Gudnyus. Besok kita piknik. InsyaAllah.
Welcome inktober #1.
![]() |
Di pendopo salah satu sudut taman di kota Bandung |
![]() |
Merenungi karena nggak bawa apa-apa dari Rumah Mode |
![]() |
Bukit bintang, dari lotengnya Cocorico |
![]() |
Padatnya Asia Afrika di malam mimggu |
![]() |
Add caption |
![]() |
Memandangi orang yang lagi pada poto hits di lodge maribaya |
![]() |
Sally, eh Sanny upon the hill. Merumput sebelum Idul adha |
![]() |
Menikmati keindahan |
![]() |
Formasi lengkap @ Begonia park |
![]() |
Masihkah kau melihatku? |
![]() |
Add caption |
![]() |
Kuda putihnya ada, Pangerannya mana? |
September ceria.
Begitu aku berharap hari hari bulan ini ceria. Ya walaupun memang ada beberapa hal yang justru membuat my whole life so blue. Blue banget sampai mungkin navy. Hha. Apalagi yang tidak diharapkan malah muncul. Wollaaaa, aku kaget trus mrebes mili. Macak nangis. Eh hha.
Reguduk rencana libur lebaran telah disusun. Lebaran haji. Eh tapi aktivitas di kantor masih saja kemriyek ramai. Alhasil dengan rencana yang sudah di rancang bahkan saat september belum datang, sung cus ke stasiun. Kita liburaaaaaaaaaan.
Eh tapi, ah udahlah. Ntar aku galau mulu ceritanya.
Now. Aku duduk di gerbong 1 kursi 12d kereta ekonomi kahuripan. Dari stasiun lempuyangan ke stasiun kiaracondong. Harusnya sih aku dapat kursi 11d tapi karena didepanku ada seorang nenek dan cucunya yang kalau membelakangi arah laju pusing, nenek itu minta tukeran kursi. Tidak masalah mbah, yang penting saya bisa duduk dan nggak ketinggalan rombongan. Hha.
Aku suka naik kereta. Kereta ini salah satu transportasi favorit, iya padahal aku baru 5kali ini sih. Bahkan liat rel kereta saja sudah kegirangan hha, kelakuan anak kecil. Sayangnya perjalanannya malam, jadi aku nggak bisa liat pemandangan luar.
Weeeyyy. Kita sampai di stasiun wates. Stasiun wates. Mbak dari mikrofon ngomong. Aawww aku merasa amazing, ini perjalanan naik kereta terjauhku. Hha.
Suara mesin menderu..
Potongan rel bergesek bergemerincing.
Pertemuan roda dan rel mengalun lembut.
"Hey.. tentu saja aku juga pengen jadi pengusaha hebat. Mendirikan cafe di dekat stasiun. Kemudian di sore hari saat senja melengkung kau menikmati kopi sambil memandang ular besi meliuk perlahan berhenti di stasiun.
Lihat.. so romantic kan?
Jangan memujiku, jika kau akhirnya pergi juga. Hush.. "
Monolog di dalam kereta.
Random sekali yah.
Gomen. Gomen. Gomen. Gomen. Gomen ne. Onichan. Gomen. Gomen. Gomen. Neechan. 😢😭
Aku sudah mulai menguap. Padahal ini baru jam 19.40. Tapi tadi pagi aku bangun jam 02.00 packing untuk perjalanan malam ini. Mataku sudah mrebes mili. Aku menguap sana sini. Hha.
Aku masih ingin menikmati perjalanan ini. 😪😪😪😪😪😪😪😪😪
Hari ini aku menangis sehabis pulang kerja. Miu sudah kaku di depan kandangnya. Sudah kesekian kali aku kehilangan kucingku.
Kehilangan Aoi tidak bisa membuatku sedih, aku tahu dia jantan yang kuat. Walau entah dimana sekarang dia. Menyisakan Moe dan Miu. Tapi, Miu sudah mati. Moe memanggil-manggil anaknya yang sudah kaku. ππ’π
Aku... aku yang mungkin paling nggak rela Miu mati. Kucing betina yang belun genap 1 bulan itu pergi selamanya.
Miu menjadi alasanku menangis saat aku ingin menangisi hal lain. Dan saat yang lain itu harusnya mampu menghancurkan bendungan mataku, dia sudah kering.
Untuk bisa menerimanya, sungguh aku butuh waktu tak sebentar. Untuk bisa menerima kehilangan ini. Mungkin aku orang pertama dari mereka yang kau beri tahu. Aku tidak pernah marah dengan kabar ini, aku hanya sungguh merasa sedih dan kehilangan. Jauh-jauh hari kau memberitahuku, aku harus siap jika memang semua akan mendengarnya. Aku juga harus merasakan kebahagiaan itu. Tanpa terpaksa. Aku memutuskan untuk menjauh. Sejauh yang bisa aku lakukan. Maaf jika doaku tak sebaik doa mereka. Karena mungkin lebih baik aku diam. Diam.
πΆπ€ππππ’πππ‘π
Sudah berapa tahun kita tak berjumpa? Owh iya, belum ada setengah tahun ya. Tapi kita kog sudah mulai malas berkomunikasi bareng ya. Kog kita terlalu sungkan sama masing-masing kita ya. Kog kita harus merasa sungkan menanyakan banyak hal. Kog kita merasa malas membalas perhatian antara kita.
Aku ingin tahu. Bagaimana kabar kalian? Apa kalian benar baik-baik saja. Aku sih nggak begitu baik. Apalagi sudah nggak ada kalian sebagai tempat distraksi. Gimana kalian bisa buat kita semua menertawakan diri kita masing-masing.
Kita pernah marah satu sama lain. Kita pernah rindu satu sama lain. Kita pernah muak satu sama lain. Kita pernah terganggu satu sama lain.
Aku hanya mencoba untuk bisa selalu terhubung dengan kita. Walau benang penghubung ini lama-lama mungkin memudar. Aku mencoba untuk tetap memberi warna pada benang yang menghubungkan kita. Tapi... jika hanya aku, untuk apa ada kita.
Apa kita sudah bukan kita lagi. Apakah kita sudah menjadi hanya aku, aku, aku, aku dan aku.
Jika hanya aku yang mewarnainya. Apakah kita masih akan menjadi kita bahkan 10 tahun lagi. Aku tak ingin kita menjadi asing.
Aku hanya mencoba keep in touch saja.