RSS

Senin, 20 Januari 2014

LOGO

ini adalah logo perusahaan saya. suatu saat nanti. bergerak di bidang kuliner, fashion, book store, dll
:3

ichiban purezento untuk iciban tomodachi :3


Kamis, 09 Januari 2014

Belajar Jepang bersama Harada-san.


Sudah obsesi bisa belajar bahasa jepang dari SMP. Ini pengaruh dari dragon ball yang sering aku tonton tiap minggu, dan sailormoon. Mungkin aku pengen mengingat kembali anime apa saja yang pernah aku tonton ditipi yang kebanyakan enggak sampai tamat. Pertama keinget banget adalah ranma ½, dragon ball, sailormoon, creamy mami, miki momo, fumofu, pokemon, digimon, kaptain tsubasa, naruto, one piece, fairy tail, p-man, conan, samurai x, ninja hatori, chibi maruko chan, bakugan, yugi oh... dan ohhhhh terlalu banyak sekali ternyata.
Setelah memendam keinginan belajar bahasa jepang belasan tahun (g sampai sih) akhirnya semester ini ada elective bahasa jepang dikampus, dan aku memutuskan les bahasa jepang di pusat bahasa jepang universitas. Aku merasakan lingkungan baru yang menyenangkan.  Walau seringnya lebih ke bercanda dari pada belajar.
Kami sudah hampir seminggu pertemuan di les-lesan. Tapi enggak pernah sekalipun kami yang sekelas ada delapan orang ini bisa masuk bersamaan. Parahnya lagi, pernah Cuma 2 orang saja yang berangkat (bukan termasuk aku). Akhir-akhir ini memang sedikit suka bolos, ini masalah jarak.
Hari kemarin, 7 Jan 2013. Kelas kita agak berbeda, karena kami kedatangan tamu dari Jepang. Bukan khusus ke Indonesia demi sekelompok kecil murid les ini sih.  Dia tinggi dan putih, matanya sipit. Lebih tinggi dari Ichi-san (native elective). Dan lebih kalem dari Ichi-san. Aduh kenapa jadi membanding-bandingkan. Gomen nasai Ichi – san.
Kinou Harada namanya. Dari kota Tokyo, asal aslinya sih dari Yokohama. Jadi mahasiswa Sastra Indonesia, padahal jurusan awalnya ekonomi (pas di Jepang sana). Harada-san karyawan perusahaan Jepang yang cabangnya sudah jelas ada di beberapa kota di Indonesia. Makanya Harada-san belajar bahasa Indonesia karena mau ditempatkan di sini.
Setelah Harada-san berkenalan, giliran kami yang terdiri dari murid level 3 (yang sudah lebih lancar bahasa Jepang) dan murid level 1 (yang masih jauh sekali) untuk berkenalan dan bertanya. Aku akan membahas beberapa pertanyaan (seingat aku aja).
“shumi wa nan desuka?” “watashi no shumi wa tennisu desu”. Harada-san suka bermain tenis di dekat RS JIH (bukan rawat jalan lho ya). Pertanyaan sederhana sampai pertanyaan agak nyleneh pun terlontar dari mulut murid-murid level 3 dan yang level 1 banyakan diam (aku sudah bilang mau pasif sih. Lho?). bukan karena itu, tapi karena bingung mau tanya apa? Bahasa Jepangnya apa? Ya begitulah.
Harada-san sudah mengunjungi beberapa kota di Indonesia, dari Jakarta, Bandung, Jepara, dan Bali. Beberapa hari lagi Harada-san mau ke Bali, setelah ujian. Mau surfing katanya. Orang jepang sepertinya sangat menyukai surfing ya (sampel 3 orang Jepang). Kata Harada-san  bahasa Indonesia itu sulit. Muzukashii. Iya sih, aku saja merasa itu sulit. Di Yogyakarta, Harada-san sudah ke Kraton, Taman sari, Borobudur (yang sebenernya itu di Magelang lho bukan Jogja) dan Prambanan. Disini sudah dari bulan Juni. Makanan kesukaan Harada-san di sini adalah tongseng kambing.
Ada yang bertanya “Harada-san mau ngomong apa?”, mendengar pertanyaan itu Harada-san jadi bingung sendiri. Jelas aja bingung, mau ngomong apa ya?. Hahaha. Kami sekelas tertawa. Harada-san ternyata suka AKB 48 lho, personil yang paling disukai itu, etto..., aku lupa. Hha. Dan pas JKT48 konser di Jogja Harada-san nonton. Mungkin lain waktu aku juga mau nonton. Aa, Harada-san tidak terlalu menyukai anime tapi dulu pas masih kecil suka nonton dragon ball juga lho. Kalau dorama, sering nonton pas masih kuliah, tapi karena sudah bekerja jadi jarang (mungkin terlalu sibuk sekali).
Bertanya usia itu sensitif sekali untuk orang Jepang (menurut materi begitu sih). Tapi tetap saja kita penasaran kan. Akhirnya ada yang bertanya “nan sai desuka”. Harada-san malah balik bertanya. “kalau menurut kalian berapa usia saya?”. Aduh, aku enggak bisa nebak, mukanya ambigu banget. Nekat aja ada yang jawab “hatachi” (kejauhan), ada yang “ni ju go sai” (masih salah). Harada-san usianya 30-an sekian. Harada-san bilang “mungkin kalau dikantor saya seperti orang usia 34 tahun (seumuran kakak aku) tapi mungkin karena saya di sini kuliah jadi lebih muda”. Harada-san sudah menikah. Sontak yang para cowok langsung bilang “tidak ada harapan buat kalian” sambil melihat ke arah kami yang cewek-cewek. Anaknya 2 kembar cewek-cewek, usianya 4 tahun. Bayanginya pasti unyu-unyu banget. Harada-san punya imoto (adik perempuan) yang tinggal bersama suaminya di Singapura.
Kemarin pas kelas Jepang, iseng aku bertanya ke sensei apa arti dari “Atarimae Taiso” yang pernah nonton di youtube pasti tahu, yang di Indonesia-kan jadi “Senam Yang Iya Iyalah”. Aku sedikit tidak percaya, masak sih artinya seengak jelas itu. Akhirnya tadi sama sensei di suruh tanya itu ke Harada-san. Dan jawabannya adalah sama kayak yang di youtube itu. Aku masih enggak percaya. Harada-san bilang yang mengartikan atarimae taiso ke dalam bahasa Indonesia adalah gurunya. Baru percaya. Hha. Itu hanyalah komedi katanya.
Kembali ke AKB 48. Ternyata di Jepang fans AKB48 itu yang berusia 30-an keatas, kebanyakan usianya di atas Harada-san lho. Sedangkan di Indonesia sendiri fans JKT 48 kan masih anak sekolahan SMP sampai kuliahan, itu membuat Harada-san terkejut. Eh, kami juga terkejut lho,di Jeapng  masak seusia itu suka anak-anak seusia AKB48 itu.
Harada-san kalau pergi-pergi naik sepeda motor tanpa memiliki SIM. Di Jepang sendiri kalau mau cari SIM mobil harus bayar 20-30jutaan. Ujiannya tertulis dan praktek. Makanya kursus terlebih dahulu biar langsung lulus. Lisensi dari Jepang tidak bisa digunakan di Indonesia karena peraturannya berbeda. Mungkin karena kemacetannya juga berbeda (eh?).
Jepang mendaftarkan makanan Jepang seperti Sushi, Sobamie ke Unesco sebagai warisan dunia. Itulah budaya Jepang yang paling nomor satu menurut Harada-san. Sedangkan “matsuri” yang paling terkenal menurut Harada-san itu Festival Kembang api, sama kayak perayaan tahun baru di Malioboro tapi 20kali lipat lebih meriah, 20kali lipat kembang apinya lebih gede. 100 meter katanya (agak ragu), mungkin 100 meter diameter kembang api yang sudah dilangit.
Ada yang bertanya tentang nama Harada-san. Pertama dijelaskan nama marganya yaitu “Harada”, dari kanji padang pasir (eh padang rumput, lupa) dan sawah. Dia bilang mungkin dulu nenek-kakeknya adalah seorang petani. Sedangkan namanya “Kinou”, dari 2 huruf kanji juga, yang Harada-san sendiri tidak bisa menjelaskan kanji pertama, kanji kedua artinya lahir, sama seperti kanji yang ada di kata “sensei”.
Yang terakhir, sensei ngobrol asyik sama Harada-san pada ngomongi HIROAKI KATO. Ya, ya, ya aku tahu Hiro-san. Tenyata di Jepang Hiro-san adalah seorang penyanyi, aktor dan penerjemah. Setahuku Cuma penyanyi saja. Hiro san pernah tinggal di Yogyakarta, dulu pernah ikut siaran “ichigo” di SwaragamaFM. Pernah menyanyikan lagunya Letto, dan sekarang suaranya Hiro-san masih bisa didengar jadi endingnya acara Ichigo.
Satu lagi, Harada-san pro sama yang namanya poligami. Ya ampun (tepok jidat). Tahun ini novel laskar pelangi akan diterbitkan di Jepang dalam bahasa Jepang lho (ya iya lah *red: atarimae). Judul Jepangnya “niji no........”, Harada-san kesulitan menerjemahkan kata Laskar.

Senin, 06 Januari 2014

gambar gambar saya

kyaaaaa.... ini adalah karakter yang selama ini saya gambar berulang-ulang..

ini tiga sahabat, nene itu gadis yang ceria, ah hime juga sama. tapi kaleman nene sih. yoko itu dari jepang ceritanya. hhe
suka sekali gambar ini... <3 hha. terlihat romantis ya *dari mananya coba.

 *kore wa himitsu desu*

ini lukisan gunung fuji versi saya.. kata temen bagian pohon bambunya keren *hanya bagian pohon bambu saja.

kalau yang ini gambar gunung merapi, dilihat dari jembatan teknik UGM. hha.. mungkin lebih tepat gambar absurd..