RSS

Kamis, 23 Februari 2017

Bosan

Riuh cerita yang kau ucapkan
Ku umbar segala kepenatan

Kemudian bosan

Diam
Menatap tak ada jawaban
Diam
Bicara tak ada sautan
Diam

Bosan

Kemudian diam..

Rabu, 22 Februari 2017

Menghilang dan melupakan

Tawa perlahan menjauh
Teriakan perlahan tak terdengar
Lelucon perlahan hilang

Duduk tepekur
Meratap
Menangisi
Merindukan
Mencoba melupakan

Ruang kosong
Sunyi
Biarkan pergi saja

Sayup sayup tawa ingin kembali
Teriakan ingin mengadu
Lelucon ingin bercerita

Tapi hanya tertinggal jejak
Ruang kosong
Sunyi

Hilang semua gambar
Hilang semua suara
Hilang semua rasa
Hilang semua berhamburan tak terarah.

Duduk tepekur
Meratap
Menangisi
Merindukan
Melupakan

Kemudian bangkit kembali

-Luluk A-
Srumbung. 220217
Greenroom
Backsound payung teduh.

Berharap waktu membawa keberanian untuk datang membawa jawaban.
Berharap aku membawa keberanian untuk ucapkan janji...... tak kan berpisah selamanyaaaaaaaa... ooouooo..

😶😶😶😶😶😶😶😶😶😶😶😶😶

Minggu, 19 Februari 2017

Ranukumbolo #1

Perjalanan itu akan terus berlalu. Dimanapun akhirnya kita akan terus melangkah maju. Selelah apapun yang kita rasakan, demi suatu tujuan kita tetap melangkah. Mana mungkin kita bisa melalui semua sendiri, tenang saja kita sedang berpetualang dengan para manusia manusia super.
Akhir tahun dan awal tahun. Setahun kita lewati bersama.
Jumat, 30 Desember 2016. Setelah sok bermelow seharian. Kita bertemu lagi di perjalanan menuju hura-hura.
Aku ke kost Gama, pake dompet ketinggalan di kantor. Balik kantor lagi sampe di kost Gama udah nongkrong si Ikha. Aku mandi alakadarnya. Jam setengah 8 kita udah janjian ketemu di stasiun Tugu Jogja. Selesai bebenah datanglah di Jojo. Naruh matras yang berlebih. Terus selesai sholat kita cus stasiun. Aku boncengan sama Gama. Ikha boncengan sama Jojo. Jalanan waktu itu lumayan padat. Musim libur. Sampai di stasiun parkir jalan kaki lumayan jauh. Dan aku bawa beban berat lho ini. Kepalaku udah rasanya mau copot aja. Aku belum terbiasa bawa beban berat di punggung. Duh, gimana kabar kamu yang kelak jadi tulang punggung ya. Sabar ya bang. Di stasiun ketemulah kita. Mas Ricky sama Timoty. Dani sama Bayu dianterin sama Kiki. Kiki harus bersedih karena gagal ikut kita dan harus lembur akhir taun demi masa depan tahun depan.
Kita cek tiket masuk terus menuju tempat beli makanan. Anak-anak kelaparan, hha. Kami belum sempat makan. Masuk ke gerbong kan. Aku duduk di depan Gama sama sebelahnya Gama ada embak-embak. Dani duduk sama mas Ricky depannya ada Bayu sama adek adek ikhwan ganteng kalem. Si Jojo duduk di depan Timoti sama Ikha, jejer sama adek-adek kuliahan semester awal yang malah mereka ajak ngobrol g jelas gitu.
Perjalanan sungguh terasa mengantuk. Hha. Kita tidur. Sampai stasiun malang jam Subuh. Kita kekuar gerbong menuju mushola. Sholat terus cus keluar cari angkot. Mengandalkan tour guide profesional perjalanan kami berjalan lumayan lancar. Master Jojo agen perjalanan penjelajahan anda. Aha. Dapet angkot tawar menawar harga cocok, berangkat. Aku diperjalanan masih sempet tidur. Mak, ngantuk banget lah beneran. Terjadi suatu obrolan antara pak sopir dan Jojo kemudian diskusi diam-diam dilakukan. Stelah pergulatan sengit ya udahlah akhirnya sampai di suatu desa kita di drop sama pak supirnya. Kita abis bangun tidur, perjalanan jauh, belum sarapan. Di situ pagi-pagi udah ada tukang sayur di kerubungi ibu-ibu. G mau kalah sama ibu-ibu kita ikutan beli jajan pengganjal perut lapar. Dari situ kita nunggu beberapa saat kemudian datanglah bapak supir lainnya. Supir jeep. Tas ransel kita naikkan ke atas atap jeep. Berdelapan masuk. Aku sama Gama di depan. Yang lainnya di belakang. Cuaca waktu itu mendung gerimis mengundang. Kadang juga hujan. Aku masih ngantuk banget. Dan saya tidur lagi. Hha. Kalau yang lainnya g tau. Aku udah g peduli sama sekitarku, kecuali pemandangan di depan dan disamping. Kabut, pohon hijau, bunga g tau namanya, rintik hujan, jurang dan langit kelabu. Menikmati perjalanan yang offroad banget hha. Berapa jam ya perjalanannya hampir 2 jam kayaknya. Kita sampai di ranu pane. Waaaaaah, sudah ramai disana. Owh jadi gini ya rasanya naik - naik kepuncak gunung. Aku masih demam pas itu. Radang tenggorokanku juga g membaik. Batuk-batuk sudah mulai muncul. Aku sih tetep memaksakan diri untuk ikut mereka. Adek udah bayar bang, mahal. Wkwkwk.
Di Ranupane, aku minum hufagrip flu batuk. Jojo dan Gama ngurus registrasi pendakian. Setelah itu Aku, mas Ricky, Timoty, Dani dan Bayu makan bakso malang. Belum selesai makan udah dipanggil aja buat briefing. Alhasil kita bawa mangkok basonya sambil masih ngunyah. Terus mangkoknya kita tinggal diluar. Kita masuk umpekumpekan ikut briefing. Nah disitu aku harus berusaha ngampet biat g batuk. Aku belagak sehat walafiat.
Di sesi briefing ini saya sedikit merasa terhibur dengan penjelasan bapaknya. Hem.. jadi seperti ini kehidupan anak gunung. G nyadar. Hilang di gunung? Mati di gunung? Wow banget. Disitu aku jadi sedikit mikir. Kuat g ya aku dengan keadaan yang g begitu fit ini. Kuat g ya dengan keadaan sedikit demam ini. Kuat g ya dengan keadaan paru-paru yang ada sekret ini. Khawatir sih mesti ada. Tapi lagi lagi aku belagak kuat dan sehat. Lagak doang lu neng. Haha.
Setelah selesai briefing kita ambil mangkok bakso yang sudah tertutupi kerumunan orang orang yang mau daftar. Dengan mantra "misimisi" akhirnya dapat juga mangkok langsung bawa balikin penjual baksonya sama bayar. Hha. Cuma kita yang nerani-beraninya bawa kabur mangkok tukang bakso.
Aku udah minum stimuno biar imunku meningkat. Minum hufagrip biar flu batuknya mereda. Nggak lupa minum paracetamol biar demamnya reda. Terus vitamin c. Duh mak, aku harus kuat.
Hap.hap.hap. Dengan kealaian yang selalu bisa dipimpin Jojo. Dengan doa menuju rumah kembali. Dengan semangat ala.ala. Kita berangkat berpetualang. Hiyyeeaayyy. Baru juga pemanasan. Masih datar menurun tracknya, udah capek aku. Duh bang, tolong bang (aku sih cuma bisa batin doang). Sampai di gapura pendakian kita foto foto dulu. Disitu muka saya sudah kecapekan hha. Nah setelah itu... duh Gusti.. nanjak terus jalannya. Bentar-bentar udah bilang capek. Hem.. rasanya.. rasanya pengen ngulang lagi. Hha.
Perjalanan mendaki gunung yang amazing. Soalnya biasanya aku ngetrack bukit doang, dan g pake beban dipunggung. Berjalan dan berlari riang tanpa beban. Sekarang rasa bawa ransel isinya aqua 2 botol dan emie rebus ditambah sleepingbag dan pernakpernik lain. Iya heem g seberat bawaannya Jojo, mas Ricky, Tomoty, Bayu dan Dani. Ringan sih cuman isi ranselku. Ya seandainya aku masih melestarikan menjadi petani salak yang kalau bawa pulang salak stenggok bisa puluhan kg mungkin saya akan terlatih kayak ibuk.  Tapi jaman sudah berubah.
Udah g kuat aku bang sebenernya. Udah mau deprok aja rasanya. Pundakku, punggungku dan kakiku menjerit-jerit. Tapi kaliannya masih aja jalan terus. Sampai ranselnya Ikha dibawain Jojo. Aku masih nahan aja cuma bisa istighfar minta kekuatan sama Allah. Sumveh dah, capek banget pas itu.
Pos 1. Yokatta.... Sampai pos 1 sudah sedikit ramai sama pendaki lain. Aku langsung telpon mbak Heni mengabari keadaan saya. Disitu pertama kali aku merasakan semangka yang di letakkan di kulkas alam yang kita sebut pos 1 gunung semeru. Hha. Seger banget. Kita juga udah makan cemilan biskuit.
Meneruskan perjalanan yang naik turun. Halang rintang pohon jatuh. Lemes g ada tenaga. Emut gula jawa berkali kali berharap tenaga kembali. Sampai g kerasa udah sampai pos 2. Jaraknya g begitu jauh sama po 1 dibandinhkan jarak pos 0 ke pos 1. Pas disitu tuh pertama kita nanjak udah putus harapan lah kayaknya. Yang kita cewek cewek selalu bertanya berapa jauh lagi kemudian si Jojo selalu menjawab "sedikit lagi", "bentar lagi". Yah kita harus puas dengan tipuan sugestinya Jojo. Tiap papasan sama yang turun gunung selalu mendapat kata "semangat".
Mendistraksi kelelahan dengan guyonan dan humor garing. Ada mas Ricky yang ga bisa diem ada Timoty yang kebagian g bisa diem selanjutnya terus ada Jojo bagian g bisa diem terakhir. Ya udah bertiga itu giliran. Dani sama Bayu g begitu berisik. Dani kadang fokus dokumentasi, kalau bayu fokus ngatur napas soalnya bebannya depan belakang. Hha.
Eh. Kita sempat papasan sama penduduk asli lho. Ada burung elang, ada tupai lucu dan ada primatanya juga. Wow. Amazing. Hha.
Kelelahan yang sudah alahembuh kita sampai di pos 3. Hiyyeeaaayyy. Satu pos lagi yeah.. Disitu rasa semangka tiba-tiba menjadi semangka terlezat di dunia yang pernah aku makan. Segeeeeeerrrr banget. Aku sudah kehabisan 75% tenagaku. Sebelum sampai pos 3 aku udah sering berhenti ambil napas. Kakiku asam laktatnya numpuk. Kalau aku napasnya kurang otomatis kaki aku langsung pegel pegel. Eh, jadi ingt pelajaran biologi kan. Hha.
Semakin tinggi mendaki kalau napas idungku sakit, aku tutup pake buff kakiku pegel. Dilema dah. Melanjutkan perjalanan menuju pos selanjutnya, nah dari pos 3 itu jalannya nanjak banget. Banget. Sampai naik satu langkah berhenti. Dua langkah berhenti. Tiga langkah berhenti. Benar - benar menguras tenaga kakiku. Aku jalan duluan, karena pasti pergi duluan sampenya akhir juga. Sampai menyelesaikan tanjakan itu aku masih kuat. G kuat banget sih. Tapi lega lah, itu tanjakan paling wow yang pernah aku lalui di track ini. Fyuh. Ngos-ngosan lagi. Posisi rukuk lagi. Ambil napas dalam dalam. G kuat deprok sembarangan.
Walau melambat kita masih terus melangkah. Ikha udah pucat. Gama yang lagi anemia juga udah lunglai. Hha. Aku sih cuma radang tenggorokan sama flu aja kog. Aku baik-baik aja. Aku kuat. Tapi capek abang. 
Tau kan rasanya capek banget. Asam laktat kayak udah dibatas akhirnya. Napas sakit karena ketinggian bertambah. Hidung ditutup buff sesak kurang oksigen numpuk lagi pegel pegelnya. Dan yang terpenting adalah sambil kamu nahan pipis. Kandung kemih kamu full tank. Ada stressor dikit aja ngompol. Haha. Sumveh, itu keadaan yang.. yang... yang bisa bikin gue nangis juga akhirnya. Wkwkwkwk. Malu lah kalau dibahas lagi.
Akhirnya dari situ Aku, Gama, Ikha berjalan melenggang membawa badan kami masing-masing dan sebotol airmineral atau selembar jaket. Jejaka kuat berlima itu gantian bawain ransel kita. Maafin kita. Jangan kapok pliss. Kita sayang banget sama kalian. Mumumunumu 
Ransel aku dibawa Bayu. Ransel Gama dibawa Dhani. Ransel Ikha dibawa Jojo. Timo sama mas Ricky jadi cadangan. Lalalalala. Kita melanjutkan perjalanan dengan aku masih ngempet pipis. Karena jalannya pinggir jurang g ada semak semak aku g bisa berbuat apa apa selain menahannya. Mau ngantongin batu eh ini bukan kebelet pup. Sampai akhirnya bayangan air ranukumbolo nampak dari kejauhan, begitupula penampakan pos 4. Kita langsung poto poto selfie. Dan tetap saja muka saya tak seceria yang lain. Muka kelelahan. Ah sudahlah aku cuma butuh tempat untuk membuang hasrat ini.
Jalannya mulai menurun. Diantara ilalang ranu kumbolo. Rasanya udah pengen lari atau glundung sekalian. Hingga sampailah ke turunan terjal menuju bibir ranukumbolo. Aku udah bilang sama Gama buat nemenin aku buang jasrat dulu. Kita sudah terpisah. Timo dan mas Ricky dan Ikha melaju duluan di depan. Jojo sendirian jalan bawa 2 ransel deoan belakang. Aku sama Gama langsung menuju bilik Wc alam yang aromanya... hem.. g usah dibayangin. G kuat lah. Bayu dan Dhani berhenti menungguiku dan Gama. Setelah lega aku dan Gama mulai lagi membawa ransel kami masing-masing. Karena jalannya juga sudah datar. Sebelum meneruskan perjalanan kita berempat poto -poto dulu. Karena poto studio pasti akan jadi wacana sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Iya.. ini studio alam kita. Hha. Dengan pose ala kadarnya. Dan lagi muka kelelahan saya. Ah sudahlah.
Kita berempat berjalan beriringan. Aku sama Gama jalan duluan karena pasti kita bakal banyak berhentinya walau jalan sudah datar. Tracknya menyusuri pinggiran ranukumbolo. Beberapa harus melompati akarpohon dan bener bener nyentuh air ranu. Kalau g hati hati bisa kepleset kayak Gama. Untung g nyemplung ke dalam air. Disitu aku dan Gama berhenti, membiarkan rombongan lain berjalan terlebih dahulu. Aku masih aja ngos-ngosan. Eh ditengah tengah ketemu Jojo yang kewalahan bawa ransel depan belakang. Dia duduk lesu berharap ada bantuan. Jojo malah terheran aku dan Gama udah bawa ransel masing -masing. Lah Ikha kemana? Dia udah sampai duluan. Dan Jojo pun pasrah. G tau akhirnya gimana dia bisa bawa 2 ransel. Hha. Maaf Jo. Kamu pemandu pendakian terbaik yang pernah aku temui.
Setelah melalui halang rintang akhirnya sampai. Sudah banyak tenda. Setelah menentukan tempat. Mereka mendirikan tenda dan aku rebahan lesu. Setelah tenda selesai aku masukin barang rebahan lesu lagi. Hahah.
Matahari menuruni cakrawala kembali keperaduan. Gelap mulai menyelimuti. Dingin perlahan lahan bertambah dan menemani malam kami. Setelah sholat. Buang hasrat lagi juga. Selanjutnya menyiapkan makan malam. Aku g pernah berfikir bagaimana kita bisa makan dalam keadaan seperti ini. Lebih bagusan main masak masakanku jaman sd dulu lah. Hha.
Siapin air mineral. Minyak goreng. Nugget. Mi instan. Kopi dan wedang jahe instan. Nasting. Kompor. Piring sendok garpu.
Ceklek. Kompor nyala. Masak air buat mimik. Terus rebus emi instan dipakein sawi alakadarnya. Kalian tau gimana penampakannya? Hem.... ya begitulah. Goreng nugget letoy. Oiya sama rebus sarden. Yups itu menu makan malam dan sarapan pagi kita.
Semua sudah masak. Duduk melingkar di dalam tenda. Makanan di hidangkan di depan kami. Setelah itu serbuuuuuu. Mau g mau harus makan. Sebenernya kelaparan, tapi karena memang segitu dibagi berdelapan ya sudahlah. Hha.
Makan selesai. Sholat selesai. Pipis sudah. Langsung masuk sleepingbag masing-masing. Padahal masih jam delapan. Akhirnya kita tidur. Ditengah tidur nyenyakku, tiba-tiba aku terbangun gara-gara kebelet pipis lagi. Mau bangunin Gama kog g enak ganggu dia tidur. Mau bangunin Ikha juga sama. Akhirnya aku empet lagi aja. Karena aku kira waktu itu udah jam 4 pagi mungkin. Tidurku jadi g nyenyak. Sayup sayup masih terdengar suara obrolan dari tenda tenda tetangga. Masih asyik ngobrolin entahlah. Aku cuma bisa mengerjap ngerjapkan mataku berharap pagi segera datang. Sampai akhirnya anak lelaki juga terbangun karena kebelet juga. Hha. Disitu aku baru berani bangunin Gama buat nemenin ke bilik. Akhirnya lega.
Dari luar tenda seruan orang-orang menghitung mundur dan herteriak "happy new year". Ah kami baru saja melewatkan setahun bersama di ranukumbolo. Setelah itu suara curhatan dari luar tenda mereda. Mulai sepi. Mungkin mereka mulai memejamkan mata untuk tenaga di esok hari.
Selamat tahun baru 2017.
Find and be found. Semoga. Aamiin.
Bukannya kembali tidur, mas Ricky malah masuk tenda cewek. Jingkrung, terus Timo ikut. Eh diajak juga yang lain. Aku masih tidur yang lainnya sudah duduk melingkar. Dengan terpaksa oke aku duduk. Akhirnya mengeluarkan kartu. Aturannya angka yang paling besar bertanya sama yang angka paling kecil. Haha. Disitu akhirnya aku sedikit tau apa apa tentang mereka. Tentang rumor yang beredar di masyarakat. Tentang perasaan yang mereka rasakan. Untung aja kan aku orangnya g suka umbar sana sini jadi amanlah ya.
Akhirnya jadi ajang curhat giliran. Lucu juga. Sampai kita udah menthok g perlu lagi ada yang harus kita bongkar satu sama lain. Kita kembali ke tempat masing-masing. Tidur. Jam setengah 2 pagi kita kembali ke dalam sleepinh bag, memejamkan mata untuk menyambut esok hari.
Kami tidur nyenyak. Diselimuti udara dingin. Dinginnya itu lebih dingin dari pada di srumbung. Aku g boong. Jaket tebelnya nada aja belum cukup.
Oyasuminasai

Jumat, 17 Februari 2017

Dejavu

Cerita cutoff memang paling berkesan setiap bulan. Kalau dulu pas kita bisa kumpul berjejer didepan karena di keroyok BU. walau dikeroyok gitu aku seneng, soalnya kita lengkap. Ada Gama, ada Bayu yang g bisa santai, ada Dani yang g boleh kemana-mana, ada Andhita dan aku. Hha. Kita selalu bisa formasi lengkap kalau cutoff. Selalu ada hari panjang untuk tertawa dan terlelah bersama. Seperti itu aku sebut "kebahagiaan cutoff".

Kalau pas sekarang, mau digimanain juga g bakal bisa lengkap kayak dulu. Karena Gama udah g lagi nemenin aku. Dani dan Bayu sudah menjadi pertanyaan para Bu, kemana hilangnya dua lelaki itu. Dimana sekarang dua lelaki itu? Sedang apa sekarang dua lelaki itu? Apa kabar dua lelaki itu? Rindu mereka pun rinduku. Andhita yang sudah tak menyentuh apa-apa yang aku kerjakan. Aku sedih. Kata lain dari malas.

Tapi sedihnya aku bisa diobati kog. Sama peserta. Haha.

Iya. Hari cutoff ketika mereka juga berkumpul dihari yang sama. Yang selalu ramah. Yang kadang badmoodku langsung berubah jadi goodmood. Hanya dengan melihat mereka duduk diantara yang lainnya.
Akan terjadi scene dimana kita mulai ece-ecean satu sama lain. Dan candaan bapak BU yang kadang g terduga banget. Asal jangan tanya soal undangan, sop iga dan hal hal yang nyrempet kesitu. Yang sebenernya bisa bikin ketawa tapi nangis mesesegen di hati. Begitulah.

Jadilah hari ini cutoff 11bulanku. Antisipasi antrian, hari ini aku panggil nomor urut 1 lebih awal. Yah karena awal yang baim akhirnya juga akan baik. Karena akhir akhir ini aku memulai hari dengan aura sedikit negatif jadinya badmood. Tapi g buat hari ini. Aku udah happy. Senyum sapa salam. Dan saat memanggil peserta ternyata malah sama ibu BU yang dulu sempat berseteru karena g mau ikut prosedur. Eh aku g tau kenapa setelah 11 bulan berlalu, ibunya jadi ramah dan baik. Aku aja heran. Yah begitulah selain ramah tanggap dan informatif kita juga harus membumbuinya dengan kasih sayang. Haha. Kadang aneh, tapi sudahlah anggap keluarga sendiri atau malah seperti teman sepermainan.
Kita bertemu hanya sebulan sekali dan mungkin baru 11 kali. Tapi sudah seperti teman akrab. Begitu caraku membunuh kebosanan dan kepenatan. Bergurau sebisaku. Pasti aneh ya. Ah bodo amat.

Ingat kan sama postinganku soal bapak dan mas BU. Nah iya. Pas cutoff seperti ini kadang beberapa dari mereka datang bersamaan. Iya kamu bener. Sama kayak pas aku rasakan hari ini bahagia. Penghiburan lainku datang. Yah walau tidak berhadapan langsung. Tapi celoteh mereka masih bisa membuatku tertawa aneh.
Jadi pas rame-ramenya. Aku masih sok cool memberikan pelayanan prima. Terus Gama sliweran kayak g ada kerjaan. Wkwkwk. Padahal kerjaan dia menyangkut nasib orang-orang sekampung. Pas mak sliwer Gama lewat, aku cuma bisa mbatin "Gama pasti tau kebahagiaanku saat ini". Wkwkwkwk koplak. Dan pas selesai batin gitu. Pas Gama udah sampai mejanya. Tingtung. Satu pesan muncul di grup. Nah kan Gama emang tahu banget. Hha.
Semangat aku cethek banget sih.
Terus pas si Bapak BU terbahagia datang yang langsung melirik ke arahku terus senyum. Udah aku rasani juga lho pak. Akhirnya hadir juga bulan ini. Padahal dulu sering banget. Ini bapak adalah bapaknya temen smp. 
Bapak datang sesaat setelah si standupindogondokusuman duduk diantara kerumunan. Memilih duduk di deket tembok biar bisa nyender.
Abis itu sanyup sanyup terlihat lagi seorang duduk di paling belakang. Ah uis ah.. aku selalu merasa bersalah kalau gini mah. Kenapa????? Wkwkwkwk aku gila.
Bang tolong bang.
Nah kan. Pas Bapak sama Arip terus aku merasa "yah......🙁". Giliran aku udah berharap banget terus "yah....😢" keduluan Alfi. Wkwkwk. Dan saya terima sama embak temennya Abang Dhani. Aku pasrah bang udah lah kamu tau kan seberapa banyak yang diurus embaknya. Enggak banyak beneran. Tapi cukup lama buat aku melewatkan para dopaminku hari ini. Pasrah aku. Celotehan Bapak masih mengobati kepasrahan saya. Berkali-kali si Bapak bilang terimakasih. Duh pak padahal itu saya juga tanya-tanya dulu. Tapi jika memang ada peserta yang terbantu itu kebahagiaan kami.
Rencananya kedepan akan ada bola-bola penilaian dari peserta. Hem... pasti itu pada awalnya akan berpengaruh pada saya. Awalnya saja. Hha. Sebisa mungkin saya melakukan yang terbaik. Begitulah. Lah nulis kayak gini lumayan bisa buat mikir dan inget-inget lagi terus evaluasi diri. Wahahah.

Nah setelah Bapak selesai. Arip kebagian sama mas standup. Seperti biasa ece-ecean kembali tercetus seperti pertemuan sebelumnya. Aku masih menahan diri bersok profesional gagal. Hha. Dengan formasi alfi dan mas A. Aku dan embak MCW. Arip dengan mas standup. Apa yang terjadi sebenarnya. Kenapa seperti ini.  Kenapa? Aku langsung batin. Ya ampun dejavu aku. Ya walau posisinya beda sama bulan lalu. Tapi kan hampir mirip. Iya seperti ini. Lah kog si mas standup ngobrol sama mbak MCW "aku berasa dejavu". Aku yakin dia membaca pikiranku. Wkwkwk. Disitu aku semakin pasrah. Beberapa kali ece-ecean lagi.
Sampai akhirnya Arip harus Jumatan dan aku gantiin Arip sama mas standup. Iya mas standup emang g Jumatan. 😊 kayak jumat jumat yang lalu dia diantara mbak dan ibu BU hha cowok sendirian. Nah kan, ece-ecean thok isine.  Sampai aku kepo iya kan mas Dedy. Wkwkwkwk. Jadi siapa sebenarnya nama anda? Kita belum genap 10 kali tatap muka tapi udah kayak temen akrab.
Bahagianya pekerjaan ini aku bisa mendapatkan teman walau tak mengenal dengan baik. Siapa mereka. Tapi kita bisa tertawa bersama, saling bertukar lelah dan menertawakannya bersama. Meratap kemudian membuatnya menjadi lelucon garing. Yang hanya bisa ditertawakan kita saja. Kemudian terlihay aneh saat orang lain memandang.
Pas Arip pergi Gama dengan sigap langsung menempati singgasana lamanya yang sudah diwariskan ke Arip. Terus mas standup ngece anak gunung. Hem... dia g tau ya Gam setangguh apa senior kita ini. Senior Gama. Bos Gama. Bos Gengs. Master. Dan yang tau segalanya sejak kantoe belum berdiri hahahaha. Aduh... ngakak dewe aku.
Eh abis iu diajak naik gunung sama mas standup.

Pas banget postingan Gama di grup tak baca. Otomatis aku senyum-senyum gila sendiri. Sadarlah aku pasti dikira gila sama yang lainnya lha tapi gimana kan ya. Orang emang pengen ketawa terbahak sebenernya eh malah keempet jadinya senyum senyun gila.

Kadang aku tidak kenal mereka dengan baik. Tapi mereka memanggil namaku dengan benar. Tentu saja karena namaku terpampang nyata di depan. Disitu kadang aku merasa tidak adil terhadap mereka. Aku gagal menerapkan komunikasi terapeutik. Eh. Aku memang tidak sedang bermaksud menyembuhkan. Tapi aku rasa aku perlu ilmu itu dimanapun dan kapanpun saat aku berbicara dengan orang lain.
Semudah menyebut nama. Aku bahkan tidak hapal dengan nama-nama mereka. Okay.. aku akan mulai menghapalkannya. 😊