi. Ya sama aja kayak Dani atau Bayu yang semangat kalau ada mbak mbak hrd bening.

Bapak jenaka. Bapak hrd ini bapaknya temen SMP. Jadi aku udah anggap bapak sendiri. Gitu kan ya da? Haha. Nggak pernah protes macem macem nrimo banget hahaha. Kita mah berasa dimong banget ya Gam? Tiap bulan pasti tak batin kog nggak datang absen bakal cuma sehari aja. Eh tapi datangnya kog pas cutoff. Pasti bapak capek nunggu antrian. Duduk di pojokan. Mungkin sambil ngepo IG.nya anaknya yang konser sana sini. Haha. Disela sela antrian biasanya kita ngobrolin anaknya bapak. Kemarin aku ketemu anakmu pak pas kondangan. Masih dengan rambut gondrong kebanggaan rocker. Hha. Piss Da.

Mas hrd standup indogondokusuman. Terakhir bulan kemarin sampe ngakak karena malah ngobrolin hal nggak jelas. Datang akhir akhir sampai antrian udah sepi banget. Ngeluh laper lagi. Yaelah sama kali mas. Hrd teladan yang kadang somsek. Hahaha. Bercanda aku mah. Maaf napa. Tadi datangnya agak lebih awal. Diantara ibu dan mbak hrd. Iya ini mas stand up indogondojusuman juga ditunggu tunggu banyolannya sekedar melepas penat. Wkwkwk. Pas liat mukanya aja udah pengen ketawa. Eh saking antriannya banyak, dianya malah turun. Yah... pulang dia gumanku sama Gama. Eh beberapa saat kemudian datang. Lha kog ya ngepasi sama aku lagi. Uis ngeloke dadak bengesan barang. Heh, wingi koe teko uis awan bengesku uis luntur, saiki isih nemplok abang branang. Hahah. Iya nih gincuku rodo kandel akhir akhir ini.
Dengan sistem yang tadinya lemot trus tiba tiba balik rada normal. Beruntung koe mas. Akhirnya dia pamit trus ngomong besok lagi mau sama mbak Yana aja. Gam, sesuk nek aku neh sing ngepasi manggil, ora lah. Terus koe yo rasah maju mas purapura linglung aja.

Mas hrd teladan anak 2. Sebenernya nggak tau anaknya berapa tapi, ah sudahlah. Hha. Ini adalah orang yang pertamanya sama Dita ngasih berkas seabrek trus dicek. Nah bulan berikutnya ngepasi aku yang dapet. Akhirnya berkasnya pindah tangan ke aku. Dan hampir 3 bulan berkas itu tarik ulur harus aku ceki tiap bulan. Duh bang adek capek. Akhirnya kemarin Karena sudah merasa bisa ditolerir 3 bulan, kita ujk aja. Sudah tanya pertimbangan Gama. Dan saking teladannya ini, rekomended lah kamu mas. Baik to aku tak kasih award best recomended outsourcing. Yang tetep mau bayarin walau mbuh gitu. Hahaha.

Hrd terbulli yang memindah tangankan urusan pada temannya. Haha. Ini hrd terbulli nggak di kantornya sendiri tapi juga kantor orang lain. Soalnya dia itu temennya temennya Dani. Jadi udah sok akrab. Tapi suka banding bandingin sama kantor lain. Walau gitu nggak seakrab kantor kita kan bro. Yang berani beraninya memperlakukanmu seperti sahabat sendiri. Eh lah malah off. Kirain kabur kayak yang lainnya. Hahah.   Yang sama saja suka banget bawa berkas banyak banget atau ngeoffin karyawan banyak banget. Terus karena aku efisiensi operasional malah dibandingin sama sebelah yang ngasihnya nggak tanggung tanggung. Ah lah isih iso di woco kok.

Pak twc yang tiba tiba bilang kalau ronya aku. Yang lantas membuatku rada shock. Yang harusnya dipegang mbak Novi. Hha. Bapak yang baik, rumahnya deket rumah Gama. Selalu mempersilakan datang untuk main ditempat kerja wisatanya gratis. Duh pak gimana ya. Yang kalau chat di kasi intro gambar bunga bunga. Haha. Ternuwun lho pak. Ming kog kula dadi sedih juga. Bapak yang ramah ke semuanya. Satu satu disalamin pas dateng maupun pas mau pergi. Selalu aja update data tiap bulan. Duh maaf dulu pas awal awal saya nggak dongan pak. Nyusahin lagi. Tapi sekarang sudah mulai terbiasa dengan cara komunikasi. Haha. Jadi inget pas balas email. Yang diminta apa bilangnya apa dikasihnya apa. Abis gitu bapak balasnya pake tulisan nggak jelas. Aku sampai ketawa bayangin Mei yang omong. Hha kog malah Mei. Soale Mei kalau ngebanyol gitu njelei terus bikin ngakak.

Oiya lupa. Satu lagi. Mas pembela bangsa dan tanah air. Guru spiritualnya Dita. "Loe juga cynt" teriak Dita nggak mau sendirian. Hahaha. Bapak yang kelewat gapyak tapi mbuh haha. Ups. Udah kayak temen curhat. Sampai kisah cintanya pun gue tau. Kalau tanya orang mana to jenengan. Semangat jawab Srumbung. Saya juga punya temen di Srumbung. Temen apa temen, calon ya. Iya haha. Kog nggak jadi mas. Nggak tau. Ya seabsurd itu obrolan di selasela antrian. Mau sepaneng banget kog ya gimana. Mau nyantai kog aku kelewat santai. Ah susyah. Datang hampir setiap hari. Selalu ngingetin puasa dan ibadah blabla lainnya. Suka nyaranin berdoa blablabla. Baca baca tanda tangan. Udah kayak guru spiritual tadi. Haha. Kadang pas antrian sepi udah tinggal sendiri, saking lupanya nomor nyeletuk aja antrian a/n mas.. wkwkwk sontak yang lain ikut senyum ketawa. Bapak 2 anak yang sayang keluarga ini awalnya di waspadai tapi ncen gapyake mbuh mau dadi kita mah biasa aja. Tapi minggu depan udah nggak ketemu lagi lho. Gedunnya beda. Saat antrian yang lain udah move on ke loket yang beda si bapak masih setia nunggu dipanggil diloket yang sama. Yah sudahlah.

Terkadang orang orang yang mampu mengalihkan lelah kita pas kerja datangnya nggak terduga. Siapa saja.

Pa, kadang aku menggap mereka menjadi kakangku, kancaku, musuhku, tamuku juga bapakku. Tapi kau tak akan tergantikan, pa. Bapakku cuma jenengan. Hah. Aku selalu pura pura kau masih ada di rumah dengan rutinitasmu saat aku pergi kerja. Aku selalu pura pura kau pergi hanya seperti biasa kemudian balik lagi saat petang datang. Aku kadang pura pura kau memang sudah terbiasa pergi dan lama nggak kembali.
Aku kangen banget pak, kaleh jenengan. 😣😢😭👴

Doodledoodling. Like to drawing (future with you)

Akhir-akhir ini aku rindu banget bisa gambar-gambar. Selama ini aku emang nggak kosisten sih. Cuma pas moody aja. Satu yang masih sebenernya aku rindukan juga. Orek-orekan di kertas buram bekas kopian proposal kegiatan bbt tonti pas SMA. Kumpulan kertas itu saksi betapa rajinnya diri ini dulu waktu pelajaran. Disitu juga ada gambar yang menurut aku paling niat yang pernah aku buat juga. Tapi mungkin kalau dilihat di jaman sekarang pasti jauh banget. Hahaha. Yah kita kan berproses jadi lebih baik kan ya.
Jadi kemanakah orek-orekan itu. Seingetku kertas itu sudah lenyap entah kemana. Mungkin saat erupsi 6 tahun silam. Saat seisi rumah isinya pasir dan debu. Rusak. Trus hancur.
Aku mulai lagi gambar. Aku tau kog. Ini nggak bagus. Tapi bisa mengobati kebosanan ku. Karena kadang nggak semua bisa dituliskan makanya digambarkan. Hha.
Galeri kertas putih hitam tinta

Sabtu, 05 November 2016

Lagu dan kenangan (genki wo dashite-beck)

Terjebak masa lalu ditambah dengerin musik yang dulu dulunya andalan banget buat nemenin aktivitas. Lebih terlihat nggak berkembang dan terjebak masa lalu. Haha. Dari pada update lagu aku mah sukanya dengerin lagu lama sambil flashback moment yang sudah berlalu.

Hebat ya. Pas kita denger musik tiba tiba aja peristiwa itu muncul begitu aja. Kayak lagu ost Beck. Ini lagu jepang yang nggak sengaja aku nemu di soundcloud. Cover version. Enak banget lagunya. Setiap hari setiap detik yang diputer ini lagu terus dan terus. Nggak berhenti. Pas waktu itu juga musim hujan. Musim hujan awal tahun 2015. Mak, uda lama banget ternyata. Jadi tambah meratap ketidakberkembangan diri ini haha.

Pas waktu itu, stase maternitas. Ada di kota seberang. Klaten. Di kamar kost yang aku huni barengan Adis. Ya ampun aku kangen. Makan pagi pagi sama nasi aku lupa namanya. Saking iritnya kadang beli 2 bungkus buat pagi dan siang. Sebungkusnya cuma 1500 dan itu udah kenyang. Ya Allah kangen banget. Bahkan rasanya masih nempel di mulut. Haha. Pagi pagi sudah apel keliling ngitungin Djj bayi dalam kandungan para ibu. Pontang panting kalau ada yang mulai proses melahirkan.

Rasanya memang asing banget tempat itu. Eh tapi dulu kita pernah disana lumayan lama lho. Dengan segala perbedaan dan cara kita untuk beradaptasi. Sungguh sesuatu yang unik. Hha omong apasih ini.

Jadi sehari hari pas di luar udah hujan. Kemudian tugas askep minta dikerjain. Kertas dan buku hampir berserakan. Astaga aku masih ingat bau kamar kost kita, Dis. Kita ngerjain tugas. Tak lupa aku stel musik ost beck. Yang hampir kamu pun hafal walau cuma dapat sekata doang, haha.

Sama. Sekarang pas aku dengerin lagu ini. Aku balik lagi ke masa itu.

Waratte gomakashite
Namida no tsubu wo kawakashite
Sono mukou kawa ni aru no wa
Kitto ima yori tsuyoi anata

Close your eyes
Ima wa awatenai
Utsuro ni kanjite
Feel the beat
Iwanakute ii
Kitto ashita wa
Wow wow

Dakara nee
Genki wo dashite
Anata no
Warau kao mitai kara
Dakara nee
Genki wo dashite
Watashi no onegai

Yume wo mune ni daite
Semai heya kara dete oide
Ima no kono kumori sora wa
Jikan (toki) ga nagare reba hareru kara

Go for it
Shibararenai
Jiyuu na kimochi de
Feel free
Sou atarashii
Ashita ga
Wow wow

Dakara nee
Genki wo dashite
Anata no
Warau kao mitai kara
Dakara nee
Genki wo dashite
Watashi no onegai

Watashi no onegai wo
(http://astrigus.tumblr.com/post/64359722233/genki-wo-dashite)

Rabu, 12 Oktober 2016

Balik ke Kampus

Kesibukan antrian membuat aku tidak bisa curi curi waktu update blog. Nggak sempet reupload draft. Nggak bisa edit caption foto. Dan. Draft blog numpuk.
Kamu pikir tulisan ini nggak penting. Tapi kamu udah meluangkan waktu 3 menit untuk membaca prolog tidak jelas ini.

Yuhuuuuu...
Jadi begini.
(Senyap)..........
Udah gitu ajah.

Duh. Aku pengen nulis sesuatuh tapi capek. Tapi tetep aja ini udah dapat hampir 1 paragraf padahal aku udah bilang capek dan nggak ada ide. Apalagi ide untuk cerita. Tapi. Ahh lah. Let me tell you about my day. Meidei.meidei.

Back to Campus.
Jadi keributan membuat STR kembali tercerahkan, setelah sebelumnya aku cuma ngompori trus pergi. Akhirnya step by step bisa jalan lagi walau kita tertinggal dari institusi lain. Kalau udah rejeki nggak akan kemana kan ya. Aamiin.

Kemarin sebenarnya udah mau ngumpulin berkas ke kampus. Ternyata masih kurang syaratnya. Terus aku putuskan untuk mengumpulkan berkas hari ini. Sepagi bangun udah bongkar bongkar berkas ijasah eh lah dalah ternyata legalisir ijazahku tinggal 2. Pas banget. Coba kalau kurang hem, gagal aku dapat surat.

Karena antrian yang tak bersahabat apalagi kemarin senin. Sampai penuh banget. Akhirnya baru dipaksa untuk sempat hari ini tadi. Thanks ya Dhan. Yang udah mau tak repoti. Duh melting aku boy. Walau akhire kamu juga ninggalin kita. Huhu.

Dengan ijin yang malah menguak ingatan tentang kerjaan. Dengan berat hati dan merasa bersalah. Dengan degdegan sama masalah laporan kerja. Dengan panas yang menyengat hingga ke hati ini. Ealah. Mau nggak mau kudu iso tekan kampus. Poko.e

Dapat ijin trus ninggalin mereka. Dhani. Bayu. Dita sorry harus gantiin aku. Yeay.. 2 jam bebas hahaha. Ups. Jarang jarang kan aku keluar kantor. Pengen juga lah.

Jam 10.30 aku sampai di depan bank BPD DIY yang ada di RSU. Clingukan bingung cari slip setoran. Sibuk nyecroll chat di grup yang nyimak pun mbuh mbuhan. Tanya ke pak satpam. Sung cus bayar. Pindah ke sebelah bank BRI. Nulis.nulis bayar cus. Keluar RSU parkir di masjid Mardiyah. Di tempat ini jaman dulu praktek profesi sebagai parkiran sahabat mahasiswa. Sebagai tempat naungan kala hati ingin meluapkan segala. Tempat doa keluar di saat hujan tak kunjung reda. Yah.. lumayan memorable banget lah tempat ini. Parkir trus cus.

Jalan lenggak lenggok  hha model kali ah. Abis parkir, fotocopy ijazah dulu buat sekalian legalisir. Nasib tak tau semoga profesi jobseeker segera berakhir. Aamiin. Melaju tap tap tap. Jalan kaki jauh tapi seneng haha. Soalnya aku udah ada rasa rindu sama tempat ini. Kampus FK. Beda nggak begitu sih. Tapi karena lagi ada proyek gedung baru jadi menghancurkan tempat tempat memorable semasa jadi maba dulu. Dan aku baru ingat pas nulis ini. Aku nggak mampir ke tempat mbak Ika. Sekedar beli eskrim atau molring kemudian duduk asyik melihat transaksi jual beli mbak Ika. Aku yang dulu bukan anggota Bursa tapi kalau pas dewean ikut bantuin mbak Ika. Jadi sedikit hapal harga harga jajanan di Bursa. Mbak Ika yang suka curhat dan di curhati. Yang selalu apal sama Bapakku. Makasih mbak. Aku lupa mampir. Kira kira kamu masih ingat aku nggak ya mbak. Atau kamu masih setia di Bursa nggak ya mbak.

Pintu masuk bablas terus hampir pintu keluar. Hop. Aku pergi ke gedung hokya aku lupa namanya. Hha. Pokonya gedung yang ada pak Dekan dan para wakilnya. Mampir bentar ke Bank BNI untuk bayar legalisir. Jadi gedung ini adalah gedung favorit juga. Dimana kita mengurus kemahasiswaan. PKM. Bimbingan Skripsi sama dr. C. Bimbingan PKM. Antri ngumpulin berkas beasiswa. Jaman harus KRSan tapi lama lama suka nitip. Perjuangan minta ttd prof T untuk acc dana skripsi. Sekedar duduk duduk di sofa empuknya. Ah. Jian terjebak masa lalu to.

Selasai. Aku jalan menuju gedung paling tercinta walau not be my favorit place. Gedung dimana ada ruang kuliah. Mini hospital dan hari hari dimana bel osce berbunyi saat musim ujian skillabs. Ismangoen. Jalan sambil melihat wajah asing. Hanya 1 yang tak asing. DPR. Dibawah pohon rindang. Iya pohon nangka itu yang sekarang ramai di kelilingi jajanan jadi kantin kejujuran. Hha. Di setiap kampus pasti ada spot DPR kan?
Dengan dandanan menor yang sempat tadi di bilang sama temen "gincumu kandel". Tuntutan profesi buk. Aku masuk gedung itu dan sudah ada Pak Hardo dan si Bapak memanggil namaku. Pak, jenengan tasih kemutan kaleh kula? Terharu pak. Beneran aku sih nggak nyangka aja si Bapak yang dulu semester 1 suka ngurusin jadwal kuliah kita masih ingat namaku. Aku sih yakin nama BFF apal semua. Hha. Nggak tau deh kalau pak H ini anggota fb bff. Mulai gila.
Tap tap. Naik ke lantai 2. Gelap lagi mati lampu katanya. Eh tapi malah bikin sejuk dan adem. Soalnya gelap. Lagi lagi wajah wajah asing. Nggak kenal. Ah lah berasa ibuk aku kudu pie. Sampai di ruangan yang biasa buat legalisir ijazah. Tararara. Susunan mejanya udah berubah lagi. Pegawainya udah nambah lagi. Dan terharu lagi ke tika. Pak pegawai menyapaku dengan "wong sudimoro". Pak di sebut wong srumbung aja aku udah amazing, lha kog jenengan sampai detil bilang wong sudimoro. Hambok sisan sudimoro rt 2 rw 2. Hha. Dan aku lupa nama bapaknya. Kejam kali aku ini. Aku udah ingat sesaat nulis blog ini. Namanya Pak Sugeng. Yang nembung digawake salak akhirnya aku bawain buat staff dan dosen. Ups itu dulu bukan maksud gratisdikasi biar lancar skripsi. Bukan beneran deh. Haha.

Mereka masih seramah seperti dulu. Yah walaupun yang hapal aku nggak banyak. Bahkan pak Dosen pun lupa siapa aku. Sudahlah. Udah kelar skripsi inih. Lupakan masa lalu pait itu.

Panas. Hari ini pelukis langit sedang menikmati hari. Dia lukiskan banyak warna kuning dan biru. Hha. Aku buru buru balik kantor karena tidak mau ada sesuatu hal yang akan mengancan keberlangsungan hidup saya.

Sampai kantor ya sudah balik lagi dengan rutinitas biasa.
Rindu kampus terobati sementara. Pengen hirup udara di luar gedubg tingkat 4 ini terlaksana. Walau nggak begitu enjoy karena terburu buru di kejar waktu.

Dan kita tutup hari ini dengan canda dan tawa.
Menertawakan "ada keperluan" bersama trio kepret dan mas ganteng.

Jumat, 30 September 2016

Dan September pun Berakhir

Wholaaaaa...
Aku pulang larut lagi, tapi tak selarut kemarin. Pulang paling malam kita. Akhir bulan yang sangat emezing. Semoga kita masih baik-baik saja hingga penghujung tahun ini ya.
Hari terakhir September. Harusnya kita ceria secerianya. Ini terakhir lho. Eh tapi gajian dimajuin tanggal 1. Akhir bulan tak seceria bulan-bulan lalu. Haha. Kreditan kasur udah nunggu dilunasin mak. Setor arisan nyari-nyari receh. Arisan receh. Hha.
Iya. Hari ini selow kog antriannya. Emh... tapi kerjaannya nggak selow sih. Pagi berubah sendu, padahal pelukis langit nggak terburu-buru. Pagi ini dia bawa warna kuning dan biru. Cerah.
Formasi loket nggak lengkap. Dhani di bawah. Tinggal aku, Gama, Bayu. Dhita sudah nggak lagi ngurusin loket, dia dibelakang. Jojo sepertinya tadi pagi dia duduk bentar sebelum pergi. Siangnya kita berubah jadi tukang potokopian dadakan. Kerjaannya cetak-lipat-ngeklip-ngecap. Ribuan kertas berhamburan. Enggak berhamburan juga sih. Hha.
Saking embuhnya kita. Aku nyetak 1522 kertas. Gama yang lagi emoh mikir milih ngecap. Jojo yang capek milihin kertas ikut ngecap sama Gama. Giliran Dhita yang milihan kertas. Bayu lagi rekon sama mbak BU. Sebelumnya mbak BU ini mau rekon kan, terus dia heboh di telpon orang. Disuruh ke alfamak buat bayar. Ngakunya dari polisi karena sodaranya nabrak anak. Eh.. kita yang nggak ngeh, malah merasa aneh sama mbaknya. Lha mbaknya panik trus tiba-tiba pergi gitu ajah. Terindikasi kena penipuan, kesaksian Jojo. Beberapa saat kemudia mbaknya balik lagi cerita kena tipu. Utung belum dibayar. Akhirnya lanjut menikmati rekon bareng Bayu.
Hahaha. Semakin sore semakin gila. Capek. Gama sama Jojo malah lomba ngecap kertas. Siapa kalah beliin eskrim maknum. Iya logat Srumbung emang gini Jo, nggak usah ketawa gitu. Hahah. Konyol. Jojo kalah. Kalah dari master Gama.
Habis itu kan capek penat bergelut dengan kertas ribuan lembar. Emang rada dilebaykan. Terus kan aku, Gama, dan Jojo the king of Jo(ke) kita turun ke mushola. Kita udah kayak triple kepret kemana-mana bertiga dengan ketua master Gama. Aku mah cuma kepretan kertas. Ketawa terus bertiga gara-gara Jojo koplak. Ketawa sampai guling-guling. Perut melilit. Eh.
Sorenya kita nangkring di angkringan depan. Jojo udah ngidam emie rebus. Aku sama Gama perlu asupan kopi. Udah capek badan dan mata ini bang. Ngertiin kita dong bang (omong sama tukang angkringan. Hhha). Saking seringnya nangkring samapai diapalin sama tukang angkringannya. Es gudde. Biasanya Dhani yang seneng ngopi, dianya atit peyut.
Setelah kita tertawa bersama di hari terakhir September ini. Tinggalah Aku sama Gama yang masih bergumul dengan kertas. Ditemenin Dhani bentar. Masih ada Angga dipojokan yang sibuk ngitung duit. Ada mbak Dien yang ngrekap di belakang. Tanganku dan Gama udah item kena tinta kertas. Ngitungin kertas seribu lebih coy.
Capek.. tubuh ini capek banget. Ngantuk. Mata ini bahkan udah pengen merem, mantengin layar dari pagi.
Gudnyus. Besok kita piknik. InsyaAllah.
Welcome inktober #1.

Jumat, 23 September 2016

Di puncak , Dago Bandung

Hari pertama perjalanan di Bandung.
Perencanaan transportasi yang bisa dibilang fail membuat kita susah bergerak keliling kota bandung. Dengan segala pertimbangan akhirnya rental motor dengan yah sudahlah. Tapi karena kita ada berlima. Miko. Mei. Yance. Gita. Aku. Dan motornya cuma dua. Hem.. jadi cabecabean bandung. Cenglu kemana-mana. Yah gimana lagi.
Pagi kita sarapan di.. emh bukan, disini nggak ada burjo yang menjamur kayak di Jogja. Warung makan biasa di dekat kost Miko. Kemudian aku, Gita, dan Yance nungguin Mei Miko minjem motor. Dan tanpa perencanaan, yang penting keluar biar nggak sia-sia sampai Bandung.
Keliling Bandung. Mampir bentar di foodcourt atau apa ya tempat maem di deket ITB. Terus lanjut ke taman yang di pinggir sungai, iya itu. Aku lupa namanya. Hha. Pas jalan di jembatan Aku sama Mei di cegat sama mas fotografer. Sebenenrnya kita mau nolak tapi nggak enak memotong orang bicara kita dengerin aja. Nah, setelah selesai menjelaskan kita bilang aja "sudah bawa kamera". Masnya eh Aaknya juga bilang "yah nggak bilang dari tadi". Yah aa' jangan nerocos aja dong ah.
Terus kitanya duduk di pendopo yang ada di taman. Si Yance langsung rebahan ajah. Oh iya Yance ini hobi dan kegiatannya cuma ada 2. Makan dan tidur, udah.
Matahari mulai naik. Bandung mulai panas banget. Kitanya udah poto poto bentar lanjut ke rumah mode. Hem... seperti ini ya. Rumah mode itu kayak mall eh hem.. mungkin kalau di Jogja tuh kayak mirota batik, tapi lebih luas, yg dijual baju, tas dan sepatu juga souvenir. Banyak yang jual makanannya juga. Tempatnya nyaman. Dan banyak kolamnya, yang dimana kolam itu banyak ikan koinya yang besar-besar. Anak-anak pasti pada suka. Kalau kamu ngasih remah-remah roti, semua ikan akan berkumpul. Apik.
Setelah lelah dari rumah mode, kita duduk. Bergumul dengan rencana selanjutnya yang tidak mungkin dilanjutkan dengan formasi cabecabean Bandung. No.no. Harapan kita ada di temannya Miko. Si Bapak. Tapi si Bapaknya baru bisa malem. Ya udah balik kost aja tidur.
Dan sampai kost semua rebahan dan terlelap. Aku.. enggak deh, aku nggak tidur, memanfaatkan jaringan 4G yang nggak ada di kota Srumbung. Iya, Srumbung itu kota, udah ah anggap aja gitu. Hha.
Sebentar aku mulai pengen tidur juga eh, sama Mei dioprak-oprak. Jam setengah tujuh kita go out dari kost. Rencana mau ke bukit bintang. Kali ini aku yang di depan boncengin Gita.
Dan karena penglihatan dan navigasiku di malam hari buruk, kita terpisah dari si bapak leader rombongan malam ini. Aku sama Gita udah pasang GPS. Kita ke arah Dago.
Ngikutin si Bapak kog nggak singkron sama GPS. Sebagai pendatang yang baik kita ikutin tuan rumah ajah. Iya aku emang lambat naik motornya, terus digantiin Gita. Yokatta~~~
Sampai sudah nanjak banget di jalan yang embuh. Seingetku menuju resort di daerah Dago. Dan ketika kita sudah menthok, jalan buntu, tidak ada bukit bintang disitu. Eh dibelakang kita ada mobil yang juga nyasar. Oke berarti mungkin dulu-dulunya disitu memang pernah ada bukit bintang. Kita balik lagi.
Karena sudah lapar, kita putuskan makan. Nah kita berhenti tuh di Congo. Belum juga duduk, baru parkir, kog kayaknya waiting list ya. Ya udah deh pindah. Kita ikutin si Bapak yang masih nggak singkron sama GPS. Karena lapar kita stop di aku lupa. Tapi lagi kita cuma parkir. Udah. Kita melaju lagi di jalanan Dago. Kali ini si Bapak akhirnya singkron sama GPS kita. Aku sama Gita sampai bilang "Git,ini nanti kalau mereka puter balik lagi kita ngikutin GPS aja yah". Di GPS bilang bukit bintang tinggal 3 menit lagi, tapi eh si Bapak parkir lagi. Hem...  semoga bener. Kita akhirnya makan di Cocorico. Dinner gitu ceritanya. Kita berlima ditambah dua temennya Miko. Viewnya bagus, kayak bukit bintang di Jogja. Tapi ada view soklenya dari kota. Hha, sokle. Lampu yang di pasar malam itu lho. Di Cocorico ada live musicnya, romantis banget buat ngedate. Sama siapa neng?
Menghabiskan makanan kita turun ke kota. Jalan Asia Afrika. Rame banget pada malam mingguan. Pas disana habis ada bazar UMKM. Disana banyak hantu berkeliaran, ada congki juga valak. Aku lagi nggak berani liat mereka, jalannya jadi merem. Hha. Ada beberapa cosplayer juga buat foto-foto. Ada captain amerika, iron man sampai kamen rider. Yah, kayak di km 0 di Jogja.
Pas udah lelah kita balik. Ada Bapak pake peci pake jas dasian. Jalannya cepet ada yang ngikutin. Aku jalan sama Gita, yang lain masih di belakang. Terus ada obrolan absurd aku sama Gita.
G : eh itu pak Ridwan Kamil
A : ah apa iya?
G: apa itu cuma cosplay
A: (iya deh itu si Bapak walikota hits itu)Iya kayaknya itu cuma cosplay Git. Mirip banget ya.
G : iya
Sambil ngobrol gitu jalan kita tambah jadi jalan cepat ngikutin pak Ridwan. Wahahaha. Tapi si Bapak lebih cepet, ya udah dari pada hilang dari rombongan kita berhenti.
Balik ke kost. Besok kita masih berpetualang.
Di pendopo salah satu sudut taman di kota Bandung
Merenungi karena nggak bawa apa-apa dari Rumah Mode
Bukit bintang, dari lotengnya Cocorico 
Padatnya Asia Afrika di malam mimggu
Add caption

Naik ke puncak, Lodge Maribaya Bandung

Hari kedua.
Kami memutuskan ke Lembang. Pertama Maribaya.
Formasi kita udah ganti lagi. Tetap dengan kita berlima ditambah temennya Gita. Jadi Gita sama temennya. Mei sama Miko. Aku sama Yance. Sebagai seorang yang selalu bilang nggak berani naik motor di jalanan naik turun pegunungan, akhirnya pertama kali aku harus bisa. Dengan kekagokan naik turun jalanan berkelok sampai ada mobil ampir mundur, gigi masih masuk 2, mau dilorot 1 takut akunya yang mundur. Haha. Kata Yance dia sampai nahan napas. Ce harusnya pake jurus meringankan tubuh aja dari pada aku suruh dorong. Dengan laju yang lambat akhirnya bisa juga. Hha.
Beruntung kita berangkat dari kost jam 8, jalan Dago masih lumayan sepi. Nggak kena macet. Sampai Maribaya, loketnya belum buka. Terus poto-poto dulu di pinggir jurang dengan view hutan pinus di pengunungan. Seger banget. Akhirnya anak gunung bisa naik pegunungan lagi.
Yang lagi hitz di Maribaya kataya sih tendanya. Ups tapi itu private camping aja yang bisa masuk ke yang ada tendanya. Terus kalau kamu pengen hits di insta, bisalah kamu ambil gambar dengan angle yang menarik. Ada ayunan yang kayak kamu ayunan di atas jurang. Atau naik sepeda kayak beruang sirkus dengan background hutan pinus. Bagus. Tapi aku sih enggak. Hha.
Memandangi orang yang lagi pada poto hits di lodge maribaya
Sally, eh Sanny upon the hill. Merumput sebelum Idul adha
Menikmati keindahan
Formasi lengkap @ Begonia park
Masihkah kau melihatku?
Add caption
Kuda putihnya ada, Pangerannya mana?

Jumat, 09 September 2016

Perjalanan ke Barat

September ceria.
Begitu aku berharap hari hari bulan ini ceria. Ya walaupun memang ada beberapa hal yang justru membuat my whole life so blue. Blue banget sampai mungkin navy. Hha. Apalagi yang tidak diharapkan malah muncul. Wollaaaa, aku kaget trus mrebes mili. Macak nangis. Eh hha.
Reguduk rencana libur lebaran telah disusun. Lebaran haji. Eh tapi aktivitas di kantor masih saja kemriyek ramai. Alhasil dengan rencana yang sudah di rancang bahkan saat september belum datang, sung cus ke stasiun. Kita liburaaaaaaaaaan.

Eh tapi, ah udahlah. Ntar aku galau mulu ceritanya.
Now. Aku duduk di gerbong 1 kursi 12d kereta ekonomi kahuripan. Dari stasiun lempuyangan ke stasiun kiaracondong. Harusnya sih aku dapat kursi 11d tapi karena didepanku ada seorang nenek dan cucunya yang kalau membelakangi arah laju pusing, nenek itu minta tukeran kursi. Tidak masalah mbah, yang penting saya bisa duduk dan nggak ketinggalan rombongan. Hha.
Aku suka naik kereta. Kereta ini salah satu transportasi favorit, iya padahal aku baru 5kali ini sih. Bahkan liat rel kereta saja sudah kegirangan hha, kelakuan anak kecil. Sayangnya perjalanannya malam, jadi aku nggak bisa liat pemandangan luar.
Weeeyyy. Kita sampai di stasiun wates. Stasiun wates. Mbak dari mikrofon ngomong. Aawww aku merasa amazing, ini perjalanan naik kereta terjauhku. Hha.
Suara mesin menderu..
Potongan rel bergesek bergemerincing.
Pertemuan roda dan rel mengalun lembut.

"Hey.. tentu saja aku juga pengen jadi pengusaha hebat. Mendirikan cafe di dekat stasiun. Kemudian di sore hari saat senja melengkung kau menikmati kopi sambil memandang ular besi meliuk perlahan berhenti di stasiun.
Lihat.. so romantic kan?
Jangan memujiku, jika kau akhirnya pergi juga. Hush.. "

Monolog di dalam kereta.
Random sekali yah.
Gomen. Gomen. Gomen. Gomen. Gomen ne. Onichan. Gomen. Gomen. Gomen. Neechan. 😢😭

Aku sudah mulai menguap. Padahal ini baru jam 19.40. Tapi tadi pagi aku bangun jam 02.00 packing untuk perjalanan malam ini. Mataku sudah mrebes mili. Aku menguap sana sini. Hha.

Aku masih ingin menikmati perjalanan ini. 😪😪😪😪😪😪😪😪😪

Rabu, 07 September 2016

Bye MIU

Hari ini aku menangis sehabis pulang kerja. Miu sudah kaku di depan kandangnya. Sudah kesekian kali aku kehilangan kucingku. 
Kehilangan Aoi tidak bisa membuatku sedih, aku tahu dia jantan yang kuat. Walau entah dimana sekarang dia. Menyisakan Moe dan Miu. Tapi, Miu sudah mati. Moe memanggil-manggil anaknya yang sudah kaku. 😭😢😭
Aku... aku yang mungkin paling nggak rela Miu mati. Kucing betina yang belun genap 1 bulan itu pergi selamanya.

Miu menjadi alasanku menangis saat aku ingin menangisi hal lain. Dan saat yang lain itu harusnya mampu menghancurkan bendungan mataku, dia sudah kering.
Untuk bisa menerimanya, sungguh aku butuh waktu tak sebentar. Untuk bisa menerima kehilangan ini. Mungkin aku orang pertama dari mereka yang kau beri tahu. Aku tidak pernah marah dengan kabar ini, aku hanya sungguh merasa sedih dan kehilangan. Jauh-jauh hari kau memberitahuku, aku harus siap jika memang semua akan mendengarnya. Aku juga harus merasakan kebahagiaan itu. Tanpa terpaksa. Aku memutuskan untuk menjauh. Sejauh yang bisa aku lakukan. Maaf jika doaku tak sebaik doa mereka. Karena mungkin lebih baik aku diam. Diam.
😶🤐😔😟😓😢😭😭😡😠

Sabtu, 03 September 2016

Keep in touch

Sudah berapa tahun kita tak berjumpa? Owh iya, belum ada setengah tahun ya. Tapi kita kog sudah mulai malas berkomunikasi bareng ya. Kog kita terlalu sungkan sama masing-masing kita ya. Kog kita harus merasa sungkan menanyakan banyak hal. Kog kita merasa malas membalas perhatian antara kita.
Aku ingin tahu. Bagaimana kabar kalian? Apa kalian benar baik-baik saja. Aku sih nggak begitu baik. Apalagi sudah nggak ada kalian sebagai tempat distraksi. Gimana kalian bisa buat kita semua menertawakan diri kita masing-masing.
Kita pernah marah satu sama lain. Kita pernah rindu satu sama lain. Kita pernah muak satu sama lain. Kita pernah terganggu satu sama lain.
Aku hanya mencoba untuk bisa selalu terhubung dengan kita. Walau benang penghubung ini lama-lama mungkin memudar. Aku mencoba untuk tetap memberi warna pada benang yang menghubungkan kita. Tapi... jika hanya aku, untuk apa ada kita.
Apa kita sudah bukan kita lagi. Apakah kita sudah menjadi hanya aku, aku, aku, aku dan aku. 
Jika hanya aku yang mewarnainya. Apakah kita masih akan menjadi kita bahkan 10 tahun lagi. Aku tak ingin kita menjadi asing.

Aku hanya mencoba keep in touch saja.

Senin, 29 Agustus 2016

Diam

.........
....
.......
....
.......
....
..............
................
..................
....................
..................
...............
.............

Aku diam dengan segala kebimbangan
Aku diam bahkan saat aku ingin berteriak sekencang kencangnya
Aku diam dengan segala tangis yang aku rasa
Aku diam bahkan saat aku ingin kita duduk bersama
Aku diam dengan mengubur dalam harapan
Aku diam bahkan saat aku ingin bersenandung bersamamu
Aku diam

Melihat. Merasa. Mendengar.
Semuaaaaa..
Dan, aku hanya bisa diam.

.......
.....
.........
......
............
.......
.....
...............
..................
.....................
........................
.....................
.................
.............
........
....
..
.

Sabtu, 20 Agustus 2016

Libur lembur

Libur lembur libur.
Begitulah hari ini. Pagi udah hampir gedubakdubuk takut kesiangan, eh setelah dipikir lagi "oh iya ini hari sabtu, aku bisa tidur lagi".
Ya sih libur, tapi tetep ngantor. Belum juga bangun di tele sama Gama. Hha. Sorry ya Gam. Aku baru siap cus kantor, kamunya udah nongkrong aja disana. Setelah umbah-umbah selesai, langsung cus kantor.
Sampai di kantor sudah ada empat orang duduk di formasi masing-masing. Mas Ricky di pojokan. Gama di tengah, Bayu di kananya Gama, Dani di kirinya Gama kelewatan bangkunya aku.
Dengan kebahagiaan tiada tara bersama kalian aku semangat ngerjain nih. Beneran. Di sela-sela ngerjain email mas Ricky menawarkan membantu memenej email biar nggak amburadul. Tapi, aku harus mengaplikasikan ilmu back massage dulu. Itu bayaran yang eh syarat mutlak. Hha.
Seharian gitu sama mereka, Srumbung jadi tempat istimewa. Aku harus bilang ap ke pak camat. Srumbung itu semacam negara api dulu-dulunya. Tepatnya di kaki gunung Merapi. Nggak ada di peta deh kayaknya. Lah jasa pengiriman barang aja sampe susah nyarinya.
Kalau mas Ricky suka banget gini "saya aku tinggal di srumbung, srumbung dipimpin presiden dan wakil presiden". Terus sebagai warga sipil aku naik pangkay jadi walikota Srumbung. Koplak bangt kalian.
Aku kira ya di lingkungan baru aku bisa memperbaiki image. Iya bisa sebelum mas R  ini ada. Haha. Iye bang nggak ada eloe nggak rame pokoe. Yah terima ajalah. Mas R. Mas D. Mas B. Dek G. Orang-orang baik. Patner kerja yang saling melengkapi kekoplakan.
Walau Srumbun itu tempat yang jadi kayak emezming gitu ya, emezing anehnya.  Aku mah bangga jadi orang Srumbung, iya kan Pa? 
Oiya. Abis lembur libur. Nonton sama Mey, Gita dan temenya Mey. Mey Bff. Gita temen kantor sebelah masih satu instansi. Trauma ada apa-apa sama motor aku cuma bisa pelan. Sampai sans pas banget. Penghiburan sebulan sekali sama temen atu inih. Diakhiri makan geprek di mang kobis. Cabe 5. Di santapan pertama langsung bikin nangis. Mimiknya juga langsung ampir abis. Nasi sama lauk dikecapin maksimal biar nggak kepedesan. Lama-lama lidah kebal juga.
Disitu. Mey bilang buat aku membuka diri. Owh man. Mana boy, or man lah. Setelah ini deh kayaknya. Setelah seburuk-buruknya kesedihanku hilang gitu aja. Aku coba untuk menyibukkan hariku biar keembuhan ini hilang. Mungkin udah ilang, aku aja sampai bahagia lembur.
Libur harus lembur biar aku nggak sempet mikir yang embuh itu.
Bukti lembur. hahaha
Dani yang kerjaannya nonton youtube dan operator lagu
Mas Ricky masang outlook di komputer kerjaku
Gama dan Bayu mengerjakan pendingan dengan serius