RSS

Kamis, 26 November 2015

TEMAN HIDUP

Woooooooooaaarrrggghhhhhhhhhh…..
Diamlah! Cinta adalah sebutir permata yang tak bisa kau lemparkan sembarangan seperti sebutir batu (Jalaludin Rumi)
Ehem,
Teman hidup. Tulang rusuk. Tulang iga. Iga bakar. Sop iga. Eeehhh
Jodoh.
Tiba-tiba saja di penghujung tahun ini teman-teman seangkatan berduyu-duyun bergiliran menjemput jodoh menuju pelaminan. Hal tersebut tentu saja disambut dengan rasa syukur bahagia. Eh, tapi yang lainnya malah gusar dan gelisah.
Tapi katanya.. Jodoh itu bakal datang tepat pada waktunya. Pas banget lah. Ada juga begini katanya Indah pada waktunya, kalau diburu-buru enggak jadi indah.
Ibaratnya sekarang kamu pengen banget nikah sama pacar, gebetan atau idola gegara mupeng sama temen-temen kamu yang uda nimang cucu, sorry, anak. Padahal sebenarnya mental kita masih kekanakan banget dan emang belum siap menjalin rumah dan tangga bersama jodoh. Jangan sedih, Allah sudah tahu kapan hari yang pas itu, dimana kita memang sudah siap lahir dan batin. Yang terburu-buru itu tidak baik kata orang tua yang lebih pengalaman. Udah nurut ajah. Hhi.
Banyak cerita yang bikin terharu, sedih, bahagia, kagum dan heran akhir-akhir ini. Penasaran enggak gimana cara Allah bakalan mempertemukan kita sama sang jodoh?
Sehari tadi bareng lagi sama teman galau, si L. Pembahasan kami tidak jauh-jauh dari ngomongin temen yang uda mau nikah, kita yang uda gusar gelisah pengen nyusul tapi kog belum ada yang nglamar. Haha.
Kemarin dulu pas kondangan ke rumah teman kami dapat tausiah soal persiapan menikah yang masyaallah luar biasa banget. Kita boleh lho membuat kriteria-kriteria buat calon pasangan kita kelak, mau yang sederhana sampai yang luar biasa. Enggak masalah. Terus tulislah semua kriteria idaman kalian. Temple ditembok kamar. Harapannya dengan kriteria itu kita sendiri akan berproses memperbaiki diri sesuai kriteria yang kita bikin itu. Katanya sih pasangan cerminan dari diri kita.
Langsung deh cari cermin.
So sweet itu kalau ada yang Cuma ngasih syarat “menerimaku apa adanya”. Aduh… leleh seleleh lelehnya. Ehm.. Tapi mesti enggak semudah itu ya, kadang kita masih pake syarat “menerimamu ada apanya?”.
Tapi saat dia bilang “menerimaku apa adanya” otomatis dia juga bakal “menerimamu apa adanya”.
Aarrgghhhhh……
Adanya adek Cuma begini bang.
Eh, bisa juga kan jodoh kita ternyata Cuma sahabat sebelah, tetangga sebelah, teman sebelah, di kota sebelah di benua sebelah..
Yang udah pacaran tahunan sampe jenggotan berdua, sssttt buruan nikah, karena kita enggak pernah tahu hari esok mungkin aja eh ternyata jodohnya temen sebelah tadi. Cinta tahunan kandas ditengah aspal.
Ternyata emang ada yang seperti itu juga. Ketika kamu setia menunggu walau tercampakan. Buah dari kesabaran itu manis katanya. Kekekekekeke. Enggak gitu juga sih, yang ada teman-teman kamu langsung berseru “emang cow/ cew di dunia ini cuma dia doank?”, iya cuma dia doank yang ada di hati ku. Langsung di jitak berjamaah.
Terus sekarang mungkin kita soksokan gusar padahal kalau kita tengok ke dalam hati ke dalam inti hati, ke dalam inti sel hati. Sebenarnya kita belum siap. Ahahaha. Tapi lagi-lagi soksokan karena enggak mau kalah ngehitzzzz.
Perkara jodoh itu bukan kayak milih pakaian di pasar, yang kadang kalau  enggak pas bisa ditukar esok harinya. Bisa juga sih ibarat beli baju di toko yang ada tulisannya “barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan”. Coba kalau kekecilan, beeehh seumur-umur pake baju sempit deritanya kayak apa, enggak bisa napas, apnea, henti nafas kan.
Kalau jodoh dipilih terburu-buru dan kurang pas ntar lama-lama pengen henti nafas inisiatif sendiri. Suicide.
Hah. Mau bagaimana lagi, jodoh itu rahasia Illahi. Penasaran banget kan ya gimana caranya dia datang. Semoga dengan cara yang santun.
“Pernikahan adalah  ikatan yang paling suci karena perjanjiannya tidak saja bersumpah atas nama tuhan, tapi juga oleh kedua hati yang sama-sama mengikrarkan cinta”
(K.H. Ahmad Mushtafa Bisri)

Bahagia kita itu kita sendiri yang menciptakan
Seperti apa kelak yang namanya jodoh (dia) itu buat kita, jangan lupa tetap bahagia sama dia ya?




Rabu, 18 November 2015

BFF #2

MAU KEMANA?

Tak terasa lima tahun lebih sudah kita lalui. Hanya dengan sekedipan mata saja, kita sudah harus kembali ke rimba yang konon katanya liar banget.
Hari tadi adalah terakhir aku merasakan ujian di kampus. Setelah ini? Jangan tanya lagi, tentu ujian hidup yang sesungguhnya akan datang bergantian. Kemana kita akan melangkah setalah ini?
Sedih sekali rasanya, saat aku tahu tidak aka nada lagi hari-hari bersama kalian. BFF. Kalian akan kembali kepangkuan ibunda, mencari restu demi segenggam uang untuk shopping time. Haha. Mana bisa setelah ini aku menggila lagi bersama kalian ya.
Hey, mau kemana kalian setelah ini?
Terus, apa kalian bakal balik ke kota yang telah menjadi saksi kealayan kita ini?
Di hari-hari akhir kita saja, semua sudah sibuk sendiri-sendiri. Apakah bisa kita berkumpul lagi berlima, tanpa harus menangisi takdir yang akan memisahkan kita? Bisakah kita duduk bersama kemudian menertawakan hal yang bukan tentang kita? Bisakah kita berbagi bahagia lagi?
Bagaimana ini, aku benar-benar sedih sekali hingga air hujan menembus genteng rumah. Walau diantara kita memiliki rahasia yang bahkan tak bisa saling kita bagi, ya beginilah persahabatan aneh kita.
Setiap tahun kita hanya bisa berkumpul seutuhnya dikelas itupun jika tidak ada yang bolos. Atau hanya 4-5 kali. Hari dimana teman bisa makan gratis. Semenjak kita terpisahkan oleh minat kita yang berbeda-beda, sepertinya kita sudah focus dengan kelompok masing-masing. Kita tak lagi membicarakan hal yang sama bahkan aku merasa kaku saat kita bersama.
Setelah kalian meninggalkan tempat ini. Setelah kita tak lagi satu lingkungan. Setelah teman baru menggantikan teman lama. Apakah kita masih bisa bertemu dan mentertawakan hal yang sama?
Persahabatan kita adalah yang paling tidak romantic dan tidak kreatif. Yang mudah frustasi karena ego masing-masing, yang selalu gagal kalau ngasih kejutan ulang tahun, yang cuek karena sudah tak mau lagi diperhatikan, yang selalu annoying dimana-mana, yang selalu ada persaingan didalamnya (yang baik tentunya), yang selalu berprestasi dan terdepan,.
Lima tahun lebih telah terlampaui. Banyak perubahan yang telah kita lalui.
Setelah ini, mau kemana kalian?

muka 5 tahun kita beda ya?