RSS

Selasa, 06 November 2018

Bertemu kemudian berpisah dengan Gama untuk bertemu lagi suatu ketika

Aku sudah mengisahkan perpisahan dengan Dhani dan Bayu diakhir tahun 2016. Aku sudah mengisahkan perpisahanku sendiri di pertengahan tahun 2017. Dan sekarang aku akan mengisahkan perpisahan dengan Gama di penghujung tahun 2018.

Kami dipertemukan bulan Maret 2016 di sebuah Kantor pelayanan publik. Dhani bisa dibilang senior karena dia sudah bekerja 3 bulan lebih awal. Gama baru beberapa hari sampai setelah dia menjalani masa orientasi bagi calon pegawai. Aku dan Bayu baru hari pertama, baru saja mengikuti wawancara dengan kepala SDM. Kerja dadakan. Iya.. begitulah. Di awal bekerja akhirnya kami dipersatukan di satu lantai, di loket customer service. Melayani peserta dari Badan Usaha. Setiap hari kami bertemu dengan para HRD dan SDM dari perusahaan, CV, PT, pabrik besar hingga UKM. Awalnya lebih rumit. Kami harus melayani perubahan data PNS, Individu, BU. Cetak kartu semua.  Pendaftaran baru BU dan PNS. Sampai akhirnya kami hanya berfokus pada Badan Usaha saja. Dan terkadang masih beberapa PNS yang sudah terlanjur akrab.

Keakraban yang kami berempat bangun pada peserta ada beberapa yang berlanjut ke hubungan sosial. Berteman, bermain dan masih saling berkabar hingga saat ini. Rasa rindu bukan hanya mengingat kebersamaan kami tapi juga dengan peserta. Kami terlalu asyik memperlakukan peserta seperti sahabay kami sendiri. Begitulah sahabat BU terbangun dengan sempurna. Aku tidak pernah bisa melakukan pelayanan prima karena pada akhirnya malah saling bully dengan peserta. Tapi itu adalah momen yang paling aku rindukan. Saling menertawakan.

Hei Gam. Sudah berapa hari ya ini tanpa nama kamu terpampang di grup cecurut kita. Rasanya aneh bagiku yang sudah tidak aktif bekerja tapi masih asyik dengan percakapan kalian, dan selalu keributan yang kau timbulkan di setiap chat. Trus kalau aku lewat Jombor rasanya tiba tiba aneh aja gitu, kayak ada yang kurang. Tidak bisa tiba-tiba papasan sama kami di bawah jembatan layang. Ah.. padahal kita sudah tak sekantor setahun lebih. Tak pernah chat intensif. Bahkan sudah hampir saling melupakan. Mungkin begitu juga yang dirasa sama anak-anak yang sudah terlanjur sayang sama kamu.

Eh.. tau g sih. Pas pagi hari aku denger kabar kamu bakal pindah, aku sedih banget. Sebenarnya aku sudah tahu hari itu akan tiba juga. Tapi tidak menyangka dadakan banget. Baru aku bilang kudoakan bulan depan. Eh kog beneran sih. Sepagi itu aku bangun tidur terus dleweran air mata. Sedih banget Gam. Beneran, kalau dulu pas aku pergi aku dleweran nangis pas mau ngucap kata perpisahan sekarang aku dleweran cuma dengan nulis blog ini. Padahal kalau ketemu kamu langsung aku biasa aja malah.

Ya ampun Gam.. bahagialah sama Aan. Berikan kami ponakan yang banyak dan lucu-lucu. Doakan aku bisa pergi ke Balikpapan sesegera mungkin.

Aku sedih.
Tak bisa tiba-tiba ngumpul sama kamu dan Dhani lagi. Ibarat rantai kamu adalah kait diantara kita. Yang artinya g ada kamu berarti kita g akan seleluasa berkumpul seperti dulu.

Gamayana.
Semoga bahagia, punya squad yang sayang kamu disana. Membuat squad baru sekenthel kami disini ya. Yang bisa diajak hura-hura, lembur semalaman, main kemana-mana dadakan dan selalu ngajakin sholat berjamaah.
Inget g sih, kita ketawa pas mau sholat gegara Jojo bilang "mau yang biasa apa kilat" trus kita kompak jawab kilat. Eh pas dieksekusi Jojo baca alfatihahnya cepet banget bukannya khusuk malah ngakak kita.
Inget g sih pas puasa-puasa kita masih suka lembur sampai g sempet tarawih. Kita jamaah sama mas Ricky sama Dhani pake kultum yang diisi sama Mas Ricky.
Dan teriakan teriakan lantang kita saat penat lembur.

Semoga kamu mendapatkan teman terbaik disana. Selain Aan ya. Kan Aan terbaik dari yang terbaik jadi teman hidup kamu.

Iya Jo iya. Aku sabar kog. Beneran.

Tapi ternyata ini beneran perpisahan yang sebenarnya. Walau Ikha bilang "main lagi ke kantor lho ya", rasanya sudah beda aja. Hha.

Semoga kita masih bisa saling mendoakan ya Gam.

0 komentar:

Posting Komentar