Tulisan ini tercetus gara gara dan lagi lagi ngomongi tentang sesuatu yang ngawang itu lagi. Dan lagi lagi pembicaraan ini sama si wanita itu lagi.
Kamu tau kan aku itu suka menyimpulkan sesuatu hal sesuka hati. Suka menerka nerka. Suka sok kepedean. Suka sok tahu segala hal. Suka mengada ada dan mengarang arang. Eh tapi kog banyak benernya ya.
Jadi sebagai sahabat yang sudah melakukan pengamatan secara jauh maupun dekat. Aku kurang lebih tahulah siapa yang kamu maksud. Tapi gimana sih aku mau bantu kalau kamu selalu mengelak "tidak". Padahal kan bahasa verbal sama nonverbalnya g sinkron. Kesempatan emas, dilalah takdir mempertemukan aku supaya bisa dapat akses ke target. Bisa sok sokan say hai padahal kenal juga g. Tapi lagi lagi kau bilang "tidak".
Bagaimana kalau aku yang minta bantuanmu.
Sapa tau ternyata takdir juga membukakan pintu buat aku. Tapi aku bahkan g dapat kebetulan yang bener bener bikin shock kayak kebetulan yang kau alami. Anggap saja kau.
Bagaimana aku bisa mengenalnya lebih jauh. Aku minta bantuanmu lho. Tapi oh tapi. Kau saja tak kenal. Yang kenal cuma aku lho. Nah kan di kasusmu aku juga kenal jadi kalau kau tak brani biar aku saja yang maju buat kamu.
Bagaimana?
Terus bagaimana denga aku.
Selama aku masih bisa berusaha, aku akan berusaha.
Jikalau urat maluku akhirnya putus juga, itu lebih baik dari pada membisu.
Bagaimana menurutmu?
Wahai wanita dalam penantian panjang.
#tokotuku #babang #so #far #away.
0 komentar:
Posting Komentar