RSS

Senin, 24 Februari 2020

a day with ibuk

Semenjak ibuk sakit, kecuali shift malam aku tidur sama ibuk. Usia yang merenta membuat ibuk insomnia. Iya.. lansia memang susah tidur. Sudah lewat tengah malam pun ibuk masih terjaga. 

Ini cara Allah biar anak bungsunya punya lebih banyak waktu buat nemenin ibuknya cerita. 

Haaaah
Hari ini jadwal period ku. Moodswing. Selalu bertengkar sama pasangan. Jadi bikin ragu lagi dan lagi. Rasanya pengen nangis dipeluk ibuk. Kayak dulu kalau aku nangis ibu pasti meluk aku sampai tidur. 

Buk... semenjak ibuk sakit, kalau seandainya mas minta aku pindah cepet, aku g mau. Aku mau sama ibuk lebih lama. Aku mau sama ibuk terus. Memastikan ibuk baik baik saja. Ibuk g sebaik ibuk ibuk yang lain, tapi ibuk adalah yang terbaik. 

Buk... anak anakmu galak. Apa besok aku bisa berhati malaikat kayak ibuk. Ibuk g pernah marah sama aku. Aku mau apa aja ibuk pasti belikan. Aku nangis kejer dinakali mbak mbak pasti dibelain. Ibuk gendong ponakan aku yang paling g rela. Karena sayangnya ibuk g boleh buat yang lain, cuma boleh buat aku.

Buk... ibuk pengen apa?? Bilang aja.
Ibuk g pernah minta apa apa sama anaknya. Ibuk g pernah ngeluh macem macem sama anaknya. Ibuk yang kalau marah sama anaknya lama lama lupa dan tetap sayang. 

Buk... dulu aku paling rewel. Aku paling manja.  Paling harus dituruti kemauannya. Paling tantrum. Paling menangan. Paling perfectionis dari kecil. Paling g bisa ngalah. 
Dan ibuk selalu sabar sama anak gadis kecilnya.

Sampai...
Ternyata anak paling palingnya itu, Paling kecilnya beranjak dewasa. Ibuk mencemaskan anak ini. Sekarang jangan cemas lagi buk, udah ada mas. Sekarang giliran aku yang akan mikirin ibuk. Merawat ibuk. 

Kalau aku sakit
Aku pasti larinya ke ibuk minta dipeluk.
Sekarang ibuk sakit. Aku juga yang akan lari ke ibuk. Bantuin ibuk berdiri lagi. Jagain ibuk jalan pelan pelan. Menyiapkan kebutuhan ibuk. 

Seperti ibuk dulu merawat aku waktu kecil.
Aku g akan pergi buk.. g akan ninggalin ibuk. 
Pokoknya aku mau sama ibuk.



Senin, 17 Februari 2020

Tunggu aku, buk.

Hari ini.. setelah 4 hari tidak masuk kerja setelah kejadian ibuk masuk RS, aku kembali bekerja. Walaupun hari hari kerja juga bergumul di RS. Tapi rasanya beda. Bisa bertemu teman teman lagi. Sesaat menghilangkan penat.

Empat hari ini aku 24 jam nonstop tidur di RSUD. Menjaga ibuk. Pengen ambil cuti, tapi juga bosan. Berangkat bekerja lagi bener -benar bisa jadi obat penat. Bercerita dan berhaha-hihi dengan teman sejenak bisa menghilangkan kepenatan.

Hari ini shift pagiku dimulai dengan merawat ibuk. Menyuapi. Memandikan. Sampai mbak Ida datang. Shift sore, aku habiskan merawat pasien lain di RSUP. Setelah kejadian mimpi yang ada mbak Vikanya, eh tadi ternyata jaga sama mbak Vika dan mbak Atun. Alhamdulillah pasien 7, dan aman. 

Tahu rasanya seperti ini. Disaat bersamaan kamu harus merawat ibu sendiri dan merawat ibu orang lain. Kalau boleh memilih aku lebih suka merawat ibu orang lain, dengan catatan ibuku sehat walafiat. Sempat rasanya putus asa, tapi ketika aku kembali bercermin pada keluarga-keluarga pasienku yang bahkan semangat merawat keluarga mereka, membuat aku memiliki semangat juga. Mereka yang g ada basic nursing aja bisa kog apalagi aku. 

Begitu pun aku jadi tersadar, oh ini maksud Allah memilihkan jalanku. Agar aku bisa merawat ibuk. 

Walau rencana-rencana yang sudah disusun akhirnya tak sesuai harapan. Mungkin ini cara Allah untuk menjadikan aku lebih sabar lagi. 

Sekarang aku masih terjaga setelah meminum kopi karena jam seginipun ibuk belum tidur. Malah jam aktifnya ibuk berusaha melepas tali di tangannya. Sudah lima hari ibuk dirawat, sudah sepuluh tusukan jarum infus mengenai tangannya. 

Walau ibuk sudah tidak akan bisa sesehat dulu dan selincah dulu. Semoga aku, anakmu bisa merawatmu dengan baik buk. Apapun untuk ibuk. Ibuk harus nemenin aku di atas pelaminan. Dan ibuk harus bantu gendong anakku kelak. 

Jangan tinggalin aku sendiri kayak bapak ya buk. Sabar sebentar lagi. Ibuk g akan cemas lagi sama anak bungsunya. Tunggu anak lelaki terakhirmu datang lagi ke rumah buk. Tunggu.. sebentar lagi.

Sabtu, 08 Februari 2020

1 tahun rehat

Hampir satu tahun aku rehat posting di blog ini. Alasannya karena aku punya media baru untuk curhat. Dulu kalau lagi suntuk pasti nulis apa saja. Kalau lagi sedih pasti bikin puisi random. Kalau lagi seneng bikin tulisan sedikit pesan moral. 

Hai aku kembali lagi.
Akan ada lagi cerita random yang tidak sesuai ejaan EYD lagi. Sebulan sekali. 
Sebenarnya sedih juga perjalanan selama setahun lalu tidak terdokumentasikan. Padahal bisa di bilang banyak petualangan yang terlampaui. Banyak kegiatan yang terlaksana.

Awal tahun. Naik gunung andong 2 kali. Gathering bangsal 2 kali. Outbond bangsal 2 kali. Perjalanan panjang ke Banyuwangi. Perjalanan baru mengeksplore Banyumas. Tapi ternyata setahun itu banyak Banyu mili netes eluh cendol dawet. Banyuwangi Banyumas dan Banyumata (air mata) semakin deras menuruni pipi ini. Karena ternyata tahun lalu banyak harapan yang terlalu aku gantungkan pada orang lain. Aku terlalu menuntut kepastian yang tak pasti. 

Lika liku kehidupan bener-bener semakin terlihat. Usia yang menua tak bisa dipungkiri oleh keadaan kesehatan yang mulai menurun. 

Selemah ini dan serenta ini sekarang Luluk. Sudah berapa tahun sejak blog ini di buat. Sejak jaman hal paling memusingkan adalah mengerjakan skripsi. 

Pak...
Semakin sering aku juga sekarang merindukanmu pak. Aku bener-bener butuh bapak untuk menyelesaikan masalahku yang satu ini pak. Pak, kenapa aku tak bosan berandai andai.

Hah...
Baiklah..
Selamat datang di episode drama selanjutnya. 

Selamat mengenang perjalanan bersama di blog ini. 
Welcome 2020. 
Semoga resolusi terbesar segera terwujud.