Semester ini, ah ya sama saja seperti semester-semester yang lalu. Jadwal kuliah? jangan terlalu diharapkan. Masih sama saja seperti tahun-tahun yang lalu. Hey! masak sih tidak ada perubahan yang bermakna selama hidup di kampus ini. Sama saja. Dan kami para mahasiswa/i sudah terlanjur menerima apa adanya dengan penuh keterpaksaan. Ini demi mendapat gelar sarjana.
okey.
Bagaimana dengan hari ini? ya, aku mendapatkan hari yang booooooooooooooooooooooooo. tiba-tiba tidak jelas sama sekali.
Aku masih tertidur, tadi malam gagal nonton acara di kampus sebelah yang bintang tamunya Everyday, Sri Plecit, The Kandang, dan Jono Terbakar. Aku sudah berniat melihatnya, tapi hanya sampai tari saman doang. Sampai rumah, rebus mie hidupin tv, tari saman lagi yang saya lihat. Aku tidak tahu ada apa dengan tari saman itu. Aku gagal menikmati acara itu. Aku hanyalah mahasiswa antar kota antar propinsi yang tidak berani pulang jika hari sudah gelap. Dan lagi, jalan pulangku harus melewati kuburan. Beberapa minggu yang lalu, Kakakku kesetanan, eh, iya merasa sudah melihat permen sugus (baca: pocong).
Sampai di polisi tidur kedua, aku mencoba mengegas motorku dengan kecepatan penuh. Beberapa meter lagi itu ada kuburan. Jalannya gelap, kanan kiri hanya ada pepohonan dan sawah-sawah. Aku langsung menbaca ayat kursi. Tidak hanya di dalam hati, tapi lumayan rada teriak, biar setannya enggak deket-deket aku atau berani menampakkan wujudnya.
Beberapa kilometer telah dilalui dan akhirnya sampai rumah. Kemudian tidur ditemani televisi yang masih menyala. Tapi tetep udah di timer dong, 1 jam.
Pagi ini agak tenang karena pengumuman hari jumat kemarin mengatakan bahwasanya hari ini masuk jam 1 siang. Aku bisa tidur lebih lama. Bangun siang tidak terlalu masalah, tadi malam juga tidurnya terlalu larut sih. Belum sempet tidur sampai siangan dikit, HP udah bergetar kemana-mana. SMS, Telepon, Aku sudah merasa jadi orang penting saja. Padahal itu tidak benar.
Masih ada SMS tugas untuk hari ini. Ya ampun. Telepon teman yang minta diizinin gara-gara melancong membawa nama kampus tercinta. Aku berdoa agar dia mendapat juara. amiin. SMS tentang jadwal hari ini. SMS tentang jadwal hari berikutnya. Sampai ada yang telepon privat number membuat aku terpaksa bangun dari ranjang tidurku.
"Hallo!" Aku mengangkat telepon dengan mata masih enggan terbuka, mencoba mengatur suara agar tidak ketahuan masih tidur.
"Hallo." suara diseberang sana. tapi tidak begitu jelas dan kemudian terdiam beberapa saat.
"Iya. Hallo?" aku kembali mencoba memancingnya agar lebih berbasa-basi lagi. ah, suara di seberang sana tak terdengar, hanya terdiam untuk beberapa detik. Dan, langsung saja aku pencet untuk memutus sambungan telepon tidak jelas itu.
Aku mencoba merebahkan badanku lagi, tapi aku sudah tidak bisa tertidur lagi. Aku menuju depan tv lagi. menonton acara tv pagi yang full musik lagi. Mau jadi apa anak pemalas seperti ini. ckckckckckck.
Aku keluar halaman, mengambil air dan menyirami tanaman di depan rumah. Kemudian membersihkan sela-sela tanaman dari rontoknya dedaunan musim gugur a.k.a musim kemarau. Aku menyapu halaman rumah dari rontoknya daun tadi. Kesambet apa anak ini bisa sedikit rajin. ckckckckck
(woiiiiii, sepertinya aku setidakpantas itu menjadi anak lebih rajin,)
zubora ichiban : kemalasan adalah nomor satu. PLAK.
Aku masuk ke kamar, mengecek HP lagi. Dan aku mendapati 2 pesan sudah bertengger disana.
Ada kuliah jam 10, dosennya Bpk. H. tolong infokan ke teman-teman
Ya ampun, jam 10????? katanya. Ini SMS dikirimnya tuh jam 09.30. Hey, jangan bercanda. Aku masih kumal disini. Jarak rumah kampus ditempuh 30-45 menit, mandi 10 menit lah, belum dandan, belum manasin motor, belum macet dijalan, belum lagi apalah. Tidak mungkin aku bisa tepat waktu. Tapi nanti masih ada kuliah jam 1, jadi ya tidak apa-apalah aku berangkat sekarang.
Akhirnya aku berangkat jam 10 dari rumah. Jalanan hari ini begitu panas dan berdebu. Aku melaju secepat yang aku bisa. Bukan rezeki saya hari ini, di samping monumen ada razia motor. Surat-surat kendaraan ada dong, SIM juga ada. Masalahnya antrian kendaraannya panjang banget. Untung saja dengan kecerdikanku menyempil-nyempil, menyalip-nyalip akhirnya tidak teralalu lama. Saya lolos, karena saya pengendara yang tertib (kalau pas inget).
Sampai kampus parkiran semua sudah penuh. Taruhlah motor sembarangan yang penting dekat motor yang lain. Jam menunjukkan pukul 11. Kuliah sudah berlangsung 1 jam, lebih baik aku nongkrong online. Aku buka HP (lagi), dan ada SMS (lagi). Semakin labil saja jadwal kuliah.
eh, jangan berangkat dulu. Jam 1 kayaknya kosong deh
oh Tuhan..... apa-apaan ini semua. Untuk apa aku berangkat. Untuk apa Tuhan, kalau tidak ada kuliah jam 1. Lebih baik mengatur siasat membeli petasan satu kontener untuk mengebom kampus tercinta (lho?). Jangan tiru pikiran jahat ini dirumah, hanya bercanda. Tapi aku kecewa sekali. huhuhu T.T
Beberapa saat kemudian ada SMS jam 1 isi, trus jam 1 kosong, jam 1 isi, jam 1 kosog, jam 1 isi, jam 1 kosong. ISI ADALAH KOSOSNG, KOSOSNG ADALAH ISI. (mendadak filsuf).
Pada akhirnya jam 1 KOSOOOOOOOONGGGGGGG!!!!!!!!!!
Disini saat aku duduk menatap kelayar lapto. Saat aku tolehkan wajahku mendongak lurus kedepan.
"Eh, ada dr.C." batinku sambil kembali menunduk pura-pura tidak melihat. Bagaimana tidak, aku belum konsultasi skripsi sebulan lebih. Ibu dr.C yang baik, maafkan mahasiswamu ini. Untuk bertemu lagi aku merasa canggung. uhuk.
Begitulah beratnya menjadi mahasiswa antar propinsi dengan begitu banyak rintangan.
Perjelas Jadwalmu wahai kampus, Perjelas jadwalmu wahai dosen tercinta.
SELESAIKAN SKRIPSI wahai mahasiswa (yang terpenting)
eh diralat jam 1 isi.
(ah aku tidak perduli lagi apakah isi atau kosong sejatinya itu sama saja *filsuf yang butuh terapi)
eh diralat jam 1 isi.
(ah aku tidak perduli lagi apakah isi atau kosong sejatinya itu sama saja *filsuf yang butuh terapi)
0 komentar:
Posting Komentar