''ya Allah, pertemukan aku dengan
dia tahun ini, sekali saja ya Allah. Please!'' kututup doa ku kali ini dengan
harapan bisa bertemu dia sebelum tahun ini berganti. Ini sudah bulan desember.
Sepertinya mustahil bertemu dia tahun ini.
Pagi ini cerah, walau ini musim
hujan. Ocehan burung-burung telah terdengar sedari matahari menampakkan
siluetnya dibalik dedaunan. Didalam rumah telah ribut semua menyiapkan diri,
ponakan ribut ke sekolah, kakak ribut siap-siap, dan aku masih santai. Hari ini
aku libur.
''hari ini kamu pergi ke kampus, Sa?''
kakak bertanya berharap mendapat jawaban tidak.
''iya.'' jawabku seadanya, malas.
''iya.'' jawabku seadanya, malas.
''ini kan libur. Kurang kerjaan bgt
sih. Berangkat jam berapa?''
''ah biarin, jam 11 mungkin.''
sama saja, aku masih bermalas-malasaan.
Duduk, bangkit, berjalan kemudian berlarian bersama kedua kucingku. Dan,
membantu meracik masakan untuk hari ini.
Asap mengepul dari beberapa dapur
rumah. Wanginya sampai membuat iri tetangga yg lain. Menebak-nebak masakan
tetangga. Matahari mulai beranjak lebih tinggi, kehangatannya meningkat
mendekati panas. Aku bersiap melaju ke jalanan. Helm, jaket, tutup mulut,
sarung tangan, sepatu plus kaos kaki, kacamata. Semua siap menghadapi hari yang
terik ini.
Tak pernah beda pagi ataupun rada pagi. Jalanan selalu penuh dengan mesin-mesin berjalan itu. Sesak. Pembangunan jalan dimana-mana. Tambah sesak. Selip sana sini. Hari ini aku merasa muak dengan jalanan ini. Sesak. Sungguh benar-benar sesak.
Tak pernah beda pagi ataupun rada pagi. Jalanan selalu penuh dengan mesin-mesin berjalan itu. Sesak. Pembangunan jalan dimana-mana. Tambah sesak. Selip sana sini. Hari ini aku merasa muak dengan jalanan ini. Sesak. Sungguh benar-benar sesak.
Sampailah aku disini. Tempat yang
sepi saat libur seperti ini. Perpus pusat. Entahlah, mungkin aku akhir-akhir
ini kena sindrom yang aneh.
Sepi. Hanya beberapa orang yang ada
disana, asyik dengan buku dan mesin pencari mereka. Tampak serius tapi juga ada
yang bercanda dengan temannya. Ya, aku disini, bangunan kaca 6 lantai dengan
segala kemewahan didalamnya. Tetap saja terlihat lenggang walau ini mewah.
Aku duduk di dekat pintu kaca, asyik dimejaku, membolak-balik majalah. Sesekali memainkan hapeku. Apa yg sebenarnya aku lakukan disini?
Aku duduk di dekat pintu kaca, asyik dimejaku, membolak-balik majalah. Sesekali memainkan hapeku. Apa yg sebenarnya aku lakukan disini?
Tak sempat pertanyaan itu terjawab.
Muncul sesosok dari balik pintu kaca. Aku dongakkan wajahku ke atas.
''Hei'' org itu menyapaku. Biasa.
''Eh, hei'' seketika berdegup
kencang jantungku.
''Ngapain disini, sa?'' org itu
bertanya padaku
''Emh,. Main doank kog. Kamu?''
''Aku mau cari materi buat
laporan''
''Owh'' aku jawab singkat, tak bisa
lagi berkata-kata.
Orang itu. Sungguh berubah, 2
tahun, aku bertahan 2 tahun dan kini aku bertemu dengannya.
''Allah kabulkan.'' bisikku dalam hati, senyum kecil mengembang dibibirku.
''Allah kabulkan.'' bisikku dalam hati, senyum kecil mengembang dibibirku.
0 komentar:
Posting Komentar