RSS

Minggu, 27 Oktober 2013

Perfectionist...

hari ini panas sekali. ya trus? membuat emosi semakin memanas. trus pengen mendekam di pojokan  sambil nangis-nangis.

fyuh...
entahlah, aku merasa terpojokkan. sebenarnya tidak sama sekali. saya hanya sensitif tingkat atas saja. perasanya banget.

jadi..
tidak begitu mood sebenarnya. pengen afek datar aja gitu. isolasi sosial kalau perlu. tapi dengan semua itu masalah tidak akan selesai. kalau begitu malah nambah masalah. walau ada yang bilang masalah itu hal yang berharga.

but i'm perfectionist.
udah gitu aja.
bikin puyeng sendiri.

Kamis, 24 Oktober 2013

Diagnosa Keperawatan CEDERA KEPALA

kasus:
korban KLL di bawa ke RS, GCS 10, muntah sesekali

Pengkajian
1.    Kaji apakah ada jejas di area leher dan bahu untuk memastikan apakah ada cedera servical
2.    Klasifikasikan tipe cedera kepala, kesadaran, dan berat ringannya cedera kepala. Karena GCS 10 maka tergolong dalam Moderate Traumatic Brain Injury (Moderate= 9-12).
3.    Kaji apakah ada mual muntah. Karena ada muntah sesekali, maka diperkirakan TIK meningkat.
4.    Kaji sesuai protokol ATLS/ ABC:
a.    Airway
-    Kaji apakah ada benda asing atau darah dalam saluran nafas
b.    Breathing
-    Lihat apakah ada pergerakan dada dan lakukan  inspeksi untuk mengamati apakah ada gerakan dada yang tertinggal atau dada tidak simetris
-    Kaji nafas dengan teknik look listen and feel untuk memastikan kepatenan jalan nafas
c.    Circulation
-    Masukkan cairan hangat melalui rongga peritonium untuk memastikan adanya keparahan berupa rupture lien, ren atau hepar.

Diagnosa keperawatan
Decress intracranial adptive capacity
Domain: 9 coping / stress tolerance
Class 3 : Neurobehavioral Stress
Definisi: mekanisme dinamik cairan intracranial yang normalnya mengkompensasi untuk meningkatkan volume intracranial yang dikompromisasi untuk menghasilkan ketidakseimbangan berulang pada peningkatan tekanan intracranial sebagai respon stimuli berbahaya dan tidak berbahaya.

Batasan karakteristik:
•    Baseline ICP ≥ 10 mmHg
•    Disproportionate increase in ICP following stimulus
•    Elevated P2 ICP waveform
•    Repeated increases of > 10 mmHg for more than 5 minutes following any of a variety of external stimuli
•    Volume-pressure response test variation (volume pressure ratio 2, pressure-volume index < 10)
•    Wide amplitude ICP waveform
Faktor yang berhubungan:
-    Cedera kepala

NOC
1.    Neurological status
a.    Kesadaran
b.    Control pergerakan pusat
c.    Tekanan intrakranial
d.    Pola nafas:
e.    Tekanan darah
f.    Respiratory rate
2.    Tisue perfusion cerebral
a.    Rata-rata tekanan darah
b.    Muntah
c.    Demam

NIC
1.    Intracranial Pressurre (ICP) Monitoring
Definisi : pengukuran dan interpretasi data pasien untuk regulasi tekanan intrakranial
Aktivitas :
a.    Merekam data tekanan intrakaranial
b.    Monitor kualitas dan karakteristik perubahan TIK

2.    Respiratory Monitoring
Definisi : pengumpulan dan analisa data pasien untuk memastikan kepatenan jalan nafas dan pertukaran gas yang adekuat
Aktivitas :
a.    Monitor jumlah irama, kedalaman dan usaha untuk bernafas
b.    Monitor bunyi nafas, seperti crowing dan snoring
c.    Monitor pola nafas : bradypnea
3.    Cerebral Perfusion Promotion
Definisi : promosi dari perfusi yang adekuat dan membatasi komplikasi untuk pasien yang mengalami atau berisiko terhadap ketidakadekuatan perfusi serebral
Aktivitas :
a.    Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan parameter hemodinamik dan menjaga parameter hemodinamik di rentang normal
b.    Memberikan agen untuk menarik volume intravaskular jika dibutuhkan seperti koloid, produk darah, dan kristaloid
c.    Mempertahankan lever serum glukosa pada rentang normal
d.    Hindari memposisikan leher dalam posisi fleksi, berikan medikasi nyeri jika diperlukan
e.    Monitor tanda – tanda pendarahan
f.    Monitor status neurologis
g.    Hitung dan monitor tekanan perfusi serebral (CPP)
h.    Monitor MAP
4.    Fever Treatment
Definisi : manajemen pasien dengan hiperpirexsia yang disebabkan karena faktor non–lingkungan.
Aktivitas :
a.    Monitor suhu secara periodik jika diperlukan
b.    Monitor warna kulit dan suhu
c.    Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasi
d.    Monitor penurunan level dari tingkat kesadaran
e.    Monitor intake dan output cairan
f.    Monitor abnormalitas elektrolit
g.    Monitor keseimbangan asam basa
h.    Berikan cairan intravena jika diperlukan
i.    Berikan pengobatan untuk mencegah atau mengontrol menggigil
j.    Monitor temperatur untuk mencegah treatment yang menyebabkan hipotermi
5.    Vomiting Management
Definisi : cegah dan kurangi muntah
Aktivitas :
a.    Kaji warna, konsistensi darah saat muntah
b.    Menentukan frekuensi dan durasi muntah
c.    Identifikasi faktor yang menyebabkan atau berkontribusi terhadap muntah seperti obat – obatan dan tindakan prosedural
d.    Dorong pemberian anti – emetik untuk mencegah muntah jika memungkinkan
e.    Posisikan untuk mencegah aspirasi
f.    Pertahankan jalan nafas
g.    Menyediakan kenyamanan selama episode muntah, tunggu minimal 30 menit setelah muntah sebelum diberikan cairan untuk pasien
h.    Dorong untuk beristirahat
i.    Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan memberikan dukungan untuk pasien
j.    Monitor seluruh efek dari manajemen muntah



>>> kelompok tutor 3 blok 4.2

Minggu, 20 Oktober 2013

Lebih Baik PERTAMAX

Aku terlalu polos atau memang terlalu cuek, entahlah. Teman-temanku bilang polos dan oon itu beda tipis. Kalau yang ini aku tidak terima dibilang oon. Teman-temanku bilang orang oon mana ada yang ngaku oon. Lupakan.

Banyak hal-hal konyol yang beberapa kali aku alami. Salah satunya kejadian beli bensin kemarin lusa. Memang polos dan oon beda tipis. Ah, aku tidak bisa mengelak.

Hari ini sehabis pulang kuliah aku dan Sara pergi ke toko bakery untuk memesan kue ulang tahun untuk mama Sara. Habis itu pergi ke toko buku untuk mengecek komik atau novel yang mungkin nanti aku tertarik membelinya. Jarum yang menunjukkan bensin di sepeda motorku sudah hampir ke garis merah, ah sudah di garis merah.
“Ra, ntar beli bensin dulu ya?” Aku mengajak Sara.
“Iya deh, sambil aku mau lihat Wisdom Park itu lho.”
Aku dan Sara melaju dengan sepeda motorku. Tidak bisa ngebut memang, motor tua, tidak bisa ngebut jalannya konblok yang ada bunyi semua motorku. Sepeda motor warisan, harus hati-hati. Dijalan aku dan Sara memperdebatkan wisdom park yang nyatanya tidak pernah ada. Masih dalam proses pembangunan.

Aku memasuki pom bensin di pojok perempatan. Antriannnya panjang sekali. Tapi aku lihat ada beberapa motor berhenti di salah satu mesin pengisi bensin, yang disitu lebih sepi tidak perlu mengantri panjang. Aku belokkan ke antrian yang hanya beberapa motor itu.
Pak petugas pengisi bensin melihat dengan tatapan yang agak aneh. Kemudian memegang corong, ah apa sih namanya aku tidak tahu.
“Berapa?” Pak bensin bertanya.
“20ribu, pake nota ya Pak.”
Dengan cepat pak bensin memasukkan corong ke tangki bensin motorku. Setelah selesai aku melihat ke dalam tangki bensin motorku. “Kog ga penuh ya?” batinku. Aku melihat ke mesinnya. Disana tertera nominal uangnya 2000, nol yang satunya stiker merah yang ditempel. Aku meraih nota dari pak bensin yang kemudian pergi dari hadapanku dan Sara. Aku merasa aneh. Saat aku lihat harga perliternya “Rp 10.830,-“
“Eh, kog aneh.” Aku merasa ada yang salah.
“Kenapa Nun?” Sara bertanya. “Eh, ini pertamax, Nun.”
Aku melihat tulisan biru di bawah harga literan bertuliskan “PERTAMAX”. Aku merasa terbohongi, terbodohi, ter-tidak-tahu gelagat pak Bensin yang dari awal sudah aneh.
“Ya ampun, kok Pak bensinnya ga bilang sih.” Aku merasa malu, “Untung tadi minta nota, jadi dikira apa gitu kan.” Batinku.
“Kamu sih, gimana sih. Rugi dong.”
“Sekali-kali pakai bensin yang kualitas bagus ga apa-apa kan, Ra.” Aku tersenyum, padahal nyesel banget. 2,5 liter cuma dapet 1,8 liter.
Aku merasa terpolos sedunia, tapi bukan teroon. Masalahku karena tidak membaca tulisa yang sudah ada. Pertamax bukan premium. Tidak peka akan keadaan, bisa-bisanya kalau itu premium pasti yang antri juga bakal banyak. Aku Cuma bisa mentertawakan diri sendiri lagi. Motor bututku diisi pertamax. “Sok gaya banget.” Pasti orang-orang bakal bilang begitu. Tepok jidat.
                                                                     ****
Sisa pertamax di tangki motor masih cukup banyak, bisa untuk persediaan sampai besok. Aku bergegas mengeluarkan motor dari rumah. Bersiap pergi ke tukang jait. Hari ini aku berniat untuk  menyelesaikan karya yang aku buat untuk Alya. Aku melaju dengan kecepatan standar, 60 km/jam.
“Kalau pake pertamax bisa tambah cepet ga ya?” batinku. Sepeda motorku sudah tua, tidak bisa dipakai dengan kecepatan tinggi. Sengaja dikasih yang seperti itu, biar aku tidak bisa ngebut dijalanan, itu alasannya. Aku coba menarik gas, dan motorku berhasil melaju lebih cepat. Sama saja sebenarnya tapi karena sugesti pertamax membuat semuanya terasa berbeda.
“Wuih, jadi tambah enak aja nih motor. Mesinnya jadi terasa lebih alus.”
Tiba-tiba saja aku jadi senang gebut sana gebut sini. Sugesti pertamax sudah melenakanku. Lewat pom bensin, disekitarnya dipasangi umbul-umbul yang tulisanya “Lebih Baik PERTAMAX”. Pengalaman, sekali-kali pake BBM kualitas bagus. Bukan subsidian. Padahal ini karena keteledoranku saja. Lebih baik pertamax memang.


>>> cerita ini tidak mengandung unsur iklan, tidak mendapat bayaran dari pertamina pun. Cuma mau bilang gunakan BBM sesuai dengan daya beli anda. Pertamax lebih baik. *plak