RSS

Kamis, 08 Desember 2016

Life like robot

Duduk di pojok ruangan perpustakaan mungkin bukan hal yang istimewa. Bahkan disana bukan baca buku, ya cuman duduk. Mendengar rintik hujan. Melihat tetes berjatuhan. Kemudian menulis. Hal sepele banget.
Hal seperti itu jadi istimewa, saat aku merasa jenuh menjalani rutinitas robotku sekarang ini. Lelah. Begitu yang aku rasakan. Apalagi kesehatan yang sekarang sedikit sulit aku jaga. Musim pancaroba, gaya hidup yang tak tertata, pekerjaan yang tidak ada habisnya dan kurang istirahat. Semua berkumpul jadi satu. Somatoform. Entah aku memang sedang sakit atau hanya pura puraku saja. Sekedar duduk saja aku tak nyaman. Begah dan pusing rasanya.

Menangis semalaman mengadu pada Tuhan. Melepas segala perasaan. Mungkin hal yang tidak istimewa. Malah membuat mata bengkak di pagi hari. Tapi  aku ingin menangis sesenggukan hingga aku lelah dan tertidur. Biar hilang semua yang tertahan. Aku sedang ingin melow drama. Tak semudah itu. Aku terlalu lelah untuk terbangun kemudian duduk tepekur sambil meratap. Kehidupan robotku telah tersetting sedemikian rupa sehingga selama hampir 9 bulan ini. On off otomatis. Aku hidup di pagi menjelang petang kemudian terbaring lelah di petang menjelang fajar.

Menjadi lelah setiap hari bukanlah bencana. Aku tahu itu. Itu bahkan lebih dari anugerah yang masih bisa aku rasakan. Soalnya aku mah orangnya gampang rindu. Tak luput dengan rindu momen melelahkan seperti ini. Bersama orang orang yang kadang bikin lupa. Dan lama lama juga harus terlupakan.

Aku terlalu sering ingin menyendiri saat ini. Aku sedang lelah bertemu banyak orang. Harus memasang muka bahagia bahkan aku sedang ingin cemberut seharian.
Duduk sendirian di pojok ruangan. Memegang pulpen hitam. Membuka note atau buku. Kemudian mendeskripsikan sekitar. Iya. Aku menyukainya. Iya. Aku merindukannya. Iya. Seperti itu.

Saat momen bersama kalian sekarang terasa hambar. Hambar.

0 komentar:

Posting Komentar