Woooooooooaaarrrggghhhhhhhhhh…..
Diamlah! Cinta
adalah sebutir permata yang tak bisa kau lemparkan sembarangan seperti sebutir
batu (Jalaludin Rumi)
Ehem,
Teman hidup. Tulang rusuk.
Tulang iga. Iga bakar. Sop iga. Eeehhh
Jodoh.
Tiba-tiba saja di penghujung
tahun ini teman-teman seangkatan berduyu-duyun bergiliran menjemput jodoh
menuju pelaminan. Hal tersebut tentu saja disambut dengan rasa syukur bahagia.
Eh, tapi yang lainnya malah gusar dan gelisah.
Tapi katanya.. Jodoh itu bakal
datang tepat pada waktunya. Pas banget lah. Ada juga begini katanya Indah pada waktunya, kalau diburu-buru enggak jadi indah.
Ibaratnya sekarang kamu pengen
banget nikah sama pacar, gebetan atau idola gegara mupeng sama temen-temen kamu
yang uda nimang cucu, sorry, anak. Padahal sebenarnya mental kita masih
kekanakan banget dan emang belum siap menjalin rumah dan tangga bersama jodoh.
Jangan sedih, Allah sudah tahu kapan hari yang pas itu, dimana kita memang sudah
siap lahir dan batin. Yang terburu-buru itu tidak baik kata orang tua yang
lebih pengalaman. Udah nurut ajah. Hhi.
Banyak cerita yang bikin
terharu, sedih, bahagia, kagum dan heran akhir-akhir ini. Penasaran enggak
gimana cara Allah bakalan mempertemukan kita sama sang jodoh?
Sehari tadi bareng lagi sama
teman galau, si L. Pembahasan kami tidak jauh-jauh dari ngomongin temen yang
uda mau nikah, kita yang uda gusar gelisah pengen nyusul tapi kog belum ada
yang nglamar. Haha.
Kemarin dulu pas kondangan ke
rumah teman kami dapat tausiah soal persiapan menikah yang masyaallah luar
biasa banget. Kita boleh lho membuat kriteria-kriteria buat calon pasangan kita
kelak, mau yang sederhana sampai yang luar biasa. Enggak masalah. Terus
tulislah semua kriteria idaman kalian. Temple ditembok kamar. Harapannya dengan
kriteria itu kita sendiri akan berproses memperbaiki diri sesuai kriteria yang
kita bikin itu. Katanya sih pasangan cerminan dari diri kita.
Langsung deh cari cermin.
So sweet itu kalau ada yang Cuma
ngasih syarat “menerimaku apa adanya”. Aduh… leleh seleleh lelehnya. Ehm.. Tapi
mesti enggak semudah itu ya, kadang kita masih pake syarat “menerimamu ada
apanya?”.
Tapi saat dia bilang “menerimaku
apa adanya” otomatis dia juga bakal “menerimamu apa adanya”.
Aarrgghhhhh……
Adanya adek Cuma begini bang.
Eh, bisa juga kan jodoh kita
ternyata Cuma sahabat sebelah, tetangga sebelah, teman sebelah, di kota sebelah
di benua sebelah..
Yang udah pacaran tahunan
sampe jenggotan berdua, sssttt buruan nikah, karena kita enggak pernah tahu
hari esok mungkin aja eh ternyata jodohnya temen sebelah tadi. Cinta tahunan
kandas ditengah aspal.
Ternyata emang ada yang
seperti itu juga. Ketika kamu setia menunggu walau tercampakan. Buah dari
kesabaran itu manis katanya. Kekekekekeke. Enggak gitu juga sih, yang ada
teman-teman kamu langsung berseru “emang cow/ cew di dunia ini cuma dia doank?”,
iya cuma dia doank yang ada di hati ku. Langsung di jitak berjamaah.
Terus sekarang mungkin kita
soksokan gusar padahal kalau kita tengok ke dalam hati ke dalam inti hati, ke dalam
inti sel hati. Sebenarnya kita belum siap. Ahahaha. Tapi lagi-lagi soksokan
karena enggak mau kalah ngehitzzzz.
Perkara jodoh itu bukan kayak
milih pakaian di pasar, yang kadang kalau
enggak pas bisa ditukar esok harinya. Bisa juga sih ibarat beli baju di toko
yang ada tulisannya “barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan”. Coba
kalau kekecilan, beeehh seumur-umur pake baju sempit deritanya kayak apa,
enggak bisa napas, apnea, henti nafas kan.
Kalau jodoh dipilih
terburu-buru dan kurang pas ntar lama-lama pengen henti nafas inisiatif
sendiri. Suicide.
Hah. Mau bagaimana lagi, jodoh
itu rahasia Illahi. Penasaran banget kan ya gimana caranya dia datang. Semoga
dengan cara yang santun.
“Pernikahan
adalah ikatan yang paling suci karena
perjanjiannya tidak saja bersumpah atas nama tuhan, tapi juga oleh kedua hati
yang sama-sama mengikrarkan cinta”
(K.H.
Ahmad Mushtafa Bisri)
Bahagia kita itu
kita sendiri yang menciptakan
Seperti apa kelak
yang namanya jodoh (dia) itu buat kita, jangan lupa tetap bahagia sama dia ya?