RSS

Jumat, 11 April 2025

hari paling emosional setelah beberapa tahun

Aku tidak tahu, apakah ini hanya karena hormon menjelang menstruasi atau memang pikiran dan masalah yang sudah tertumpuk lama.
Pagi ini, setelah sampai di rumah, kusapa gadis kecilku. Ku tawari ia makan pagi seperti biasa. Toddlerku yang sedang berada di fase teribble two, kadang susah makannya. Aku ambilkan nasi dan sepotong ati ayam untuk kusuapi dia. Suapan pertama kedua dan ketiga, hampir satu jam masih didalam mulutnya. 
Aku marah, benar benar marah. Kemudian ia menangis. Sama, aku pun ikut menangis. Aku mengurung diri di kamar. Tidak mempedulikan anakku lagi. Aku yang kemudian berubah menjadi anak-anak lagi. Ngambek seharian di kamar.

Sampai dengan aku menulis ini, aku masih berkaca-kaca. Aku tidak tahu, aku menangisi apa? Tidak ada hal spesifik yang menjadi alasan. Tapi rasanya airmata ini hanya ingin mengalir terus-terusan. 
Setelah sekian lama, aku tidak mengungkapkan perasaanku di dalam tulisan, tiba-tiba ku berpikir mungkin ini salah satu solusinya. Dulu ku kira setelah menikah akan banyak cerita yang akan aku bagi dengan suamiku. Ternyata dia belum bisa jadi tempat sampahku yang baik. Aku malah merasa disepelekan dan diremehkan. Kemudian hari malah mendapat cap negatif dan berujung menjadi masalah lain yang tidak selesai. Jadi kuputuskan untuk kembali menulis di blog ini. 
Aku tetaplah aku, walau sudah menikah dan memiliki anak, aku tetaplah aku. Perempuan ekstrovert yang nyatanya lebih senang menyendiri. Karena kesan ekstrovert itu hanya untuk mengelabui orang saja. Aku tetaplah anak yang masih lebih banyak mengurung diri di kamar dan menangis. 

Doaku, semoga aku masih bisa menahan diri untuk tetap sadar akan kesehatanku. Semoga insightku tetap bagus. 

Aku pecundang yang tidak baik-baik saja tapi selalu merasa paling baik-baik saja. Aku iri karena teman-temanku sudah berani konsultasi ke profesional, sedangkan aku masih berkutat dengan tulisan di blog ini. 
Banyak hal yang terlintas di pikiranku, hingga aku tidak tahu lagi kenapa aku sangat amat sedih sekarang ini. 
Memikirkan tentang hari ini, hari esok dan masa depan. Memikirkan rencana-rencana yang sepertinya semakin sulit diwujudkan. Memikirkan orang lain yang entah memikirkanku juga atau tidak. Memikirkan kemungkinan terburuk jika ditinggalkan pasangan, atau malah mati duluan. 
Ah, apa aku sedang berada di fase cemas berat saat ini?? Kenapa aku memikirkan hal hal yang belum tentu. 
Aku cuma ingin menangis sampai mataku lelah dan tertidur begitu saja. 

Karena memang aku tidak pernah diajari untuk peduli dengan orang lain. Jadi aku tidak pantas mengharapkan kepedulian orang lain bahkan suamiku sendiri. 
Hanya aku yang bisa menolong diriku sendiri. Hanya aku yang bisa mengatur suasana hatiku sendiri. 

"Apa aku bisa bertahan?" 
Pertanyaan aneh yang muncul di kepalaku.
Rasanya ingin berbagi cerita dengan pasangan. Tapi aku sudah tahu dia tidak bisa menerima keluh kesahku. Sedangkan aku bukan robot yang tidak bisa mengeluh. Kenapa setiap ucapanku selalu menjadi hal negatif dipikirannya. 
Aku seperti akan hidup sendiri seumur hidup. Tidak. Aku tidak sendiri, tapi rasanya beban ini tidak ada yang bisa dibagi, walau sekedar ucapan saja. 

Apakah ini alasan aku masih nyaman berjauhan. Tidak mau cepat-cepat hidup bersama. Aku takut, setiap hari ketika aku ingin bercerita layaknya sahabat tapi malah mendapat komentar negatif. Bukan senang hati ini malah marah dan sebal yang di dapat. 
Aku takut, ketika serumah besok semakin banyak hal kecil yang terlihat dan menjadi pemicu konflik. Semakin jelas bahwa kami berbeda. Dan mungkin memang tidak bisa bersama. Aku takut. 

Rabu, 24 Mei 2023

Lelakiku seumur hidupku

Lama tak bersua di blog ini. Akhirnya tahap kehidupan bergulir tanpa aku sadari. Ku temukan lelaki itu, jawaban dari doa-doaku.

Dear, suamiku.
Lihat, ini adalah diary online istrimu dulu, saat dia tak punya tempat sampah untuk menampung keluh kesahnya. Perhatikan, semenjak dia bertemu dengan dirimu, dia jarang menulis di blog ini lagi. 
Iya, sejak bertemu denganmu aku ungkapkan semua keluh kesah ku kepadamu. Dan, hari ini ingin aku ceritakan isi hatiku.

Saat itu, aku beranikan bertemu denganmu. Tanpa paksaan. Aku benar-benar tak menyangka bahwa kita akan cocok di awal cerita. 
Hingga kini kita telah bersama. Yang awalnya berdua sekarang sudah bertiga, bersama Cila. 

Hubungan kita berat. Karena terpisah jarak dan waktu. Tapi kurasa tidak terlalu banyak adaptasi untukmu. Kita masih seperti masa pacaran. Tapi saat ini aku punya sahabat kecil yang membuatku merasa paling dibutihkan di dunia ini. 

Sudah sekian kali aku mengatakan padamu, aku memiliki rasa cemas tinggi. Yang kadang datang dan pergi. Padahal banyak orang bilang aku orangnya sangat cuek. Tapi mungkin itu bagaimana cara kopingku untuk tidak over stress dan cemas. Mungkin kamu juga merasakannya, pah.

Aku merasa baik-baik saja dengan hubungan LDR kita. Kadang rasa menggebu ingin segera pindah, tapi kadang cemas menggelayut. 
Terkadang aku cemas, apakah kita bisa hidup bersama. Karena hubungan jarak jauh ini sudah mulai terbiasa ku lalui. Jika kita hidup bersama nanti, akan banyak hal-hal kecil semakin detail yang akan kita ketahui satu sama lain. Kesamaan di awal hubungan kita hanya bui dipermukaan. Aku benar-benar cemas, apalagi ketika papah bilang kalau kita berbeda. Rasanya sesak di dada ini. Apakah kita bisa, pah?

Aku tahu, kamu mulai banyak menahan amarah, banyak bersabar atas kelakuan istrimu ini. Ya, aku sadar aku begini, tapi secara otomatis aku akan membuatmu kesal. Maaf, aku sadar dan belum mampu berubah. 

Pah, istrimu ini orang yang terbiasa mengambil keputusan sendiri, tidak terlatih mengutarakan pendapatnya. Cengeng, dan ingin semua sudah ada di depan mata. Dua hal berbeda, aku manja tapi berusaha mandiri karena keadaan keluarga. Tapi pada dasarnya aku tetap anak terakhir dengan sifat manjanya.

Pah, terimakasih sudah menjadi suami terbaik untukku.
Terimakasih sudah menjadi papa terbaik untuk Cila.
Terimakasih sudah menjadi anak laki-laki terbaik ibuk.
Terimakasih sudah menjadi adik laki-laki terbaik untuk kakak-kakakku.
Terimakasih sudah menjadi om terbaik untuk keponakan-keponakanku.
Terimakasih sudah melengkapi keluarga uniq kami. 
Terimakasih sudah membawa kehangatan didalam keluarga kita.

Doa dari istri dan anakmu,
Tetaplah menjadi papa yang peduli kepada keluarga.
Tetaplah menjadi papa yang penuh petualangan untuk kami, membawa kami keliling dunia.
Tetaplah menjadi papa yang baik, yang memberikan hal terbaik.
Semoga Allah memberikan keberkahan untuk keluarga kecil kita, memberikan kesehatan, kelancaran rejeki, keselamatan untuk kita.
Semoga papa, bisa menjaga kami.

Selamat 31 papa.
Semoga kisah klasik ini bisa menjadi kenangan untuk anak cucu kita. ♥️


Rabu, 12 Mei 2021

lebaran sama covid *lagi

12 Mei. 
Sudah setahun dari postingan terakhirku di blog ini. Kembali lagi. Aku kena jatah jaga di bangsal covid lagi. Lebaran tanpa bonus libur lagi. 
Dan, malam ini adalah malam takbiran. Ya, besok lebaran. Tanpa hal istimewa seperti tahun lalu. Aku g semangat buat masak makanan khas lebaran, aku g semangat bersih bersih rumah seperti lebaran yang lalu sebelum ada covid. Kue-kue tidak berjajar rapi di meja. Kami memakannya seperti hari-hari biasa. 

Lebaran ke delapan tanpa bapak, dan lebaran pertama tanpa mamah (mertua). Sedih banget. Baru dua kali lebaran sama mamah, takdir Allah, karena pandemi ini beliau meninggalkan kami. Semoga surga terbaik untuk orang tua kami. Bapak dan mamah (mertua). 

Lebaran ke dua ini, fisik ibuk semakin melemah. Aku harus membantu semua kebutuhannya. Ibuk yang banyak menangis seperti bayi jika ingin ini dan itu. Buk, sehat sehat ya. Semoga pandemi ini bisa kita lewati. Ibuk harus liat cucu yang aku lahirkan. Tunggu sebentar lagi ya buk. Semoga kali ini Allah memudahkan rencana kita. 

Semoga tahun depan kita sudah bisa hidup dengan covid. Semoga tahun depan segala obat dan penanganan bisa lebih baik untuk covid. Semoga kasus covid menjadi langka. 

Sudah setahun, pandemi masih berlangsung. Sekarang dimana-mana sudah kenal covid. Bukan hanya orang kaya lagi, tapi juga masyarakat biasa. 

Mungkin ini memang takdir. Ketetapan Allah. Menghindar ke ujung dunia pun maut tetap mengikuti. Covid hanya perantara. Tapi, jika kita masih diberikan fisik sehat untuk berusaha mempertahankannya, kita ga boleh seenaknya kan? 
Stay safe. Walau tidak ada open house lagi tahun ini, semoga kita bisa open minded. Jaga keluarga kita.

Dear bapak, 
Dear mamah,
Kami merindukan bapak dan mamah.
Mah, aku belum sempat belajar masak sama mamah. Masakan kesukaan mas dan bapak. Masakan wajib mudikku. 

Mah, maaf ya mah. 
Aku belum bisa jadi mantu mamah yang baik.


Selasa, 12 Mei 2020

Hari kesekian copeed fighter

Awalnya aku mau nulis setiap hari, tapi ternyata tenaganya terkuras untuk kerja. Pertamanya happy, lama lama capek juga ya. Walaupun siklus jadwalnya pendek pendek diselingi libur. Dan semakin hari rasanya pengen banget nengok rumah. Pengen banget liat ibuk. Pengen liat kucing.

Sudah 2 Minggu aku bertugas di bangsal copeed. Sudah banyak teman yang di rolling. Dan akhir-akhir ini hasil rapid dan swab beberapa tenaga kesehatan reaktif. Teman jaga beberapa di liburkan untuk memulihkan diri. Rasa cemas kemudian muncul lagi. 

Awalnya aku mau tetap pulang kerumah sebentar. Tidur barang sehari saja di rumah. Aku merasa keadaan malah semakin tidak kondusif dengan beberapa teman yang di liburkan. Aku urungkan pulang ke rumah lebih lama. Mungkin besok cuma ngasih parcel lebaran aja buat ibuk. Trus balik ke wisma lagi.

Hari ini melow sekali karena lagi period juga. Bawaannya sedih terus. Pengen semua ini segera berakhir. Pertama kali aku memang excited, lama kelamaan lelah juga. 

Sedih. Kamu bahkan g bisa bertemu sama Dopamin kamu. Sedih. Kamu bahkan g bisa bercengkrama sama Dopamin kamu. Aku sedang rindu. Semoga wabah segera berakhir dan segera dipertemukan sama pujaan hatinya. Hehe. 

Aku juga mulai bosan dengan menu makanan wisma. Kangen masakan sederhana di rumah. Bahkan kemarin waktu dapat jatah makan di RS menunya sayur daun singkong kayak istimewa banget. Masakan sederhana letak gitu yang dikangeni. Sambel bikinan sendiri, gorengan yang masih anget, kolak yang manisnya pas dan kebersamaan dengan keluarga. 

Semua yang di ruang isolasi pasti sedih. Pasiennya sedih karena terkurung g bisa ketemu keluarga. Tenaga medisnya sedih karena g bisa pulang harus karantina di wisma. Yang bisa pulang pun membatasi kontak dengan anak-anaknya dan pasangannya.

Semoga segera berakhir ya. Semoga doa doa orang berpuasa Allah kabulkan. Dan kita semua bisa berkumpul lagi dengan keluarga. 



Rabu, 29 April 2020

The First Day !!!

Hai copeed fighter
"Copeed pergi kita rabii!!!"

Kembali ke curhatan absurd nan alay..
Jadi ternyata masa kek gini tu bikin sensitif banget lebih sensitif dari tespack dong. Jadi aku yang rencananya mau ngeblog tiap hari sampai berakhir tugas copeed, aku urungkan. Aku bakal post sesukaku. Kalau moodnya baik aku nulis kalau enggak aku tidur. 

Hari pertama..
Kumfyur.. 
Itu istilah yang serupa kayak jaga njathil Alias semrawut, bingung. Yah gimana itu hari pertama kita kerja. Baru tahap adaptasi. Baru belajar pake hazmat pertama kali. Masih ikut ikutan seniornya. Iyaaa.. aku baru pertama kali pake hazmat. Thats so amazing ribetnya. 

Lapisannya banyak. Harus rapet gila. G boleh sampai membiarkan virus bakteri ato apapun masuk. Brukut banget pokoe gess. Aku pake pertama hazmat kira kira 2-3jam karena dibagi bertahap masuknya biar g klenger. 
Paketnya udah ribet kan terus sejam pertama pake itu rasanya Uda pengen nyerah. Uda pengen keluar, buru buru lepas semuanya. Sakit 😭😭😭. Hidungnya sakit karena harus pake masker rapet banget. Dan dibagikan hidung itu kan ada kawat buat ngepasin bentuk kepesekan hidung masing masing. Terus kepalanya pusing. Secara di kepala itu nyantol masker yang kenceng banget sama faceshiel. Pake masker brukut menyebabkan oksigen berkurang lho. Sehingga asupan oksigen di otak ikut berkurang. Ditambah kalau kamu harus ngobrol sama pasien. Sekali ngomong langsung ngap ngap napasnya.

Bener-bener g kuat. Di masa kek gitu rasanya pengen nangis banget. 😭 Beneran nangis. Terus cuma bisa minta dikuatin sama Allah, banyak-banyak istighfar. Beneran kamu harus berpasrah, berserah diri sama Allah. Niatnya kudu full, g boleh setengah-setengah. Karena saat kayak gitu tiba-tiba energinya terecharge. Jadi happy dan semangat bekerja walau harus terkepung didalam kostum. 
Jadi langkahnya ringan banget dan happy.

Kayak ngasih tips and trik ya. Hahaha
Oiya hidungnya dilapisi pelindung biar g sakit. Bener-bener g tahan dibagikan hidung.

Setelah pulang jaga yg kumfyur tadi trus pulang ke wisma..

Dan.. terimakasih buat teman dan keluarga yang sudah mendukung, mendoakan. Semoga semua tenaga kesehatan diberi kesehatan dan semua pasien diberi kesembuhan. 

And.. i'm sorry to be so sensitive.. cuma butuh di perhatikan lebih karena lagi aleman to the max. 
Kalian pasangan yang salah satunya harus jadi copeed fighter, saling dukung ya. Jangan malah berkonfrontasi. Soalnya kami lagi butuh didukung bukan malah dibikin sebel. Be the best mood booster, soalnya g boleh stress biar imunya g turun. Karena makan banyak g cukup bikin sehat cuma cukup bikin badan endut. 😖 Otw endut akunya..


Selasa, 28 April 2020

Markas ke dua

Kembali lagi bersama kami dalam copeed fighter

Copeed pergi kita rabiiiiiii!!

Hari ini adalah permulaan dari menjadi seorang copeed fighter. Ada di gedung yang dulu masa orientasi adalah tempat jaga yang begitulah. Hha. Terus jadi satu sama tempat kerjanya Lala sama Ipang. Ruangan mereka comfort zone banget. Makanya ruangan mereka jadi ruangan keduaku di RSS. 

bener-bener bisa akrab sama anak TME, juga dengan res Anes. Jadi setiap anggota TME kalau diajak ngobrol temanya beda-beda. Perlakuannya juga beda-beda. 

Kalau sama Lala yang dibahas macem-macem sih soalnya Uda Cs dari jaman awal kuliah. Kalau sama Ipang bahas jodo ahahahah. Karena kita sama-sama dalam penantian. Makan bareng. Main bareng. Sama Ipang pigenik dan berburu diskon sneakers. Segitu loveya Travelling. Sampe bikin pasport bareng.

Sama Sari itu ngobrol ngalor ngidul tapi pake nada. Ya ampun bisa berisik banget aku kalau sama dia. Satu kata nyanyi satu kata nyanyi. Tapi emang aku kalau Uda suntuk atau buat nyairin suasana biasanya suka nyanyi - nyanyi g jelas gitu. Wkwkwkwk. Sampe kata senior kalau jaga sama aku meriah banget. Thats true.

Kalau sama Rika. Dulu banget jadi the one and only temen curhat soal bribikan di unit sebelah. Ahahaha. Ya Allah lucu banget dulu tuh. Kalau ngobrol sama bocah ini bawaannya ketawa muluk. Dia juga sebagai stok Drakor.

Sama mas Ghani sama Satrio cuma bulibulian thok. Sama bergosipan. Ya Allah.. mereka cowok tapi lebi ganas dari pada cewek. Parah.

Jadi tadi setelah sekian lama g mangkal di markas kedua, aku masuk dan pas yang jaga Lala. Dan bahasannya panas banget dah. Copeed. Di mana mana copeed. Ya gimana dong aku sudah resmi memasuki zona merah. Padahal sebelumnya ayem tentram di zona hijau. 

Sepagi tadi Uda dapat materi copeed. Akhirnya gabung sama senior senior uwu aku membentuk suatu geng. Wkwkwk.

Terus besok Uda harus pindah wisma demi kemaslahatan seisi rumah. Tapi aku mager puoll mau packing. Rasanya masih berat banget ninggalin kasur sendiri. Aku masih pengen tidur di rumah. Dan lagi besok jaga pagi. Tambah males banget.

Yampun beneran males packing. 

Sekarang markas ke duanya di wisma buat bobok. Dan kawah candradimuka buat kerja.

See you.. besok hari pertama jadi anak baru. UWU
semoga pandeminya segera berakhir biar cita-cita aku dan Mbak Denita terlaksana. 


Minggu, 26 April 2020

pejuang copeed

Hallo pada diriku sendiri yang cuma aku sendiri yang baca blog ini. Hahah

Ini adalah intro dari 30 hari bercerita seorang pejuang copeed.
Tinggal bersama anak anak pesantren ramadhan RSS UGM 2020.

Seminimal mungkin aku akan bahas dunia RSS. Dan mungkin sebagian besar kehidupan pesantren UGM. Bersama teman sekamar aku tentunya. Dunia ajaib dan kewarasan yang mencoba kami pertahankan ditengah wabah copeed. 

Harapan dari perjuangan ini adalah terwujudnya resolusi kami yang tertunda karena wabah ini.
Menyambut senyuman keluarga dan pasangan kami masing masing. 

Pengen bikin tagline nih

"Copeed pergi kita rabi"
By: Anak pesantren wisma UGM


I'm so excited to be part of covid fighter.
Walaupun jujur pertama tahu bakal diberi pengarahan di momen buka pertama di bulan ramadhan. Aku nangis. Beneran nangis sedih banget. Tapi saat tahu temen temennya adalah senior yang asik asik, temen ruangan yang enak enak. Aku jadi semangats. Malah cenderung g sabar banget ketemu mereka. Berjuang sama mereka. 

Awalnya berat karena ninggalin ibuk yang lagi masa pemulihan. Dan harus meninggalkan rumah biar g nyebarin virus ke ibuk yang punya komorbid banyak.

Terus pas banget momennya. Ramadhan. Dan aku rasa akan benar benar menganggap ini ramadhan terakhir. InsyaAllah semoga ibadahnya tambah maksimal. Ibadah saat bekerja maupun saat off bekerja.

Kesekian ramadhan g dirumah aku sudah biasa. 

Buat mas yg baru pertama ramadhan g ada alarmnya. Maaf ya. Kita yakinkan diri kita masing masing dulu. Semoga saat coped pergi kita jadi rabi.

Ahahaha..

Fighting!!!!!!
Jadi covid fighter harus selalu happy..