RSS

Selasa, 29 Januari 2019

Mengikhlaskan.

Sejak aku berpisah dengan dia yang menjadi judul setiap sajak yang ku buat. Dan sejak aku menjadi abdi negara. Dan sejak ku tak temui teman untuk berbagi langkah.

Ku coba mengikhlaskan. Apa yang telah dia ajarkan. Yang telah sempurna menjadi candu.
Terkadang aku sakau. Merindu akan pemandangan yang mengagumkan. Merindu akan perjalanan yang melelahkan. Merasakan dopamin yang mulai meningkat ketika kau sampai puncak gunung. 

Ku ingin mengikhlaskan. Berhenti berharap menemui dia yang bisa ku ajak melangkah bersama. Berhenti berharap pada dia yang mau lelah bersama. Berhenti berharap pada dia yang rela mengorbankan waktu.

Ku ingin mengikhlaskan..
Seperti waktu ku belum mengenalnya.

Minggu, 20 Januari 2019

Orang Baru

Setiap tahun ada perpisahan. Tentu saja setiap tahun ada pertemuan dengan orang-orang baru juga.
Sudah berapa banyak ya orang-orang yang aku ceritakan. Pernah sekali ku bertekad untuk menyimpannya sendiri. Ya.. sampai kisah tentang orang-orang itu lenyap begitu saja tanpa jejak.

Kamu tahu..
Aku selalu excited ketika ada orang yang memiliki kegemaran yang sama denganku. Nonton Anime. Kalau yang lain tanya padaku "suka korea ya?". Padahal jelas-jelas yang dinyanyiin lagu Jepang. Tentu saja karena korea lebih booming sekarang dan aku tahu orang awam lebih ngeh sama yang lagi viral. Tapi tidak dengan mereka yang juga suka "suka nonton anime ya?". Kalau ada yang tanya gitu rasanya kayak akankah aku kembali kemasa itu. Hha. Jujur saja sudah tidak mengikuti anime. Aku sudah bukan orang yang gila anime sampai bisa donlod 7 judul anime dalam sehari. Itu sih jaman mahasiswa fakir quota. Jadi wifian di kampus berkedok ngerjain tugas tapi donlod anime. Hha. Bisa ngomong ala ala oake bahasa Jepang minimalis juga lumayan lah. hha. Jadi rasanya pengen balik lagi les bahasa Jepang. Terus segera liburan ke Jepang.

Membaca buku. Aku bukan orang yang gila baca buku. Aku cuma orang yang suka beli buku hha. Keturunan bapak banget ini mah. Sebagian buku-buku dirumah adalah punya bapak dan aku. Banyak komik juga sih. Yang pengen disumbangin tapi masih sayang. Yang masih berharap bisa mewujudkan perpustakan kecil di rumah.
Kalau ada orang baru yang suka baca suka bersajak aku excited sekali berbalas puisi dengannya. Berlomba menulis ala ala selagi menikmati senja. Bercerita tentang keseruan novel yang baru saja kami baca. Merekomendasikan bacaan ke orang lain.
Jadi kamu mah suka baca atau enggak sih sebenernya?

Naik gunung. Cita cita dari entah kapan. Akhirnya kesampaian. Aku sih buka tipe yang terobsesi menaklukan puncak puncak di Indonesia. Ini hanya soal kenikmatan rohani yang aku cari. Candu. Iya.. ini bukan rokok atau narkoba tapi bisa bikin candu. Efek dopamin yang ditimbulkan setelah kamu sampao puncak atau sekedar melihat sekelilinh dari ketinggian tu bener bener nyenengin. Aku tak menyangka dopaminku meningkat secara nyata dengan kegiatan ini. Sekedar tracking naik bukit atau menjelajah hutan sudah cukup bahagia. Pada dasarnya dari kecil aku suka berpetualang. Atau efek tontonan masa kecik ya. Aku tidak tahu.
Walau aku sudah menyerah pada keadaan bahwa mungkin aku sudah g akan bisa naik gunung lagi karena kesibukan dan patner, tapi aku masih berharap sedikit. Kalau-kalau kamu mau ajakin aku kan.

Orang baru..
Pasti akan selalu ada orang - orang baru disekeliling kita. Tapi, tak semua orang baru sama dengan kita kan? Atau mungkin saja sama. Hha.

Selasa, 01 Januari 2019

Resolusi 2019

Welcome 2019.

Sudah berapa tahun berlalu dan aku masih stuk seperti ini. Emh.. g stuk juga sih, karena nyatanya sudah banyak peristiwa yang aku lalui. Dan banyak yang g terduga diluar rencanaku. Dan rencana Tuhan memang paling ideal untuk kita jalani.

2016. Lulus kuliah. Nyari kerja g langsung dapet kerja. Masih serabutan keliling keliling kota jogja pepanasan. Survailens. Hikmahnya adalah aku jadi tahu beberapa sudut kota jogja yang belum pernah sama sekali aku lewati. Tapi karena manajemen yang tidak bagus akhirnya aku keluar paksa. Sempet dimarahin tapi aku sih bodo amat ya siapa juga yang mau kerja di tempat yang tak tersistem dan kadang harus melakukan pembohongan publik.

Lamar kerja jadi PTT di salah satu perusahaan negara pelayanan publik dengan kontrak cuma 3 bulan. Tidak diterima. Padahal udah mantap waktu ditanya "siap lembur?". Makanya pada kesempatan kedua di cabang perusahaan yang deket rumah akhirnya ketrima juga. Dan hampir tiap hari lembur. Padahal awal awalnya pulang ya pylang aja sesuai jam. Eh lama lama kerjaan numpuk. Lebi banyak dan banyak lagi. Ya sudahlah dari awal pas lamar kerja pertama di cabang lain sudah mantap bilang "siap lembur". Karena begitulah kami PTT dibayar memang untuk lembur. Jadi ya g protes g apa. Happy aja apalagi temen temennya support banget. Dan mereka memberikan bonus liburan setiap weekend. Hampir 7 hari sama mereka. Bahagia. Sampai 14 bulan dari 18 bulan terlalui dengan bahagia.

2017. Keluar dari perusahaan lama karena pada dasarnya kami hanyalah orang nomaden disana. Yang pada suatu hari akan dipaksa untuk mengakhiri kenyamanan. Habis kontrak. Sebelum itu terjadi, aku sudah siap siap mencari rumah baru untuk mengumpulkan pundi pundi uang. Di tempat baru ini tak lepas dari jasa posisi kerja di tempat lama. Banyak kenalan. Peserta yang berujung hubungan sosial. Bersaudara tapi tak sedarah. Akhirnya aku diterima di tempat baru sebelum kontrak kerja habis. Konsekuensinya mahal. Tapi aku tetap memilih untuk berakhir. Jetlag setelah hampir 2 tahun tak mengambah rumah sakit. Dipenhujung tahun ini pun aku diberi kesempatan untuk mengubah status kepegawaianku lagi. Seleksi lagi. Jadi ada 2 kali seleksi dalam tahun ini. Berharap sekali. Dan ternyata Tuhan mendengar semua doa doaku. Lolos. Akhirnya aku bisa merasakan menjadi calon pegawai yang sesunggunya.

2018. Kehidupan seorang calon pegawai negeri sipil dimulai. Orientasi. Bela negara. Prajab dan seabrek tugasnya terlalui dengan apik. Aku memang sudah tak leluasa bermain lagi dengan teman teman lamaku. Terkungkung di dunia rumah sakit. Pekerjaan shift memang melelahkan. Tapi aku sudah memilihnya jauh jauh hari. Sebenarnya tahun ini pun aku ingin menyudahi kehidupan singleku. Tapi sepertinya Tuhan belum percaya padaku untuk mengemban tugas sebagai istri dan ibu. Tidak apa apa. Masih ada tahun tahun berikutnya. Sudah diperbincangkan dikalangan ibu ibu komplek sih, tapi mereka bisa apa selain hanya bisa menjadikannya sebagai bahan perbincangan hot terkini. Tidak apa apa setelah mereka menemukan hal lain, mereka tidak akan membicarakanmu lagi. Hha.

2019. Ganti Sk. Ganti status. Begitu sih mauku. Untuk ibu. Untuk ibu yang selalu mencemaskanku walau tak terucap sama sekali kata kata itu. Untuk ibu yang ingin kehidupan lebih baik walau beliau tak begitu mempermasalahkan hidupnya sekarang. Tahun ini aku akan menjadi pegawai tetap. Sudah mengambil kontrak seumur pensiun mengabdi pada negara dan pemerintah. Dan begitu lah skenario Tuhan tentang rejeki yang sudah aku dapatkan. Maka tahun ini aku ingin fokus ke satu hal, yaitu menambahkan nama di form KP4-ku. Satu nama hingga 2 nama.
Semoga Tuhan sudah lebih percaya padaku untuk melangkah ke tahap berikutnya. Semoga Tuhan sudah bisa lebih percaya dan mampu menyakinkanku.

2019. Apakah akan sesuai rencanaku atau rencanaMu Tuhan? Apakah rencanaku dan rencanaMu tahun ini sama?

Resolusi 2019:
KP4-ku tak sepi lagi.