RSS

Jumat, 23 September 2016

Di puncak , Dago Bandung

Hari pertama perjalanan di Bandung.
Perencanaan transportasi yang bisa dibilang fail membuat kita susah bergerak keliling kota bandung. Dengan segala pertimbangan akhirnya rental motor dengan yah sudahlah. Tapi karena kita ada berlima. Miko. Mei. Yance. Gita. Aku. Dan motornya cuma dua. Hem.. jadi cabecabean bandung. Cenglu kemana-mana. Yah gimana lagi.
Pagi kita sarapan di.. emh bukan, disini nggak ada burjo yang menjamur kayak di Jogja. Warung makan biasa di dekat kost Miko. Kemudian aku, Gita, dan Yance nungguin Mei Miko minjem motor. Dan tanpa perencanaan, yang penting keluar biar nggak sia-sia sampai Bandung.
Keliling Bandung. Mampir bentar di foodcourt atau apa ya tempat maem di deket ITB. Terus lanjut ke taman yang di pinggir sungai, iya itu. Aku lupa namanya. Hha. Pas jalan di jembatan Aku sama Mei di cegat sama mas fotografer. Sebenenrnya kita mau nolak tapi nggak enak memotong orang bicara kita dengerin aja. Nah, setelah selesai menjelaskan kita bilang aja "sudah bawa kamera". Masnya eh Aaknya juga bilang "yah nggak bilang dari tadi". Yah aa' jangan nerocos aja dong ah.
Terus kitanya duduk di pendopo yang ada di taman. Si Yance langsung rebahan ajah. Oh iya Yance ini hobi dan kegiatannya cuma ada 2. Makan dan tidur, udah.
Matahari mulai naik. Bandung mulai panas banget. Kitanya udah poto poto bentar lanjut ke rumah mode. Hem... seperti ini ya. Rumah mode itu kayak mall eh hem.. mungkin kalau di Jogja tuh kayak mirota batik, tapi lebih luas, yg dijual baju, tas dan sepatu juga souvenir. Banyak yang jual makanannya juga. Tempatnya nyaman. Dan banyak kolamnya, yang dimana kolam itu banyak ikan koinya yang besar-besar. Anak-anak pasti pada suka. Kalau kamu ngasih remah-remah roti, semua ikan akan berkumpul. Apik.
Setelah lelah dari rumah mode, kita duduk. Bergumul dengan rencana selanjutnya yang tidak mungkin dilanjutkan dengan formasi cabecabean Bandung. No.no. Harapan kita ada di temannya Miko. Si Bapak. Tapi si Bapaknya baru bisa malem. Ya udah balik kost aja tidur.
Dan sampai kost semua rebahan dan terlelap. Aku.. enggak deh, aku nggak tidur, memanfaatkan jaringan 4G yang nggak ada di kota Srumbung. Iya, Srumbung itu kota, udah ah anggap aja gitu. Hha.
Sebentar aku mulai pengen tidur juga eh, sama Mei dioprak-oprak. Jam setengah tujuh kita go out dari kost. Rencana mau ke bukit bintang. Kali ini aku yang di depan boncengin Gita.
Dan karena penglihatan dan navigasiku di malam hari buruk, kita terpisah dari si bapak leader rombongan malam ini. Aku sama Gita udah pasang GPS. Kita ke arah Dago.
Ngikutin si Bapak kog nggak singkron sama GPS. Sebagai pendatang yang baik kita ikutin tuan rumah ajah. Iya aku emang lambat naik motornya, terus digantiin Gita. Yokatta~~~
Sampai sudah nanjak banget di jalan yang embuh. Seingetku menuju resort di daerah Dago. Dan ketika kita sudah menthok, jalan buntu, tidak ada bukit bintang disitu. Eh dibelakang kita ada mobil yang juga nyasar. Oke berarti mungkin dulu-dulunya disitu memang pernah ada bukit bintang. Kita balik lagi.
Karena sudah lapar, kita putuskan makan. Nah kita berhenti tuh di Congo. Belum juga duduk, baru parkir, kog kayaknya waiting list ya. Ya udah deh pindah. Kita ikutin si Bapak yang masih nggak singkron sama GPS. Karena lapar kita stop di aku lupa. Tapi lagi kita cuma parkir. Udah. Kita melaju lagi di jalanan Dago. Kali ini si Bapak akhirnya singkron sama GPS kita. Aku sama Gita sampai bilang "Git,ini nanti kalau mereka puter balik lagi kita ngikutin GPS aja yah". Di GPS bilang bukit bintang tinggal 3 menit lagi, tapi eh si Bapak parkir lagi. Hem...  semoga bener. Kita akhirnya makan di Cocorico. Dinner gitu ceritanya. Kita berlima ditambah dua temennya Miko. Viewnya bagus, kayak bukit bintang di Jogja. Tapi ada view soklenya dari kota. Hha, sokle. Lampu yang di pasar malam itu lho. Di Cocorico ada live musicnya, romantis banget buat ngedate. Sama siapa neng?
Menghabiskan makanan kita turun ke kota. Jalan Asia Afrika. Rame banget pada malam mingguan. Pas disana habis ada bazar UMKM. Disana banyak hantu berkeliaran, ada congki juga valak. Aku lagi nggak berani liat mereka, jalannya jadi merem. Hha. Ada beberapa cosplayer juga buat foto-foto. Ada captain amerika, iron man sampai kamen rider. Yah, kayak di km 0 di Jogja.
Pas udah lelah kita balik. Ada Bapak pake peci pake jas dasian. Jalannya cepet ada yang ngikutin. Aku jalan sama Gita, yang lain masih di belakang. Terus ada obrolan absurd aku sama Gita.
G : eh itu pak Ridwan Kamil
A : ah apa iya?
G: apa itu cuma cosplay
A: (iya deh itu si Bapak walikota hits itu)Iya kayaknya itu cuma cosplay Git. Mirip banget ya.
G : iya
Sambil ngobrol gitu jalan kita tambah jadi jalan cepat ngikutin pak Ridwan. Wahahaha. Tapi si Bapak lebih cepet, ya udah dari pada hilang dari rombongan kita berhenti.
Balik ke kost. Besok kita masih berpetualang.
Di pendopo salah satu sudut taman di kota Bandung
Merenungi karena nggak bawa apa-apa dari Rumah Mode
Bukit bintang, dari lotengnya Cocorico 
Padatnya Asia Afrika di malam mimggu
Add caption

0 komentar:

Posting Komentar