RSS

Selasa, 27 Desember 2016

Menghitung mundur dari 4

Aku sudah tak tahu lagi ini cutoff ter apa. Sudah 8 kali cuttof aku lalui dengan suka dimana-mana. Karena duka cuttoff terlebur jika ada kalian.
Hem... entah lah aku bicara soal apa.
Aku bahkan sudah tak mampu lagi mendeskripsikan cuttoff bulan ini. Sungguh bergulatan fisik dan batin yang amat sangat menguras tenaga dan kesehatan. Di penghujung tahun ini saat kita masih saja mencoba menghitung dimana hari itu akan datang. Masih mencoba tertawa dan melupakan apa yang akan terjadi di esok hari. Mencoba menertawakan nasib yang akan datang.
Hey.. mungkin kadang ini terdengar dan terlihat sungguh menyedihkan. Kalian meninggalkanku sendirian. Benar benar meninggalkanku sendirian. Boleh aku bilang, kejam kali kau bang. Tapi apalah daya semua sudah diputuskan sebelum disambungkan. Kita putus sampai disini.

Intro yang lagi-lagi g jelas. Ah tapi itu lah yang awak ni rasakan. Rasa-rasanya aku ingin teriak sekencang-kencangkan agar semua ruangan mendengar.
Hey. Kalian tahu g? Aku terlalu lelah u tuk menulis blog. Dengan segala rutinitas yang semakin alahembuh ini. Dari pagi hingga malam berjibakuhibiniu dengan berkas sak hohah. Dan akhirnya badanku tumbang di gerus radang tenggorokan. Tapi saat kalian mulai membaca dan menerka-nerka momen yang sudah kita lalui. Kalian menertawakan kita dengan bahagia. Di situ kadang aku merasa bahagia juga. Maka dari itu agar kita bisa mengenangnya bersama, ini cerita kesekian yang kita lalui bersama.

Jadi lah, hari ini tadi kita berangkat kerja setelah libur panjang yang melenakan. Ah tapi aku bahkan berasa g ada libur sama sekali. Jumat ngecamp di kantor cus dolan Bantul sampai sabtu sore baru sampai rumah. Minggu dipaksa lembur karena g tenang terus cus ketemu teman kkn yang cuma tinggal 2 biji. Senin yang katanya libur bersama jadinya malah lembur bersama juga. Dari pagi pulang malam lagi. Bangun-bangun selasa pagi, badan sudah lungkrah. Adek sakit bang.

Hari ini menghabiskan waktu dengan mengerjakan email dan pendingan yang kog g selesai-selesai ya?
Gama sama Dani di bawah jadi pahlawan bangsa. Ah paling cuma pada duduk makan ngobrol aja tuh. Wkwkwkwk. Aku sama Bayu pelayanan seperti biasa. Bersyukur lah lagi g fit gini pesertanya dikit. Sempat ada pendingan peserta, mau aku sms ehlah.. aku g ada pulsa. Adek minta pulsa bang.
Setelah peserta benar-benar clear, dengan keadaan tenggorokan yang tidak nyaman maka tetap saya paksakan makan nasi goreng catering. Abis gitu Bayu ikut makan. 
Jam 14.00 aku pamit ke Bayu mau urus atm yang ke blokir akibat kebodohan saya sendiri. Oke fine. Kalian bahagia kali ini? Gegara even atm keblokir ini, waktu belanja di mitora sampai g bisa bayar. Duh malu, udah mau dibatalin tuh belanjaan tapi kog ya udah diitung juga. Sampai pinjem atm temen.
Jam 15.00 aku sampai kantor. Ya ampun bahagia bangt bisa keluar kantor. Bisa liat matahari, awal yang kayak kapas, langit cerah biru merona, dan gunung merapi yang elok menjulang. Pemandangannya bagus banget. Beneran deh, aku g boong. Aku udah kayak manusia purba keluar gua, terlalu excited liat keadaan disiang bolong. Secara kan ya saya berangkat pagi nyar pulang malam. Seharian g keluar ruangan. Hanya meratap di balik jendela melihat sunset yang g keliatan juga.
Aku dan Bayu lagi asik ngerjain berkas cuttoff. Sorry aku g pernah merasa seasyik ini. Aku bahkan bosan. Apalagi tambah sama badan yang lagi g temenan. Mau ngerjain sambil gila aja susah. Jadinya ngerjain sambil waras, bosen deh. Lagi g ada tenaga dan daya upaya buat gila-gilaan bersama teman-teman.
Di belakang masih ada Angga yang rajin banget gentiin Yodhi rekan berkas lamaran kerja. Sendiko dawuh mami sih dia. Tak lama kemudia bala bantuannua Angga datang. Ada Timo, Suryo, Kiki dan Eve. Pada ribut-ribut g jelas. Dan disitu saya tersadarkan untuk merasa bersyukur sudah bisa masuk diantara mereka dengan merdeka. Hha.
Dari briefin pagi tadi sudah di wanti-wanti sama Maminya Yodhi untuk berkumpul bersama. Wah ada apa ya. Nah kan tiba-tiba mas Joko muncul. Kirain mau ambil kartu eh iya kan kita ngumpul ya hari ini. Mami sudah lewat di depan kita, sesaat aku sama Bayu masih asyik ngerjain. Sedangkan Dani dan yang lainnya embuh dimana.
Aku sudah naik ke lantai tiga. Ada Alfi, Ima, Eve dan aku. Menunggu yang lainnya. Asyik mainan hapeh. Terus makbedunduk toktoktok, ada Afi, mbak Dita, Dila, mas Joko, Dani, Bayu dan Jojo. Kami sudah duduk rapi melingkar dipimpin Mami. Kami membicarakan nasib masa depan yang kami pilih untuk dijalani tahun depan. Dengan kerelaan atau paksaan. Kami sudah memutuskan hal yang dirasa terbaik untuk masa depan kelangsungan hidup sampai ada yang dilamar sebelum melamar.
Eaaa mbak Dita, anggota terdewasa kita yang sudah siap mengesahkan masa depannya bersama mas Tomy. Dan kami-kami yang masih keasyikan menggalauni hal-hal yang tak perlu di galauni. Seperti berkas cuttoff yang seperti amoeba, kayaknya sih membelah diri.
Sedikit canda tawa dan senyum senyum manja karena ada kabat gembira untuk kehidupan perkantongan kita. Tapi juga duka yang sebenernya belum begitu terasa. Ini kan masih h-4. Ih apaan sih ya. Dan kalian benar-benar meninggalkan aku sendirian. Kog kejam gitu ya. Dani, Bayu. Jadi aku harus cari kenyamanan lagi. Aku harus berdebat lelah dengan siapa lagi? Aku cuma bisa mengeluh pada Gama.
Afi. Teman yang paling bisa mengembalikan kenangan dimana aku harusnya berada. Mengenang masa-masa bahagia di RSUP. Teman curhat seprofesi.
Mbak Dita, Dilla. Walau kita beda lantai dan g begitu akrab. Karena keakraban kita dilihat dari seberapa sering kamu ngeluh sama temenmu. Hha. Mbak Dita kalem dewasa idaman mas Tomy. Dilla dengan cerita lucunya dan aksen cirikhasnya. Iya kan kak?
Mas Joko. Jauh beda kabupaten kita. Embuh kayak gimana. Tapi aku berharap tahun depan kamu bisa meringankan bebanku mas. Pliss lah. Woyyy.. tak warahi nek perlu. Jadi biar kamu dan peserta tak usah jauh-jauh menyebrang kali progo untuk menemuiku. Makasih atas perjuangan kalian. Aku terharu. Plak.
Jojo. Aku belum bisa bikin satu postingan buat kamu. Karena kamu terlalu absurd. Bisa buat ketawa dengan tingkah konyolnya yang sudah mulai bisa kuhapali. Tapi ya anda berhasil menghibur saya. Hiyyeayy. Jangan php.in ya Jo. Wkwkwk.
Eve, Ima, Alfi. Trio kwek.kwek. penjelajah kota. Pejuang matahari haha. Kerjaan kita berlainan banget ya. Kalian keluar kemana-mana aku di dalem terus. Berkat kalian aku tinggal kasih nomer salah satu dari kalian aja kalau ada BU baru. Sungguh mulia sekali apa yang kalian lakukan pada saya. Toss girls.

Selesai berkumpul yang bahkan susah terealisasi setahun sekali, akhirnya kita memutuskan untuk melakukan sesi poto. Dengan fotografer dadakan kita, Timo. Yah ikhlas g ikhlas ya, Tim. Udahlah demi kebahagiaan kami yang entah sampai kapan ini. Posisi berjajar. Cewe cewe berdiri cowo cowo duduk rapi. Cekrek cekrek. Udah dipoto berulang ulang tetep g krasa. Sama, aku yang dari tadi udah g enak badan jadi fit lagi kalau menyangkut hal dokumentasi.
Katanya sih mau foto studio. Tapi karena gelar belakang kami "wacana" jadi ya gitu. Wacana aja pokoknya.
Puas dengan segala hal yang telah kita lakukan. Kami kembali bergegas pada posisi masing-masing. Tolong ya harap bersabar ini ujian. Ujian akhir tahun dengan kerjaan g abis-abis. Aku selesaikan email. Bayu pegang pendingan. Email selesai aku nemuin berkasnya Dani. Ya udah aku garap aja. Ya siapa lagi jal yang mau ngerjain kalau kita sudah sibuk dengan diri sendiri. Terus tiba-tiba suasananya melow banget. Aku nyetel spotify playlist tokyo hits. Terus kan aku tele Dani konfirmasi berkas dia. G lupa pake stiker nangisnya chibi maruko chan. Abis itu Dhani langsung telpon. Sebelum Dani telpon juga aku udah mrebes mili. Abis itu milinya lebih deres. Aku palingkan tubuhku dari Bayu. Terus ngelap mata. Mbuh g tahu, pada ngeh apa enggak. Tapi kalau idungku merah yo uis, mataku berkaca-kaca yo uis. Adek lelah bang, sungguh. Sampai pengen nangis.
Kita udah ketawa bareng. Gila bareng. Kita kurang nangis bareng lho. Nangis sampai umbelen.

Eh. Setelah beberapa saat Dani naik. Bayu ngajakin baca blog. Kalian baca bareng-bareng. Tapi pliss jangan di loudspeaker bacanya. Kalian mengidentifikasi setiap cerita. Kalian ketawa entah dibagian mana. Makasih lho. Aku ikut seneng melihat kalian seneng. Beneran deh.
Kau yang ini kurang detail. Ya uis lah, boy. Aku bukan pengingat yang baik soalnya. Biar kalian menerka-nerka apa yang sudah kita lalui bersama waktu itu.

Radang tenggorokanku, batuk-batukku, panas tubuhku, pegel-pegel badanku. Ayo baikan. Kan kita mau naik gunung ceritanya. Biar aku bisa cerita pernah naik gunung sama mereka. 😊

Beberapa hari lagi ketika duka dan bahagia berbaur menjadi satu. Biarkan aku menangis dan tertawa bersamaan. Atau biarkan aku menangis untuk merelakan dengan paksa mengakhiri cerita kita.

Sabtu, 24 Desember 2016

Piknik Bantul #libur berkedok lembur

Dududududu~~~
Weekend tiba. Ups tipu-tipu nih. Pendingan dan email masih tak tersentuh setelah kita berjibakuhibiniu dengan yang kemarin. Dhani sudah selow. Gama sudah selow. Akhirnya aku g cuma sama Bayu lagi. Eh, kog tapi. Gama pergi keluar kota. Dhani ya gitu lah. Hha.
Jumat lembur, tapi kita udah pulang ontime ajah. Soalnya kita bakal camping sesi kedua. Aku sih oke.
Jadi begini ceritanya.
Aku seperti camping sesi pertama, pulang mandi tidur bangun jam 9 malam. Tak ada kabar apapun dari anak-anak. Pulsa udah enol. Paketan tinggal dikit. Alhamdulillah telegram nyantol juga. Langsung tele Dhani. Lama amit g di read apalagi di bales. Tele Bayu malah masih mau mandi. Woy, dari tadi ngapain aja pak. Tele Jojo masih mau makan dulu dia, minta jemput Jojo tapi bakal lama apalagi Srumbung tidak ada di peta. Ketidak jelasan bertahan 30 menit. Sampai Jojo bilang udah sampai di kantor. Nah, aku siap-siap cus juga.
Sampai kantor pas juga Bayu sampai. Parkir motor naik ke atas. Sudah ada Jojo nongkrong depan komputer. Baru juga aku ngidupin komputer. Download berkas mau di proses. Di telpon sama Mas Ricky suruh ke bawah. Makan malam. Kemudian kita cus cari makan hampir tengah malam. Voting menu menyusuri jalan magelang. Nyampe di lesehan nasgor capcay. Dan kita nungguinnya sejam sendiri. Sudah yang lainnya pada tiduran saking lamanya. Jam mendekati tengah malam pesanan bar
u datang. Langsung makan habis. Gimana perut g pada mlendung kalau makannya malam-malam gini langsung tidur. Kita benar-benar selesai dan sampai kantor kira kira jam 00.30. Sempat cerita horor pas nunggu pesanan makan tadi membuat saya dan mereka mengurungkan niat lembur. Sampai kantor langsung posisi pindang di mushola. Kita tidur berjajar berbaris rapi. Kenyamanan kita nomor duakan demi kebersamaan. Eciee.
Aku sulit tertidur lagi. Sampai mbuh tiba-tiba udah tidur aja. Shelly di lantai 3 masih ngerjain di temani mas satpam.
Jam nggak tau, kita masih merem dan masa bodoh. Terdengar suara Yodhi dan Shelly. Pengen ikut tidur tapi kuota sudah penuh. Berisik mereka berdua membuat aku nglilir tapi langsung tertidur lagi. Yodhi sama Shelly akhirnya tidur di mobil.
Jam 3.
Mas Ricky bangun. Otomatis kita bangun semua. Langsung gedor mobil Yodhi. "Pak bangun pak". Aku merasa baru juga tidur udah bangun lagi. Ah asemb, padahal g ada suara alarm yang berisik. Mbak Fenny yang niat ikut sudah ngantor jam 3 pagi. Saat semua sudah bangun dengan muka bantal masing-masing. Yuks cus. Naik mobil kita menembus jalanan jogjah jam 3 dini hari. Sepi. Sedari tadi Yodhi asyik cerita sama mbak Fenny. Bayu udah nerusin tidur. Aku pengen tidur tapi Dhani nyetir jadi aku ikut melek, nemenin. Sampai embuh sudah senyap, Yodhi tidur lagi. Aku masih melek diem aja. Dhani nyetir hati-hati.
Jam adzan subuh berkumandang.
Kita sampai di bukit Dlingo. Sudah ada beberapa anak hitz juga yang datang. Sholat subuh di surau. Langsung menapaki jalanan yang tanahnya lengket dimana-mana. Sendal jadi tebel banget. Kita berdiri ke arah sang timur menunggu matahari pagi. Eh tapi harus puas karena awan sedari tadi menutupi sang fajar.
Abis itu ada sisa uang 20ribu dari makan malam, kita buat beli tiket poto. Dua puluh lima menit untuk 9 orang. Eh malah mas Ricky sama Dhani kelamaan nyeting camera. Waktu kita terbuang sia-sia 15 menit. Ya uis lah. Kita terus gantian. Ngeri banget mak. Tinggi dan kita g pake pengaman. Cekrek sana sini kayak anak hitz atau alay. Hha. Cus lagi kita ke entahlah. Ngikut yang di depan.
Sampailah kita pada suatu tempat hitz Bantul. Hutan Pinus. Waaaaaahhhh... cantik banget tempatnya. Bersih. Dan saat angin berhembus, pohon pinus bergoyang-goyang kurang burung kutilangnya aja nih.

Selasa, 20 Desember 2016

Menghitung mundur dari 10

Sebenarnya aku tak pernah sempat menulis disini. Tapi aku selalu bersemangat menyempatkan waktu ketika kalian mulai bercerita dan memintaku menuliskannya.

Hari bersejarah bagi negara ini baru saja kita mulai. Sebagian kecil negara ini maksudku. Dengan segala upaya yang kita miliki. Dengan paksaan dan kerelaan yang berbaur jadi satu. Sambil terus menghitung hari yang tak terasa telah terlampaui.

Stop. Bahasaku terlalu mendayu dayu dan puitis nanggung banget. Hha
Jadi hari ini kita berasa gathering sarser. Yuhu. Demi kemaslahatan bersama hari ini kita berjuang demi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan seni melipat kertas kita berjuang. Dan dengan ketahanan pikiran dan fisik yang mulai lunglai kita terus maju.
Cutoff kebahagiaan kesekian. Begitulah aku selalu bahagia saat cutoff tiba. Kenapa? Karena disitu kadang formasi kami dipaksa untuk lengkap. Horeeee. Aku punya temen. Iya dibalik frustasi itu aku masih mencoba menikmatinya. Kan aku tau kalian pasti bakal kangen sama momen cutoff ini kan? Iya kan?
Emailku mleduk mencapai angka 170an. Dalam sejarah 9 bulan, mungkin ini email terbanyak sepanjang masa. Dimana teman teman yang aku andalkan berpaling ke kerjaan lain. Dhani yang lagi sibuk ngotak atik data bareng Gama. Aku tinggal sendiri sama Bayu. Yang artinya aku harus lebih sabar lagi plus tenaga ekstra. Tapi apalah aku ini yang abis pelayanan larinya ke Gama juga. Ngeluh dan cerita tentang apa yang sudah terjadi selama seharian. Pun begitu dengan Gama juga curhat ke aku. Sorry ya Gam aku jadiin tempat sampah unek-unek. Eh yang kadang saking emosinya suaraku bisa nembus langit ke tujuh terus ditegur sama yang lagi rapat disana. Hha. Aku mau jadi pendiem ah. Bener.
Cutoff hari pertama masih ditemenin Dhani dari pagi. Bersyukur banget aku. Eh tapi sepagi tadi aku harus berjuang sendirian sebelum Bayu datang. Walau sedih tapi tetap senyumin ajah. Senyum sapa salam. Sampe siang akhirnya cuma sama Bayu sebelun pemain lama kita kembali. Andita sebagai bala bantuan. Jadilah formasi lama kembali lagi. Eh kangen juga ya.
Pelayanan selesai di pas jam pulang tiba. Yah sudah bisa diduga sih kan ini cutoff. Bu datangnya keroyokan. Mereka udah tahu bakal sampe sore tapi tetep aja nggak kapok datangnya pas mepet mepet gini. Kalau udah gitu ajak ngobrol aja pesertanya. Masa bodoh. Pesera diajak curhat juga akhirnya. Hha. Kalau aku udah g disini mohon bimbingannya untuk yang lain. Hha. Apaan sih. Tapi jangan di 'plekotho' seperti mengatakan "yang dulu aja boleh", " tahun kemarin syaratnya g pake itu". Seandainya kalian tahu kami juga berproses dengan pengalaman sehingga memang ada kalanya kebijakan itu harus dirubah demi kebaikan bersama. Jangan terpaku pada masa lalu. Kita harus terus berproses. Yang tahun lalu biarlah berlalu tahun ini ya ikutin kebijakan tahun ini dong ah. Hha. Maaf, menegakkan peraturan memang kadang berat jika dilawan sama yang malas. Begitulah.

Seharian pelayanan, Langsun turun nyamperin Gama sambil nglurusin badan. Rebahan di kursi. Malah dapet cie.cie. haha.

Setelah itu dimulai tugas negara. Kami harus origami. Jadi formasinya seperti ini. Lantai satu ada Gama dan Dani sebagai eksekutor data. Sedangkan yang lainnya sebagai tim origami. Di lantai dua ada angga sebagai eksekutor data. Aku, Bayu dan Jojo sebagai tim origami. Lantai tiga kayaknya sih ada Timoty dan Suryo sebagai eksekutor data.
Setelah naik turun tangga melakukan hal hal g jelas, aku duduk di depan Jojo. Jojo menghadap komputer jadi operator musik dan koor tim origami. Haha. Bayu malem malem masih pelayanan. Dia mungkin kurang. Aku sama Jojo udah ketawa kemana-mana sambil meratapi nasib, curhat. Bayu masih stay cool cerita sambil pelayanan sama mas Adi.
Beberapa saat, peserta udah pulang. Bayu udah selow, eh bukannya bantuin origami malah telpon telponan. Wkwkwk. Menyisakan aku sama Jojo. Lagi-lagi Jojo menantang lomba melipat. Aku udah semangat banget. Tangan udah otomatis, kecepatan meningkat. Bak buk bak buk. Kita udah kayak tukang potokopian kesekian kalinya. Bayu udah selesai telpon bantuin kita, tapi kecepatannya ya gitu lah. Haha. Lomba dicurangi Jojo, magnum tak bisa direalisasikan. Huh. Sudahlah, tak usah dipercaya Jojo tu. Dimana-mana PHP dia. Ups. Piss ya Jo.

Kita keasyikan nglipet sampai hampir jam 10. Capek. Tapi bahagia. Masak sih iya bahagia. Iya beneran. Apasih yang g bahagia kalau bareng-bareng sama kalian. Mau pulang pagi lagi juga tak jabani kalau harus qtime sama kalian. Yang memang mbuh kapan lagi bisa kita lakuin. Kan, bakal datang suatu masa ketika duka dan bahagia berbaur menjadi satu. Nah, itu artinya kesenangan yang sudah kita lalui mungkin tak akan bisa terulang dengan formasi orang yang sama.
Dan, kamu pergi dia datang.

Rabu, 14 Desember 2016

Menghitung mundur dari 13

Tgl 13. Dan 13 hari kerja lagi. Pertemuan duka dan bahagia akan terulang lagi. Tiba-tiba kita melow tapi tiba-tiba kita terbahak lagi, gila. Rasanya waktu 3 bulan yang ternyata sudah terlampau hingga 9 bulan bahkan 12 bulan. Kita bertemu dengan suka dan duka. Kita bertemu dengan rasa bahagia, benci, marah, gembira, dan segala hal yang sulit untuk di ungkapkan dengan kata dan juga tingkah kita.
Aku tentu tak ingin lupa dengan apa siapa dan bagaimana kita telah lalui bersama. Namun, sayangnya kita cuma manusia biasa yang pada suatu ketika kita telah menemukan hal gembira lain mungkin ia akan mengalihkan kita dengan kesedihan. Mengalihkan kita dengan apa yang sudah kita lakukan. Kegilaan yang terlah berganti dengan kegilaan lain. Tak mungkin kita terjebak pada hal yang sama yang sekarang malah membuat sedih kan. Tentu saja sedih karena sudah tak mampu lagi membagi tawa dan gila bersama.
13 hari kerja lagi duka dan tawa membaur. Antara ia yang pergi dan ia yang datang. Sama sepertiku dulu. Menggantikan posisi ia yang sedih berpisah dengan aku yang bahagia bergabung bersama. Dan awal ada akhir. Dan jumpa ada pisah. Dan duka ada tawa. Dan semua itu akan berulang menjadi siklus kehidupan. Dan karena semua itu hidup kita lebih berwarna.
Aku benci harus menghitung mundur. Seperti apa yang kau ulangi beberapa kali hari ini. Terus gimana? Aku benci. Tapi aku juga akan mulai terbiasa.
Semua momen bunga bunga yang sudah aku alami. Semua momen gunung laut langit dan karang yang sudah kita lalui. Semua momen dingin hangat panas terik yang kita rasakan. Hah.... aku membencinya jika itu tanpamu. Tapi aku akan terbiasa. Begitulah aku mencoba membesarkan hatiku.
Jika hari canda tawa dan duka berbaur bersama. Biarkan aku menguras isi kantung mataku dan menggantinya dengan senyuman bahagia. Ingin aku kau buat janji bersama. Tapi tak mampulah jika kita harus memikul hutang bahkan saat kita setengah setengah tertawa atau menangis. Tak bisa ku paksakan. Terbanglah yang jauh. Sejauh kau dulu ingin pergi. Sejauh dulu kau ingin terbang. Gapai mimpi yang perlahan menyentuh realitamu. Teruslah terbang dan jangan lupa melihat daratan.

H-13 saat canda dan duka akan berbaur bersama.

Kamis, 08 Desember 2016

Life like robot

Duduk di pojok ruangan perpustakaan mungkin bukan hal yang istimewa. Bahkan disana bukan baca buku, ya cuman duduk. Mendengar rintik hujan. Melihat tetes berjatuhan. Kemudian menulis. Hal sepele banget.
Hal seperti itu jadi istimewa, saat aku merasa jenuh menjalani rutinitas robotku sekarang ini. Lelah. Begitu yang aku rasakan. Apalagi kesehatan yang sekarang sedikit sulit aku jaga. Musim pancaroba, gaya hidup yang tak tertata, pekerjaan yang tidak ada habisnya dan kurang istirahat. Semua berkumpul jadi satu. Somatoform. Entah aku memang sedang sakit atau hanya pura puraku saja. Sekedar duduk saja aku tak nyaman. Begah dan pusing rasanya.

Menangis semalaman mengadu pada Tuhan. Melepas segala perasaan. Mungkin hal yang tidak istimewa. Malah membuat mata bengkak di pagi hari. Tapi  aku ingin menangis sesenggukan hingga aku lelah dan tertidur. Biar hilang semua yang tertahan. Aku sedang ingin melow drama. Tak semudah itu. Aku terlalu lelah untuk terbangun kemudian duduk tepekur sambil meratap. Kehidupan robotku telah tersetting sedemikian rupa sehingga selama hampir 9 bulan ini. On off otomatis. Aku hidup di pagi menjelang petang kemudian terbaring lelah di petang menjelang fajar.

Menjadi lelah setiap hari bukanlah bencana. Aku tahu itu. Itu bahkan lebih dari anugerah yang masih bisa aku rasakan. Soalnya aku mah orangnya gampang rindu. Tak luput dengan rindu momen melelahkan seperti ini. Bersama orang orang yang kadang bikin lupa. Dan lama lama juga harus terlupakan.

Aku terlalu sering ingin menyendiri saat ini. Aku sedang lelah bertemu banyak orang. Harus memasang muka bahagia bahkan aku sedang ingin cemberut seharian.
Duduk sendirian di pojok ruangan. Memegang pulpen hitam. Membuka note atau buku. Kemudian mendeskripsikan sekitar. Iya. Aku menyukainya. Iya. Aku merindukannya. Iya. Seperti itu.

Saat momen bersama kalian sekarang terasa hambar. Hambar.

Selasa, 06 Desember 2016

Hujan di sabtu


Hari ini hujan turun dari aku belum bangun tidur sampai aku mau tidur lagi. Pagi mendung kelabu. Diluar semua warna abu-abu.
Chat anak-anak pada males lembur karena hujan. Me too. Males banget. Adem banget juga. Aku masih leyeh-leyeh, mager. Momentnya pas banget kalau kamu balik lagi selimutan.
Aku tele Gama. Ternyata anak itu sudah siap berangkat. Sungguh teladan sekali ya dari dulu. Hha. Gama sudah sampai kantor. Aku masih mau mandi, itupun masih pake mager sana sini.
Aku cus kantor jam 9an. Menerjang hujan. Kemarin-kemarin dulu aku g begitu suka hujan. Soalnya jauh harus ke kampus. Sekarang aku suka hujan. Berharap antrian sepi. Wkwkwk. Dan aku memang menunggu musim hujan sesungguhnya. Dan sampailah pada masanya. Desember. Gede-gedene sumber. Tapi sayang, kali samping rumah g lagi menperdengarkan gemericik air.
Aku sampai kantor udah ada motornya Gama di depan garasi. Aku parkir sampingnya terus masuk. Dan hei Gama. Kita berdua. Mampir angkringan dulu haha. Beli guddei sama gorengan. Eh tapi lama-lama aku malah mules.
Sampai agak siangan mbak Dita datang sama mas Tomi. Akhirnya aku curhat atm ketelen kemarin. Yah oke aku udah telat ngurusnya. Oke. Semoga isinya baik-baik saja ya.
Gama udah siap-siap pergi. Aku baru mau ngerjain kirim email. Haha, chargernya Gama ketinggalan soalnya tak pake. Ah, abis ni adikmu punya charger baru kan. Pinjem ajah.
Mak bedunduk. Terdengar suara "mbung", para lelaki absurd itu datang jugah. Akhirnya kakak. Dhani sama Bayu. Bayu migrasi ke klok seberang jalan. Dhani di ruang sebelah. Eh. Kirain ya udah mulai ngerjain tapi ternyata belum. Malah jadi operator yutub lagi dia.
Setelah tadi hujan reda terus turun lumayan deres lagi. Aku selesaikan tugas terus cus mau bisnis meza. Ketemu Mei. Yang akhirnya kita mager. Neduh di mie Aceh. Dan aku kenyang banget. Ngobrolin kerjaan dan lain-lain. Kerjaan formal (kantor) dan nonformal (meza). Karena kita satu instansi cuma beda cabang aja, terus curhat.
Kita harus semangat ya mei. Gimana ya. Pokoknya ntar abis pensiun dari sini beberapa bulan lagi, setidaknya meza bisa menghidupi kegalauan kita. Kalau g dapet kerja lagi aku mau nikah aja lah. Hahaha. Jadi ibu rumah tangga. Udah bayangin. Terus melakukan hobi berhastakarya. Then make money from it. Aku pengen wirausaha aja. Sekolah lagi juga. Meza goes to Japan. Seri hijab empat musim. Hijab gaya harajuku. Haha. Pengen les Jepang lagi kan aku. Tapi kalau alay di kelas udah malu sama adek-adek. Dulu mah paling alay, bodo amat.
Sampai sore banget kita pulang. Kehujanan lagi. Sampai rumah udah g enak badan. Semoga g tumbang ya. Masih banyak yang dilembur lho. Kuat-kuat.

Jumat, 02 Desember 2016

Keliling jogjah #kedoknya

Ini perjalanan diam-diam. Ngilangin gejala kewarasan yang mulai menipis. Di bumbui sedikit drama.
Bukan sekumpulan orang romantis. Tapi lagi -lagi egois. Sesekali tertawa sesekali apatis. Menertawakan diri sendiri bahkan orang tak dikenal.

Sebulan ini, aku berusaha untuk ngeblog entah cuma berapa baris. Pokoknya harus ada cerita hari ini. Biar kalau ada yang kangen bisa nostalgia. Spesial edisi buletin akhir tahun. Sepertinya akan ada banyak momen indah sebulan ini. Jangan bayangkan indah itu dalam arti sesungguhnya ya. Indah versi kita itu adalah masih bisa bertahan di dalam lingkungan yang kadang hampir membuat kami gila. Hahaha. Yang terkadang rasanya ingin tertawa terguling-guling terus lupa sama beban. Gitu kan kak?

Dua hari lalu Kagrub ngajak meeting. Disini ada kanit Ptt yang g pantas sama sekali jadi kanit. Kanit checker yang anak buahnya mulai nambah. Kanit driver yang sudah mulai merambah ke kanit lain. Hha. Apasih.
Rapat ini bertujuan untuk menghilangkan semuanya. Hahaha. Pertemuan rahasia gitu ceritanya. Eh g dink. Pertemuan privat antara anak-anak rentan. Aku sih cuma pengen qtime lebih lama sama kalian. Bener-bener memanfaatkan waktu yang ada untuk saling olok dan menertawakan satu sama lain. Padahal aku sudah mulai terbiasa dengan tingkah aneh kalian lho.

Jadilah kita pergi di pimpin oleh kagrub. Makan bareng di salah satu kenalan BU. Harap gratisdikasi. Haha. Pake voucher sudah cukup kog.
Sebenernya aku g begitu menikmati pertemuan hari ini karena harus membagi pikiran sama bisnis keluarga. Sebagai wanita karier memang kadang kita harus pandai membagi waktu. Wkwkwk. Gila beneran kan. Meza ada katalog baru, jadi rada ribet. Aku malah sibuk sendiri ngetik detail produk yang bakal di launching. Bahasaku hem. Iya jadi jangan lupa check ig kita ya kak di @mezahijab. Follow terus.
Mbuh kelaparan atau memang mbuh itu, kita makan-makan aja takjim. Ini nih kagrub always pesen menu komplit. Yang lainnya cuma menu sederhana. Hha.
Oiya, kita pergi berempat, ups berlima sama anak divisi lain haha. Piss. Kanit depcollector.

Pulangnya udah mau nonton lah mau kemana lah. Akhirnya kita keliling jogja. Dari gejayan lurus ke selatan belok kanan jl solo kiri stadion muter kiri menuju malioboro keselatan terus menuju sekaten yang padat merayap. Bingug kanan apa kiri akhirnya kiri lagi muterin jl mataram kiri sarkem kanan menuju perempatan pingit terus jalan magelang ke utara sampai murangan lagi. Hop.
Sepanjang jalan asyik ngomongin BU. Yang entah hotel, tempat makan, toko bahkan sampai bus yang berlalu lalang. Haha. Sekarang kita jadi agak care ya sama lingkungan sekitar.

Jadi besok kita lembur bareng ya. Qtime lagi ya. Walau cuma diem terus focus sama kerjaan masing-masing. Yang penting deketan. Feel the moment. Sebelum kita nggak bisa ngulangin lagi moment 9 bulan kebersamaan ini. Sembilan bulan sudah kita mengandung kerinduan yang lama-lama akan membiasa lagi. Dan mungkin lupa siapa kamu.
Jadi.... kapan kita piknik ke tempat yang jauh lagi. Dan.. masih sempatkah kita?

Nb. G pake dokumentasi karena ini rapat rahasia.
Salam buat Abi dari Umi dan anak2mu. Selamat Bi, dapet baju kotak kotak merah kecil baru dari undian berhadiah haha. Undangan ya Bi.