Aku sudah tak tahu lagi ini cutoff ter apa. Sudah 8 kali cuttof aku lalui dengan suka dimana-mana. Karena duka cuttoff terlebur jika ada kalian.
Hem... entah lah aku bicara soal apa.
Aku bahkan sudah tak mampu lagi mendeskripsikan cuttoff bulan ini. Sungguh bergulatan fisik dan batin yang amat sangat menguras tenaga dan kesehatan. Di penghujung tahun ini saat kita masih saja mencoba menghitung dimana hari itu akan datang. Masih mencoba tertawa dan melupakan apa yang akan terjadi di esok hari. Mencoba menertawakan nasib yang akan datang.
Hey.. mungkin kadang ini terdengar dan terlihat sungguh menyedihkan. Kalian meninggalkanku sendirian. Benar benar meninggalkanku sendirian. Boleh aku bilang, kejam kali kau bang. Tapi apalah daya semua sudah diputuskan sebelum disambungkan. Kita putus sampai disini.
Intro yang lagi-lagi g jelas. Ah tapi itu lah yang awak ni rasakan. Rasa-rasanya aku ingin teriak sekencang-kencangkan agar semua ruangan mendengar.
Hey. Kalian tahu g? Aku terlalu lelah u tuk menulis blog. Dengan segala rutinitas yang semakin alahembuh ini. Dari pagi hingga malam berjibakuhibiniu dengan berkas sak hohah. Dan akhirnya badanku tumbang di gerus radang tenggorokan. Tapi saat kalian mulai membaca dan menerka-nerka momen yang sudah kita lalui. Kalian menertawakan kita dengan bahagia. Di situ kadang aku merasa bahagia juga. Maka dari itu agar kita bisa mengenangnya bersama, ini cerita kesekian yang kita lalui bersama.
Jadi lah, hari ini tadi kita berangkat kerja setelah libur panjang yang melenakan. Ah tapi aku bahkan berasa g ada libur sama sekali. Jumat ngecamp di kantor cus dolan Bantul sampai sabtu sore baru sampai rumah. Minggu dipaksa lembur karena g tenang terus cus ketemu teman kkn yang cuma tinggal 2 biji. Senin yang katanya libur bersama jadinya malah lembur bersama juga. Dari pagi pulang malam lagi. Bangun-bangun selasa pagi, badan sudah lungkrah. Adek sakit bang.
Hari ini menghabiskan waktu dengan mengerjakan email dan pendingan yang kog g selesai-selesai ya?
Gama sama Dani di bawah jadi pahlawan bangsa. Ah paling cuma pada duduk makan ngobrol aja tuh. Wkwkwkwk. Aku sama Bayu pelayanan seperti biasa. Bersyukur lah lagi g fit gini pesertanya dikit. Sempat ada pendingan peserta, mau aku sms ehlah.. aku g ada pulsa. Adek minta pulsa bang.
Setelah peserta benar-benar clear, dengan keadaan tenggorokan yang tidak nyaman maka tetap saya paksakan makan nasi goreng catering. Abis gitu Bayu ikut makan.
Jam 14.00 aku pamit ke Bayu mau urus atm yang ke blokir akibat kebodohan saya sendiri. Oke fine. Kalian bahagia kali ini? Gegara even atm keblokir ini, waktu belanja di mitora sampai g bisa bayar. Duh malu, udah mau dibatalin tuh belanjaan tapi kog ya udah diitung juga. Sampai pinjem atm temen.
Jam 15.00 aku sampai kantor. Ya ampun bahagia bangt bisa keluar kantor. Bisa liat matahari, awal yang kayak kapas, langit cerah biru merona, dan gunung merapi yang elok menjulang. Pemandangannya bagus banget. Beneran deh, aku g boong. Aku udah kayak manusia purba keluar gua, terlalu excited liat keadaan disiang bolong. Secara kan ya saya berangkat pagi nyar pulang malam. Seharian g keluar ruangan. Hanya meratap di balik jendela melihat sunset yang g keliatan juga.
Aku dan Bayu lagi asik ngerjain berkas cuttoff. Sorry aku g pernah merasa seasyik ini. Aku bahkan bosan. Apalagi tambah sama badan yang lagi g temenan. Mau ngerjain sambil gila aja susah. Jadinya ngerjain sambil waras, bosen deh. Lagi g ada tenaga dan daya upaya buat gila-gilaan bersama teman-teman.
Di belakang masih ada Angga yang rajin banget gentiin Yodhi rekan berkas lamaran kerja. Sendiko dawuh mami sih dia. Tak lama kemudia bala bantuannua Angga datang. Ada Timo, Suryo, Kiki dan Eve. Pada ribut-ribut g jelas. Dan disitu saya tersadarkan untuk merasa bersyukur sudah bisa masuk diantara mereka dengan merdeka. Hha.
Dari briefin pagi tadi sudah di wanti-wanti sama Maminya Yodhi untuk berkumpul bersama. Wah ada apa ya. Nah kan tiba-tiba mas Joko muncul. Kirain mau ambil kartu eh iya kan kita ngumpul ya hari ini. Mami sudah lewat di depan kita, sesaat aku sama Bayu masih asyik ngerjain. Sedangkan Dani dan yang lainnya embuh dimana.
Aku sudah naik ke lantai tiga. Ada Alfi, Ima, Eve dan aku. Menunggu yang lainnya. Asyik mainan hapeh. Terus makbedunduk toktoktok, ada Afi, mbak Dita, Dila, mas Joko, Dani, Bayu dan Jojo. Kami sudah duduk rapi melingkar dipimpin Mami. Kami membicarakan nasib masa depan yang kami pilih untuk dijalani tahun depan. Dengan kerelaan atau paksaan. Kami sudah memutuskan hal yang dirasa terbaik untuk masa depan kelangsungan hidup sampai ada yang dilamar sebelum melamar.
Eaaa mbak Dita, anggota terdewasa kita yang sudah siap mengesahkan masa depannya bersama mas Tomy. Dan kami-kami yang masih keasyikan menggalauni hal-hal yang tak perlu di galauni. Seperti berkas cuttoff yang seperti amoeba, kayaknya sih membelah diri.
Sedikit canda tawa dan senyum senyum manja karena ada kabat gembira untuk kehidupan perkantongan kita. Tapi juga duka yang sebenernya belum begitu terasa. Ini kan masih h-4. Ih apaan sih ya. Dan kalian benar-benar meninggalkan aku sendirian. Kog kejam gitu ya. Dani, Bayu. Jadi aku harus cari kenyamanan lagi. Aku harus berdebat lelah dengan siapa lagi? Aku cuma bisa mengeluh pada Gama.
Afi. Teman yang paling bisa mengembalikan kenangan dimana aku harusnya berada. Mengenang masa-masa bahagia di RSUP. Teman curhat seprofesi.
Mbak Dita, Dilla. Walau kita beda lantai dan g begitu akrab. Karena keakraban kita dilihat dari seberapa sering kamu ngeluh sama temenmu. Hha. Mbak Dita kalem dewasa idaman mas Tomy. Dilla dengan cerita lucunya dan aksen cirikhasnya. Iya kan kak?
Mas Joko. Jauh beda kabupaten kita. Embuh kayak gimana. Tapi aku berharap tahun depan kamu bisa meringankan bebanku mas. Pliss lah. Woyyy.. tak warahi nek perlu. Jadi biar kamu dan peserta tak usah jauh-jauh menyebrang kali progo untuk menemuiku. Makasih atas perjuangan kalian. Aku terharu. Plak.
Jojo. Aku belum bisa bikin satu postingan buat kamu. Karena kamu terlalu absurd. Bisa buat ketawa dengan tingkah konyolnya yang sudah mulai bisa kuhapali. Tapi ya anda berhasil menghibur saya. Hiyyeayy. Jangan php.in ya Jo. Wkwkwk.
Eve, Ima, Alfi. Trio kwek.kwek. penjelajah kota. Pejuang matahari haha. Kerjaan kita berlainan banget ya. Kalian keluar kemana-mana aku di dalem terus. Berkat kalian aku tinggal kasih nomer salah satu dari kalian aja kalau ada BU baru. Sungguh mulia sekali apa yang kalian lakukan pada saya. Toss girls.
Selesai berkumpul yang bahkan susah terealisasi setahun sekali, akhirnya kita memutuskan untuk melakukan sesi poto. Dengan fotografer dadakan kita, Timo. Yah ikhlas g ikhlas ya, Tim. Udahlah demi kebahagiaan kami yang entah sampai kapan ini. Posisi berjajar. Cewe cewe berdiri cowo cowo duduk rapi. Cekrek cekrek. Udah dipoto berulang ulang tetep g krasa. Sama, aku yang dari tadi udah g enak badan jadi fit lagi kalau menyangkut hal dokumentasi.
Katanya sih mau foto studio. Tapi karena gelar belakang kami "wacana" jadi ya gitu. Wacana aja pokoknya.
Puas dengan segala hal yang telah kita lakukan. Kami kembali bergegas pada posisi masing-masing. Tolong ya harap bersabar ini ujian. Ujian akhir tahun dengan kerjaan g abis-abis. Aku selesaikan email. Bayu pegang pendingan. Email selesai aku nemuin berkasnya Dani. Ya udah aku garap aja. Ya siapa lagi jal yang mau ngerjain kalau kita sudah sibuk dengan diri sendiri. Terus tiba-tiba suasananya melow banget. Aku nyetel spotify playlist tokyo hits. Terus kan aku tele Dani konfirmasi berkas dia. G lupa pake stiker nangisnya chibi maruko chan. Abis itu Dhani langsung telpon. Sebelum Dani telpon juga aku udah mrebes mili. Abis itu milinya lebih deres. Aku palingkan tubuhku dari Bayu. Terus ngelap mata. Mbuh g tahu, pada ngeh apa enggak. Tapi kalau idungku merah yo uis, mataku berkaca-kaca yo uis. Adek lelah bang, sungguh. Sampai pengen nangis.
Kita udah ketawa bareng. Gila bareng. Kita kurang nangis bareng lho. Nangis sampai umbelen.
Eh. Setelah beberapa saat Dani naik. Bayu ngajakin baca blog. Kalian baca bareng-bareng. Tapi pliss jangan di loudspeaker bacanya. Kalian mengidentifikasi setiap cerita. Kalian ketawa entah dibagian mana. Makasih lho. Aku ikut seneng melihat kalian seneng. Beneran deh.
Kau yang ini kurang detail. Ya uis lah, boy. Aku bukan pengingat yang baik soalnya. Biar kalian menerka-nerka apa yang sudah kita lalui bersama waktu itu.
Radang tenggorokanku, batuk-batukku, panas tubuhku, pegel-pegel badanku. Ayo baikan. Kan kita mau naik gunung ceritanya. Biar aku bisa cerita pernah naik gunung sama mereka. 😊
Beberapa hari lagi ketika duka dan bahagia berbaur menjadi satu. Biarkan aku menangis dan tertawa bersamaan. Atau biarkan aku menangis untuk merelakan dengan paksa mengakhiri cerita kita.